"Jung?"
Seokjin mengetuk pintu kamar Jungkook dan memanggil namanya pelan, takut jika si pemilik Kamar sudah tidur, ini hampir tengah malam omong-omong.
Namun rupanya si manis masih terjaga karena pintu kamar perlahan terbuka, "Ya, Tuan?"
"Berhenti memanggilku tuan, Jung."
Si manis menunduk, "B-baik... ada yang bisa saya bantu?"
Seokjin terlihat gelisah, berulang kali menoleh kanan dan kiri memastikan apakah ada saudara-saudaranya yang berkeliaran atau tidak.
"Kau menghindariku?"
Jungkook tergagap, ia tidak bermaksud menghindari Tuannya, ia hanya merasa.. tidak benar. Apalagi setelah insiden ciuman itu.
Jungkook menggeleng pelan, "Saya tidak bermaksud begitu, maafkan saya, Tuan."
"Kau marah karena aku menciummu?" Tanya Seokjin menuntut.
"Siapa yang tidak marah jika dicium secara tiba-tiba? Apalagi kita tidak memiliki hubungan.." Jawab Jungkook balas menuntut.
"Maka mari kita berhubungan"
Jungkook langsung mendongak, menatap Pria tampan yang lebih tinggi darinya itu dengan tatapan terkejut.
"T-tuan.."
Seokjin terkekeh sinis, "Kenapa? kau tidak bisa? apa ini ada kaitannya dengan seseorang yang kau sebut Bogum-hyung itu?"
Darimana dia tau?
"Aku pernah mendengarmu telepon dengan seseorang dan menyebut nama Bogum. Siapa dia?"
Oh lihatlah, Seokjin seperti seorang kekasih yang cemburu buta!
Jungkook menggeleng risih, ini privasinya, tidak sepatutnya Seokjin mengorek terlalu dalam kehidupan pribadinya yang tidak bersangkutan dengan pekerjaannya, "Sudah malam, Tuan. Saya ingin istirahat." Ucap Jungkook sesopan mungkin, kemudian berbalik hendak menutup pintu kamar dari dalam.
Namun Seokjin menahan tangannya dan menarik Jungkook kedalam pelukannya. "Biarkan aku memelukmu sebentar, Jung." Bisiknya.
Jungkook terlalu terkejut untuk merespon lebih, "T-tuan.. saya.."
Lengan kuat Seokjin merengkuh erat tubuh kecil itu, mencium lembut bahu Jungkook dan merebahkan dagunya disana.
"Aku tidak peduli siapa Bogum itu, aku hanya menginginkanmu, Jung. Aku menyadari bahwa perasaanku padamu kini lebih dari sekedar Tuan dan Asisten, aku benar-benar menginginkanmu... dan kurasa, semua saudaraku memiliki perasaan yang sama padamu."
Hah?
**
"Tuan Taehyung, kenapa susunya tidak dihabiskan?" Tanya Jungkook setengah jengkel pada Tuannya yang kini sibuk bermain game di komputer miliknya.
Taehyung menoleh sekilas, "Oh, aku akan meminumnya nanti."
"Tidak tidak, anda harus meminumnya sekarang. Kalau sudah dingin rasanya tidak enak."
Diam-diam Taehyung tersenyum, perhatian sekecil ini sudah ia dapatkan sejak hari pertama Jungkook bekerja di Rumah ini, dan Taehyung menikmatinya.
Ia pun menurut, meninggalkan game nya sejenak untuk meminum segelas susu hangat yang diantarkan Jungkook ke Kamarnya.
Ia melihat perhatian si manis terfokus pada layar komputer miliknya, apakah Jungkook tertarik dengan game sepertinya?
"Kau mau bermain denganku?"
**
"TUAN CURANG!"
"HAHAHAHAHA!!!"
"Tidak adil! Ayo mulai lagi! Aku akan mengalahkan Tuan!"
Taehyung tersenyum remeh, "Kau tidak bisa, Jung. Aku ini jago sekali, lho."
Mendengar ucapan menyebalkan itu, membuat Jungkook menggeram kesal, ia kembali fokus kedepan, berusaha menyerang Tuannya dalam permainan Game.
Berbeda dengan Taehyung yang kini sibuk memperhatikan Jungkook. Si manis yang kini sibuk menggerutu dan antusias memenangkan permainan yang sudah Taehyung menangkan sejak awal. Hmm.. tidak ada salahnya untuk sesekali mengalah, kan?
"YEAYYY! AKU MENANGG!!"
Jungkook berteriak senang, ia bahkan tanpa sadar memeluk Taehyung di sebelahnya untuk merayakan euforianya. Membuat si Tuan Muda terpaku dengan jantung yang hampir berhenti berdetak.
"Aku menang! Aku menang!"
Taehyung tidak peduli. Kedua tangannya terangkat untuk melingkar di pinggang ramping Jungkook dan balas memeluknya erat.
Jungkook tersadar, "Tuan.." Lirihnya, Tangannya berusaha mengurai pelukan keduanya, namun Taehyung menahannya.
"Biarkan begini sebentar, Jung.."
duh..
***
Taehyung terkekeh geli, Jungkook benar-benar tertidur di pelukannya.
Tadi si manis sudah berulang kali meminta untuk dilepaskan pelukannya, namun Taehyung menolak dan malah membawa Jungkook untuk duduk di pangkuannya agar pelukan keduanya semakin erat.
Hal ini menyadarkan Taehyung akan satu hal, ia mulai mencintai Asisten pribadinya ini.
Sejak kedatangannya di rumah ini, perilakunya yang sopan dengan cara bicara yang lembut dan santun, membelanya setiap saat ketika ia bermasalah di Sekolah, bahkan selalu menemaninya yang sering merasa kesepian di Rumah besar ini lebih dari saudara-saudaranya yang lain yang begitu sibuk.
Perhatian semacam ini belum pernah diberikan oleh siapapun, karena kedua orangtuanya sudah meninggal sejak ia bayi. Dan Jungkook melakukannya, meskipun itu karena tuntutan pekerjaannya, Taehyung tidak peduli.
"Aku mencintaimu, Jung." Bisiknya pelan.
Perlahan Taehyung mendekatkan wajahnya pada Jungkook, dan mengecup tepat di bibirnya, lama sekali.
Hingga seseorang melintas di depan pintu kamar Taehyung yang sedikit terbuka, dan melihat semuanya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]
Fanfic[⚠️BXB AREA! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!⚠️] Jungkook hanya ingin bekerja untuk melunasi hutangnya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa keputusannya untuk menerima pekerjaan dari salah satu Konglomerat terkenal di Negeri ini akan membuatnya terje...