Part 11

2K 197 33
                                    

Jungkook menghindarinya.

Seokjin mendesah lelah. Hari ini jadwalnya cukup padat membuatnya uring-uringan pada Beomgyu sejak tadi, yang ia harapkan, ia akan disambut oleh Jungkook setibanya dirumah.

Namun si manis itu malah bersembuyi setiap berpapasan dengannya di Rumah. Hingga sore hari, Jungkook bahkan sibuk bersembunyi di ruang kerja Yoongi, entah apa yang dia lakukan disana.

Pemuda dengan wajah dingin dan mata sipit yang kini sibuk membaca lirik lagu di beberapa kertas yang berceceran di meja Studionya, mengabaikan si manis yang sejak tadi berusaha menawarkan bantuan.


Bukannya tidak mau, ia hanya... malu.


Jungkook itu tipenya sekali. Sejak kedatangannya di Rumah ini, Yoongi jadi jarang menghabiskan waktu di Luar Rumah seperti dulu. Ia akan berlama-lama di Rumah untuk mendapatkan atensi dari si Manis.

Cara bicaranya yang lembut, kesabarannya, senyumannya, dan perhatiannya benar-benar menarik perhatian si dingin.

Perlahan ia melirik Jungkook yang kini duduk bersimpuh di lantai yang dilapisi karpet tebal dan sibuk melipat kertas di depannya untuk menghilangkan rasa bosan. Yoongi terkikik dalam hati, si manis itu benar-benar polos dan lucu. Hingga mata sipitnya menyadari kertas apa yang sedang dilipat oleh Jungkook.


"Jung"


Si manis mendongak, "Ya, Tuan?"

Yoongi menggaruk tengkuknya canggung, "Emm.. yang kau lipat itu... sebenarnya berkas penting"

Jari Jungkook sontak berhenti bergerak, begitupun detak jantungnya yang seolah ikut berhenti bekerja.

"Aku lupa menyimpannya, kupikir hanya aku yang keluar-masuk ruangan ini, jadi kubiarkan disana. Omong-omong itu berkas kerja sama dengan Agensi yang membeli laguku senilai hampir 12 Juta Won. Berkas itu belum ku tanda tangani untuk mencairkan cek" Lanjut Yoongi santai.

Tangan Jungkook bergetar, menatap kertas berharga yang kini sudah berbentuk perahu.

"T-tuan... saya.. maaf..."

"Hei tidak apa, lakukan apapun sesukamu, aku tidak marah" Yoongi tersenyum manis, ia bahkan bangkit dari kursi kerjanya dan ikut duduk di lantai.

"Kau suka membuat origami?" Tanyanya santai.

Namun Jungkook tidak berani menjawab. Ia hanya menunduk takut, tubuhnya bergetar hebat namun tidak menangis.

Bayangan 12 Juta Won melayang karena ulahnya membuat Jungkook tak punya nyali untuk menghadapi tuannya.



Apakah setelah ini ia akan dipecat?

Lalu bagaimana dengan hidupnya setelah ini?

Bagaimana ia bisa membayar tagihan Rumah Sakit Bogum nanti?

Bagaimana-



"Kau baik-baik saja?"

Mata bulat itu akhirnya menatap mata Tuannya.

"Maafkan saya, Tuan. Saya akan menyetrika kertas ini segera!" Jungkook segera meraih perahu kertas buatannya dan bangkit dari duduknya, kemudian lari terbirit-birit keluar Ruangan Yoongi menuju Ruang Laundry, bahkan Yoongi belum sempat menahannya.

Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang