"Kenapa dia ada disini?" Tanya Hoseok pelan, setelah mengambil tempat untuk duduk di sebelah Yoongi.
Yoongi mengangkat kedua bahunya acuh, namun tangannya terangkat untuk mengelus punggung kecil itu dengan lembut.
"Bisa kau urus beberapa berkasku? Si manis ini baru saja merusakkannya. Tenang saja, dia tidak sengaja" Jelas Yoongi santai.
Apa tadi?
Hoseok mengangkat sebelah alisnya, "Kau panggil dia apa tadi? Manis?"
"Ah, ya" Yoongi tersipu sendiri, sebuah ekspresi yang belum pernah dilihat oleh Hoseok sepanjang hidupnya, wajah putih itu bahkan memerah hingga ke telinga.
"Jangan bilang.. kau juga menyukainya?"
Kini giliran Yoongi yang keheranan, "Maksudmu, kau juga?"
**
Jimin menatap nanar sepatu mahalnya yang kini sudah kotor karena lumpur, padahal sepatu itu mahal sekali.
"Jika Kakek tau, aku pasti mendapat masalah" Keluhnya.
Jungkook yang hari ini mendapat Jadwal untuk mengantar Jimin ke tempat Les Bahasa Inggris mendengar keluhan pemuda itu dari luar kamar. Ia pun masuk kedalam untuk memastikan keadaan Tuan Mudanya, "Ada apa, Jimin?"
Pemuda bermata sipit itu menoleh dan menunjukkan sepatunya yang malang, "Aku diganggu beberapa anak SMP tadi saat pulang sekolah sendirian. Ini semua salah Taehyung yang meninggalkanku sendirian!"
Si manis tersenyum lucu dan meraih sepatu Jimin, "Ini tidak hanya kotor tapi juga rusak. Coba lihat, beberapa bagiannya udah sobek" Ucapnya sambil menunjukkan kerusakan pada Sepatu itu.
"Dan bagaimana bisa Siswa SMA yang sering tawuran sepertimu bisa dikalahkan anak SMP, hm?"
Jimin merengut lucu mendengar nada ejekan dari Jungkook, "Sudah kubilang mereka sekumpulan anak SMP, dan aku sendirian. Jelas saja aku kalah!"
"Ahaha.. iya-iya" Jungkook mengelus rambut Jimin lembut, "Kau tidak melawan mereka?" Tanya Jungkook pelan.
Jimin menggeleng pelan, menikmati usapan lembut di rambut tebalnya, "Mereka masih terlalu kecil untuk bertengkar denganku. Walaupun berandalan begini, aku hanya memukul orang yang seusia denganku" Ujarnya bangga.
"Anak pintar..."
"A-apa?"
Jungkook mengangkat alisnya, "Ada apa?"
"Tidak, tadi.. kau sebut aku apa?" Tanya Jimin memastikan.
"Anak... pintar?" Ulang Jungkook ragu. Apa ada yang salah dari kalimatnya?
Namun respon yang ia dapatkan adalah isakan kecil dari Tuan Muda dihadapannya. Jimin terlihat menutup wajahnya dengan kedua tangannya untuk menutupi wajah basahnya saat ini, bagaimanapun juga ia malu terlihat cengeng didepan si manis.
"Belum ada yang memujiku sepertimu sebelumnya" Ucap Jimin pelan, kedua tangannya sibuk menyeka air disekitar mata sipitnya.
"Aku selalu mencari perhatian dari dulu pada semua orang disini, tapi mereka tidak pernah peduli. Padahal yang aku inginkan hanya ucapan sepele seperti tadi" Lanjutnya.
Ah, Jungkook mengerti. Tuan Mudanya ini hanya ingin diperhatikan oleh keluarganya, namun mereka semua terlalu sibuk untuk memberikan hal sekecil ini.
Si manis memutar otak untuk mengembalikan keceriaan Tuan Mudanya ini, bagaimanapun, Jimin adalah tanggung jawabnya sekarang.
"Jimin, mau bolos les?"
Hah?
**
"Kenapa es krimku rasa matcha?" Jungkook merengek tak suka.
Jimin tertawa geli, "Kau bilang terserah tadi, salah sendiri"
Kini mereka berdua sedang berada di pusat perbelanjaan terbesar di Kota ini. Berawal dari ajakan bolos oleh Jungkook, dan berakhir dengan mereka berjalan-jalan berdua sembari mencari sepatu baru untuk Jimin.
Setelah mendapat Sepatu yang Jimin inginkan, mereka mulai berjalan-jalan menikmati sore berdua sembari membeli jajanan.
"Aku tidak suka rasa Matcha.." Jungkook memohon untuk menukar es krim miliknya dengan milik Jimin yang berasa vanilla.
"Ada syaratnya" Ucap Jimin jahil.
Oh ayolah!
"Cium aku dulu"
Hah?
Jungkook membelalak kaget, apa yang ada di pikiran anak SMA ini? Bagaiman bisa dia dengan enteng mengatakannya?
Sedangkan Jimin terkikik pelan. Ia hanya berniat menjahili Jungkook. Lagipula tidak mungkin Asisten pribadinya dan saudara-saudaranya ini mau menciumnya hanya untuk menukar es krim yang bahkan sudah ia gigit pucuknya, iya kan?
Cup!
Baik Jimin maupun Jungkook terlihat sama-sama terpaku beberapa detik setelah si manis mengecup pelan pipi Jimin.
Dengan canggung, Jungkook meraih es krim milik Jimin, dan menukarnya dengan miliknya, "Sudah kucium, kan? Sekarang es krim vanilla ini punyaku, ya.. hihihi" Ucapnya riang, kemudian berbalik dan berjalan santai mendahului Jimin yang masih terpaku.
Ah, rasanya Jimin ingin membeli seluruh pabrik es krim vanilla untuk ia berikan pada Jungkook agar ia bisa mencapat kecupan setiap hari, pikirnya jenaka.
"Tunggu, apa? Kenapa aku berpikir seperti itu?"
To Be Continue.
######
Pendek banget ya wkwk. mumpung buka laptop habis ngerjain uts, kepikiran buat lanjutin cerita ini dikit-dikit, ternyata emang sedikit banget wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie! [Jeon Jungkook X BTS]
Fanfiction[⚠️BXB AREA! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!⚠️] Jungkook hanya ingin bekerja untuk melunasi hutangnya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa keputusannya untuk menerima pekerjaan dari salah satu Konglomerat terkenal di Negeri ini akan membuatnya terje...