Zavier dan Baron melangkahkan kakinya memasuki ruangan bernuansa eropa kuno dengan lukisan mengerikan di sekelilingnya. Mata tajamnya terfokus kepada satu titik, Damian. Damian yang telah mengetahui kedatangan Zavier pun lantas menyunggingkan senyum miringnya. Di ruangan itu tidak hanya ada Damian, di sofa maroon itu sudah duduk dua vampire tampan yang Zavier tahu betul siapa mereka. Ya, Eric dan Cristian.
" Akhirnya kau datang, silahkan duduk. "
" Ku rasa kau sudah mengetahui maksud kedatanganku, Damian. "
" Tentu, saudaraku. "
Zavier melirik sang adik yang masih setia berdiri di sampingnya, Baron masih berdiri tegap dengan mata terfokus ke depan. Zavier berjalan dan duduk tepat di tengah-tengah Eric dan Cristian. Damian berjalan ke belakang sofa dan memegang kedua bahu Zavier.
" Kau sudah siap? "
Zavier mengangguk pasti, Eric dan Cristian masing-masing memegang pergelangan tangan Zavier. Eric adalah vampire yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi seseorang, sementara Cristian adalah vampire yang memiliki kemampuan menghentikan pergerakan lawan dengan hanya memikirkan namanya.
Damian menutup mata Zavier perlahan dengan satu tangannya. Seketika tubuh Zavier terhentak dan di sini lah ia, di kamar Isabella. Mata tajamnya menangkap sesosok gadis yang sedang tertidur lelap. Ia mendekat dan menatap jelas raut wajah Isabella, rahangnya mengeras. Gadis ini, gadis ini sangat mirip dengan kekasihnya dulu. Kekasihnya 500 tahun lalu yang dengan terpaksa ia bunuh karena tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya.
Mengapa harus dengan cara seperti ini ia bisa menemui Isabella? Bukan kah vampire bisa berlari dengan cepat? Ya, itu pertanyaan bagus. Zavier adalah manusia yang di takdirkan menjadi vampire pada usianya yang baru menginjak 20 tahun. Zavier memiliki kemampuan membutakan lawan, mengontrol pergerakan lawan dan membuat lawan jatuh tak berdaya hanya dengan berkontak mata dengannya. Aset berharga yang tidak di miliki keluarga Charles, tapi satu kekurangannya ia tidak seperti vampire pada umumnya. Zavier tentu saja bisa berlari dengan cepat, namun ia memiliki trauma besar terhadap kerumunan manusia. Jika ia terpaksa menyamar, Baron harus ikut serta menemaninya. Jika tidak, ia mungkin akan hilang kontrol dan membunuh semua manusia di sekitarnya.
Zavier mendekatkan wajahnya dengan Isabella, menatap seluruh wajah itu dengan teliti tanpa ada satu pun yang terlewatkan. Wajah yang sama persis dengan 500 tahun lalu, saat terakhir kali ia mencium bibir Charlotte dan pamit pergi untuk berburu di hutan timur dan berakhir bertemu dengan Charles yang terpaksa merubahnya menjadi vampire.
Damian perlahan menyingkirkan tangannya, mata Zavier terbuka dan bersamaan dengan itu Eric dan Cristian melepaskan genggamannya.
" Gadis itu benar-benar mirip dengan Charlotte, Damian. "
" Ya, aku melihatnya. "
" Apa gadis itu adalah reinkarnasi dari Charlotte? "
" Ya, dan itu sangat berbahaya bagi kaum kita. Aku melihat gadis itu telah di jadikan target oleh Artur."
Zavier berdiri dan berbalik menghadap Damian, ia tidak habis pikir kehadiran gadis itu sangat berdampak bagi keluarganya. Entah ia harus senang karena rindunya bisa terobati jika melihat Isabella, atau harus kesal karena kehadiran gadis itu yang sudah lebih dulu di ketahui oleh Artur.
" Jika kau ingin kedudukan keluarga kita tidak di rebut oleh Artur, kau harus bergerak cepat Zavier, karena ini semua tergantung padamu. Gadis itu masih memiliki ikatan yang kuat denganmu tanpa ia ketahui. "
" Apa yang membuat Artur menginginkannya? "
" Keturunan darinya. "
" Shit. "
Baron menepuk pelan bahu Zavier, sedikit membuat kakaknya itu tenang agar bisa berfikir jernih. Ia tahu betul bahwa kakaknya ini memiliki emosi yang susah untuk di kendalikan.
" Lalu, Damian. Apa yang bisa Zavier lakukan? "
Damian tersenyum ke arah Baron dan mengangguk, ia berjalan dan berdiri tepat di hadapan Zavier. Satu tangannya memegang bahu kokoh Zavier.
" Hanya ada dua pilihan, bunuh gadis itu secepatnya atau ubah ia menjadi vampire sebelum purnama kedua. "
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS
FantasyAku adalah seorang gadis polos berhati malaikat, sebelum kau datang merubahku menjadi seorang iblis. -𝐼𝑠𝑎𝑏𝑒𝑙𝑙𝑎 Aku adalah seseorang yang di takdirkan menjadi iblis, sebelum kau datang dan menghidupkan kembali detak jantungku. -𝑍𝑎𝑣𝑖𝑒𝑟 A...