Aku adalah seorang gadis polos berhati malaikat, sebelum kau datang merubahku menjadi seorang iblis. -𝐼𝑠𝑎𝑏𝑒𝑙𝑙𝑎
Aku adalah seseorang yang di takdirkan menjadi iblis, sebelum kau datang dan menghidupkan kembali detak jantungku. -𝑍𝑎𝑣𝑖𝑒𝑟
A...
Aku menatap dirinya dari kejauhan, bayangan itu sangat jelas menggambarkan sesosok pria tampan dengan rahang tegas. Aku melangkah perlahan, mencoba mendekat ke arahnya. Namun sebelum aku memegang nya bayangan itu lenyap entah kemana. . . .
Aku berlari sembari berteriak ke penjuru istana, dengan langkah tergesa-gesa aku menuruni anak tangga. Aku tersenyum mendapati lukisan besar yang terpajang tepat di samping bunga mawar kesayangan ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan senyum yang masih menghiasi wajahku, aku mengusap bingkai foto itu. Aku tidak henti-hentinya memuji pria tampan yang besanding dengan ku di foto ini.
" Charlotte dimana kau? "
" Aku di sini "
Aku tersenyum mendengar suara lembut ibuku, ia menghampiriku tapi dengan raut wajah yang sulit di artikan. Aku dengan cepat memeluknya dan memegang kedua tangannya. Demi Tuhan, aku sangat mencintainya.
" Pangeran .. "
" Ya? Ada apa dengan pangeran? "
" Pangeran hilang nak "
" APA ??! "
Aku melepas genggamanku pada tangannya, aku menggeleng. Ia memelukku dan mengusap punggungku.
" Tenang lah nak, ayahmu telah mengerahkan seluruh prajurit istana untuk mencari pangeran "
" Aku sudah berkata padanya untuk jangan pergi ke sana tapi ia tidak mendengarkan ku .. "
Aku menangis di pelukan ibuku, baru beberapa menit lalu aku tersenyum membayangkan pesta pernikahan ku dengannya esok. Tapi apa? Sekarang yang aku lakukan hanya bisa menangis dan berdoa agar pria yang sangat aku cintai itu kembali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku terbangun dengan wajah yang memanas, apa aku menangis? Aku memegang pipiku yang sudah basah oleh air mataku. Aku mendudukkan tubuhku, menyalakan lampu tidur dan mengusap kasar wajahku. Lagi-lagi mimpi yang sama tetapi berbeda alurnya. Apa sebenarnya? Ada apa denganku?
Pria itu .. Aku tidak bisa dengan jelas mengingat wajahnya serta wajah orang yang aku panggil dengan sebutan ibu, aku hanya mengingat diriku, diriku yang berbeda di foto itu. Berbalut gaun putih nan anggun, layaknya putri kerajaan sesungguhnya. Aku mengambil ponsel ku dan berniat menelpon Angel untuk menceritakan semuanya. Namun, sebelum aku menekan kontaknya aku di kejutkan dengan lolongan serigala yang sepertinya berasal dari samping rumahku.
Aku dengan cepat berdiri, membuka pintu kamar ku dan berjalan ke arah balkon. Mataku menyapu seluruh halaman samping rumahku, tidak ada apa-apa hanya ada pepohonan rindang yang tertiup angin. Aku menggeleng dan kembali masuk, sepertinya akhir-akhir ini aku jadi sering berhalusinasi.
" Serigala? ... "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Apa kau yakin mendengar suara serigala? "
" Telingaku masih bisa menangkap suara dengan jelas, dan aku yakin itu adalah lolongan serigala "
" Tapi yang aku tahu, tidak ada serigala di sekitar sini "
" Benarkah? "
Aku bersender di kursi seraya menatap ke luar jendela, kendaraan berlalu lalang dengan kebisingan yang sudah biasa ku dengar. Aku melihat ke arah Angel, ia sedang asyik dengan buku horornya.
" Angel, ada apa dengan taman kota yang sudah terbengkalai itu? "
" Taman kota? "
" Kemarin malam saat pulang latihan, aku melewati jalan itu. Aku melewati jalan setapak dan hutan kecil yang gelap. Aku pikir akan lebih cepat sampai jika melewati jalan itu, tapi aku melihat sepasang kekasih yang berputar arah sepertinya.. "
Angel menurunkan buku di tangannya, menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia menggeleng dan melipat kedua tangannya di dada. Aku hanya menunggu pernyataan yang keluar dari bibir tebalnya itu.
" Sudah lama sejak taman itu di tutup, tidak ada yang berani melewati jalan setapak itu "
" Ada apa? "
" Taman itu di tutup karena setiap orang yang berjalan di sekitar situ, atau hanya sekedar duduk bersantai maka akan di temukan tewas keesokan paginya dengan luka gigitan yang sama di leher mereka "
Aku menelan ludah ku dengan susah payah, mencoba membenarkan posisi dudukku, mendengarkan cerita Angel dengan seksama dan teliti. Aku tidak berkata aku percaya sepenuhnya tapi aku sepertinya lumayan tertarik dengan cerita Angel. Terlebih benar tidaknya cerita yang ia sampaikan, aku hanya ingin tahu seberapa besar mitos itu tersebar di kota ini.
" Karena warga yakin jika itu bukan lah ulah manusia atau hewan, maka warga setempat sepakat untuk tidak membuka taman kota itu lagi "
" Lalu siapa yang membunuh mereka? "
" Menurutmu, bekas gigitan di leher dengan tubuh membiru kaku. Siapa yang ingin bersusah payah membunuh orang dengan cara menggigit lehernya? Ular pun tidak mungkin menggigit leher manusia "
" Tapi, mengapa tidak ada yang berani melewati jalan setapak itu? Bukan kah akan lebih cepat jika melewati jalan itu? "
Angel menyeruput kopi di hadapannya, menaruh kembali gelas putih itu dan menatapku. Ia tersenyum dan tertawa.
" Hey, orang bodoh mana yang mau bertemu dengan vampire dan berakhir tewas keesokan paginya? "