duapuluh

2.5K 283 6
                                    

Gak nyangka ihh udh part 20,
Pdhl diawal aku udh ngira cerita ini gak bakal sampai 20 atau bahkan 15 part, eh tp skrng udh 20 aja wkkw.

Btw Ati ati oleng wkwk

Happy reading!



•  •  •

Seorang laki laki yang kini berada didepan cermin toilet. Wajah frustasi tampak terlihat di wajah tampannya. Semakin ia melihat wajahnya, semakin besar pula emosi yang ada didalam dirinya.

Tangannya terkepal, ada emosi yang ingin ia salurkan sejak dulu. Ada rasa marah yang sudah tak kuasa ia tahan. Tapi lagi lagi ia harus menahan itu semua.

Dia lelah

"Sampai kapan gue harus begini?" Tanyanya lalu mengusak usak rambutnya dengan kasar.

Lelaki itu memejamkan mata menahan diri agar bisa menahan emosi dalam dirinya, hingga tak sadar setetes air mata jatuh dipelupuk nya.

"Gue cape."

"Gue cape harus begini terus!"

"Kapan semuanya akan berakhir?!"

"ARGHHH!!" Tangannya menonjok dinding disamping kaca tadi. Tak peduli dengan tangannya yang kini mengeluarkan darah.

Setelah itu laki laki itu menunduk, nafasnya tampak tak beraturan. Lalu tak lama kembali mendongak, berjalan menuju depan kaca.

Dia bisa melihat seberapa berantakannya dirinya, seulas seringai tampak dibibirnya. "Apa dengan membunuh ini semua selesai?"

"Kakak gak pulang?" Tanya anna yang melihat mark masih di kamar rawatnya, padahal hari sudah gelap.

"Gak aku nginap disini." Ujar Mark.

"Eh gak usah, kakak mending pulang aja. Kakak kan baru sampai pasti cape."

"Gapapa."

"Ih kak, beneran gak usah."

"Terus kalo aku pergi kamu sama siapa?" Tanya Mark lembut.

"Kan ada anak anak kak."

"Mereka aku suruh pulang."

"Yaudah aku sendiri gapapa kak. Aku udah gede juga."

"Gak, ngapain harus sendirian kalo aku bisa nemenin kamu." Ucap mark yang kini tersenyum manis ke arah anna.

"Kakak ih." Rengek anna membuat mark tertawa. Ini anak sama ibu kenapa sama sama lucu sih, mark kan jadi gemes.

"Mau jalan jalan keluar gak?" Tawar mark.

"Kemana?" Tanya anna.

"Ke taman rumah sakit."

Anna sedikit berpikir, lalu kemudian mengangguk. "Boleh deh, aku juga bosen dikamar terus." Manyum anna.

"Yaudah tunggu disini, aku cari kursi roda dulu."

"Ih aku bisa jalan kok."

"Udah nurut aja, jangan protes." Anna kembali manyum mendengar ucapan Mark.

Setelah mendapatkan kursi roda, mark membawa anna ke taman rumah sakit.

"Kak pesan makan dong, aku kangen makan makanan luar. Bosen banget tau makan makanan rumah sakit, mana gak enak lagi." Omel anna tak lupa bagaimana mimik wajahnya yang selalu berubah ubah membuat mark gemes sendiri.

"Okay mau makan apa?"

Anna kembali berpikir, "Em apa ya? OH!! SATE KAK!! Beh itu enak banget, kakak harus rasain!!" Ujar anna antusias.

Mark menggeleng gelengkan kepalanya, bingung sendiri dia tuh sama anna. Ini gak sadar apa kalo udah punya anak, tapi sikapnya masih gemesin.

"As you wish, princess. Ditunggu ya." Anna membalas dengan anggukan antusias, mark yang melihat itu tersenyum senang tak lupa dengan tangan yang mengelus surai indah milik anna.

15 menit menunggu, akhirnya satenya datang. Jika kalian berpikir mark memesan dengan gojek, kalian salah. Karena mark menyuruh bawahannya untuk membelinya langsung.

Anna menghirup wangi sate, "Wanginya aja udah enak banget ih." Ucap anna lalu dengan cepat membuka bungkus sate. Mark hanya terkekeh melihat raut tak sabar dari perempuan itu.

Lagi lagi mark tertawa melihat bagaimana anna tak berhenti berdecak kagum akan cita rasa sate itu.

Kemudian tangan menghapus bumbu sate yang berada dipinggir bibir anna. "Pelan pelan makannya, gak ada yang ambil kok." Ucapnya dengan lembut.

"Abisnya enak banget sih kak, kakak harus rasain!! Coba AAAA." Ujar anna semangat.

"Gak usah kamu makan aja, nanti kurang lagi."

"Ih engga ini banyak kokk. Ayoo buka mulutnya kak!" Perintah anna.

Mark membuka mulutnya membiarkan anna menyuapi dirinya, jangan lupakan juga jika sate itu bekas gigitan anna.

"Gimana? Gimana? Enak gak kak??" Tanyanya antusias.

Mark tiba tiba mendapatkan ide untuk menjaili anna, "Hm, enak gak ya?" Ucapnya sambil menunjukan raut wajah seolah-olah sedang berpikir.

"Enak kok, masa gak enak?" Tanya anna lagi dengan raut bingungnya.

Mark yang melihatnya tak kuasa menahan tawanya, hingga akhirnya tawanya pecah. "Iya iya enak kok."

"Beneran?" Tanya anna dengan raut tak percaya.

"Iya sayang, enak beneran kok."

Tangan laki laki itu terkepal kuat setelah melihat video di ponselnya. Kemudian dia membanting ponselnya sampai hancur tak terbentuk melampiaskan emosinya.

"Sialan! aku harus cepat bertindak." Gumam lelaki itu dengan tangan yang masih mengepal.

"Aku sudah memerintahmu, tapi lihatlah."

"Dasar tidak becus!"

"Sepertinya kau ingin bermain-main dengan ku."

"Baiklah aku akan mengirim hadiah untukmu." Ucapnya tak lupa senyum miring terpatri diwajahnya.


Okeu part ini pendek hyung, aku lg ga dpt ide😭😭

Spiel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang