duabelas

3.1K 337 24
                                    

Sudah hampir enam belas tahun kepergian Rose, jaehyun benar benar menjadi pribadi dingin yang tak tersentuh. Bahkan dengan sahabat sahabatnya sendiri.

Doyoung pun mengakui itu semua, apalagi ditambah jaehyun yang gila kerja. Selalu pulang ketika jam menunjukkan pukul 2 pagi. Selain itu juga jaehyun akan marah jika pekerjaan menjadi tidak sempurna.

Saat ini jaehyun berada didalam ruangan dengan mata yang fokus dengan laptopnya. Dasi yang sudah dilonggarkan dan lengan baju yang sudah terangkat.

Tok tok tok

"Masuk." Ucap jaehyun dingin.

"Permisi pak, saya ingin meminta tanda tangan bapak." Ucap karyawan perempuan. Jaehyun mengode perempuan itu untuk menyerahkan laporannya.

Dengan segera perempuan itu memberinya. Jaehyun bukanlah orang tak peka, dia sadar perempuan didepannya berusaha menggoda nya. Tapi sungguh disayangkan, jika orang itu bukan rose dia tak akan tergoda.

"Kamu bukan istri saya, jangan harap saya tergoda. Jangan diulangin atau kamu saya pecat." Ucap Jaehyun dengan nada benar benar dingin membuat perempuan itu beringsut takut.

Saat sudah melihat jaehyun menandatangani laporan miliknya. Dengan segera perempuan itu permisi meninggalkan ruangan bos nya.

"Cih secantik apasih istrinya? halah palingan juga masih cantikan gue." Ucap perempuan itu kesal.

"Mendingan mundur deh lo, lo gak ada apa apa nya ketimbang bu rose." Ucap minnie.

"Nyaut aja lo." Sinis perempuan itu.

"Gue cuma gak sudi aja kalo lo ganggu mereka."

"Kenapa? Iri lo gabisa ganggu?"

"Gue iri? Ngapain gue iri ngerebut kebahagiaan orang. Sorry aja nih gue gak level sama kek gituan." Ucap minnie.

"Ohya yang harus lo tau, pak jaehyun gak akan tertarik sama lo. Karena lo bukan bu rose." Setelah berucap seperti itu minnie meninggalkan perempuan itu yang menggerutu sebal.

"Liat aja gue pasti bisa dapatin hati pak jaehyun." Gumam perempuan itu.

Fyi nih kematian rose gak ada yang tau selain orang orang terdekatnya, beritanya benar benar disembunyikan.

Kedua orang tua jaehyun sudah beberapa hari ini pergi mengunjungi keluarga rose yang berada di Australia. Sebenarnya jaehyun ingin ikut, tapi lagi lagi egonya berhasil mengalahkan keinginannya.

Dia takut jika disana dia akan semakin mengingat rose. Bagi jaehyun enam belas tahun lamanya dia ngelewatin ini semua gak mudah.

Dimana dia akan selalu dibayangin oleh bayang bayang rose, dan itu benar benar menyiksa jaehyun. Jaehyun merindukan Rosie nya, jaehyun merindukan semua hal yang ada didalam rose nya.

"Den ada teman teman aden di depan." Ucap bibi kepada jaehyun yang saat ini baru selesai makan. Jaehyun hanya mengangguk sebagai balasan, lalu melenggang pergi menuju ruang tamu.

"Kasian aden, pasti berat banget kehilangan non rose. Semoga aden bisa bahagia, biar non rose bahagia juga disana." Gumam bibi pelan melihat punggung sang anak majikannya.

"Ngapain?" Tanya jaehyun membuat mereka menoleh kearahnya.

"Elah jae, basa basi dulu napa. Nanya kabar kek, eh langsung to the point aja lo." Ucap jungkook langsung mendapat senggolan dari lisa.

"Gimana kabar lo jae?" Tanya taeyong yang sudah melihat jaehyun duduk.

"Baik." Taeyong menghela nafasnya saat mendengar jawaban singkat dari jaehyun. Rose benar benar berpengaruh untuk Jaehyun.

"Kita mau ajak lo liburan jae, lo kan udah lama tuh gak ngumpul bareng kita." Ucap yuta.

"Nah iya lo sibuk mulu, sampai lupa masih punya kita." Ucap jungkook.

"Kemana?"

"Baliiii." Ucap jisoo semangat.

"Kapan?"

"2 hari lagi." Ucap jennie.

"Oke." Mereka tersenyum senang akhirnya jaehyun mau berkumpul bersama lagi.

"Ini non den silakan diminum." Ucap bibi yang kini sudah menaruh cemilan dan minuman di meja.

"Aa bibi tau aja kalo lisa laper." Ucap lisa.

"Makasih ya bi." Ucap mereka dibalas anggukan bibi.

"Lo gak ada niatan mau cari istri baru?" Tanya jisoo.

"Gak ada, gue cuma mau Rosie."

"Mau sampai kapan jae? Mau sampai kapan lo begini terus? Gue yakin rose bakal sedih ngelihat lo yang kayak gini." Ucap lisa membuat jaehyun terdiam.

"Lo harus bangkit jae, hadapin semua itu bukan malah menghindar." Ucap yuta.

"Jaehyun yang kita kenal itu selalu nyelesein semuanya, bukan malah menghindar kayak gini." Lanjut taeyong.

"Susah."

"Lo bahkan belum nyoba udah bilang susah aja. Lagian jaehyun yang kita kenal gak pernah kenal apa kata susah." Ucap jisoo.

"Coba buat ikhlasin dia, coba buat gak menghindar dari semua hal yang berbau dia. Dan coba sesekali buat datangin makam dia." Ucap jennie.

Spiel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang