F I V E

147 87 171
                                    

"Raya!!! Ya ampun! Bangunn!! Bangun cepet-cepet bangun! Udah jam berapa masih aja tidur!" Lantunan yang begitu nyaring memekakkan tidur lelap Raya.

"Eumm...bentar lagi ma."

"Apanya yang bentar lagi?! Ini udah jam setengah 7 Raya!" Bagaikan ibu tiri, Maya menarik kasar selimut anaknya.

"Yaaaa mama... Ish! Bentar lagiii." Raya memanyun, menarik dan menutupi kembali badannya dengan selimut tebal bewarna cream nude.

"SE-KO-LAH! Raya. Tarika. Rafliana. Kalau gak, berenti aja!"

Sebenarnya bangun siang kali ini memang sudah direncanakan, cewek bersurai hitam pekat itu malas pergi ke sekolah. Karena jika Raya menginjakkan kakinya di gerbang gedung pendidikan tersebut maka berlakunya tantangan Raya dimulai.

"Bangun atau mama laporin papa yaaaa."

Sontak! Raya mengibaskan selimutnya, langsung beranjak dari kasur dan melakukan perenggangan.

Sontak! Raya mengibaskan selimutnya, langsung beranjak dari kasur dan melakukan perenggangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hooaamm.....seger banget pagi ini! Gak sabar mau berangkat sekolah. Ketemu Jessi, belajar, belajar, dan belajar," seru Raya dramatis, tak lupa menampilkan senyum palsu pada Mamanya.

"Mama udah siapin bekal. Kamu sarapan di sekolah aja."

"Iyaaaaa kanjeng ratuu," cibir Raya bercanda. Hubungan anak-ibu diantara mereka memang seperti ini. Mungkin karena Raya satu-satunya anak perempuan plus bungsu di keluarga mereka.

Setelah bersiap-siap menggunakan seragam dan make up tipis, Raya mengikat tali sepatu sportnya, mengambil tas dukung bewarna campuran blackpink lalu keluar dari kamar. Sekali lewat, jemari lentiknya memencet note piano yang memang sejak lama ada di bagian sudut kamar Raya.

✎✎✎

"Yaaa!!!! Pak Eko?! Pak, tahan dulu gerbangnya," seru Raya memelas. Efek dari bangun siang tadi mensukseskan Raya datang terlambat.

"Aduh maaf neng. Udah jam 07.30 teng ini," jawab Pak Eko dari dalam sekolah. Kini mereka berdua dibatasi oleh pagar besi tinggi yang dicat putih.

"Yaaahh pak, kan aku juga telat palingan 5 menit-" Raya mengecek arlojinya.

"-nah kan gak sampe 5 menit malahan, cuma telat 2 menit. Pak Eko ganteng tolong bukain yaaaa pleaseeeeee," rayu Raya-mengedipkan matanya berkali-kali.

"Terus bapak musti gimana? Peraturannya kan kalau udah jam setengah 8 otomatis tertutup sendiri."

"Bisa bapak buka lah, kan bapak yang ngontrolinnya."

"Pas jam istirahat aja yaa baru bapak bukain. Sesuai peraturan memang begitu."

"Lama Pakkk...aku harus kemana? Ngepor disini?" rengek Raya bergelantungan di besi pagar.

I Do Dare || JJK BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang