E L E V E N

133 83 122
                                    

Raya menggerakkan jemari kecilnya menekan-nekan note piano, menghasilkan melodi indah yang tersebar ke seluruh penjuru kamar. Ekspresinya tergambarkan melalui musik.

Ditengah kekhusyukan Raya menikmati permainannya, benda persegi panjang berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditengah kekhusyukan Raya menikmati permainannya, benda persegi panjang berdering. Lantas, Raya mengambil ponsel tersebut dan menggeser icon berwarna hijau.

"Hallo Jess!"

"Iyaaa hallo. Jadi gimana? Apa yang mau lo omongin tadi?"

Tadi sore Raya sempat menelpon Jessica tapi ponsel gadis itu berada di luar jangkauan. Alhasil, Raya mengirim pesan singkat pada temannya itu untuk segera menelpon di waktu luang.

"Euumm...lo setuju gak sama pepatah kalau jatuh cinta itu sama kek hujan. Gak tau kapan dan dimana turunnya, gak bisa diprediksi."

"Maksud? Bentar! Bentar! Jangan bilang lo udah beneran suka sama Iba?!"

Raya mengangguk lemah, "Itu dia Jess! Akhir-akhir ini gue ngerasa nyaman banget pas bareng dia! Apa ya?! Pokoknya perasaan gue gak tenang gituhhh."

"Aduh Ray! Jangan ngambil resiko deh! Cewek-cewek yang lain, junior-junior yang lain juga pada ditolak sama Iba. Mereka jelas lebih cantik malahan. Apa daya lo yang cuman serpihan rengginang."

"Syialan! Kok lo malah ngatain gue sih! Terus gimana dong Jess?! Gue udah suggest otak gue buat fokus ke tantangannya aja. Tapi hati gue malah mau ikutan terlibat," adu Raya yang kini menghempaskan dirinya di atas kasur, memandangi langit-langit kamar.

"Hmm...ya udah sih kalau lo emang beneran suka. Siapa gue mau larang. Tapi yakin Iba gak ada sesuatu sama Ara? Maksud gue kalau emang Iba single, lo bisa dapetin dua hal. Dare lo sukses dan dapet pacar beneran."

Raya menghela napas, memiringkan tubuhnya ke samping. "Gue belum yakin sih tentang hal itu. Tapi....aaaarrgghhhh! Kenapa sih gampang banget gue bapernya! Masa cuma diramahin sama Iba aja gue terlena!"

"Gak salah lo juga Ray! Gue kaget sumpah pas Iba mau nganterin lo balik terus ngajak lo ke toko buku. Kek bukan dia! As long as we know kan dia cuek setengah mati sama cewek-cewek kecuali sama Ara. Jadi mungkin lo sedikit punya kesempatan. Yaa 0,000000000000009% lah."

"Nah kan! Lo juga mikir sama! Iba lebih humble gituh ke Gue. Kan gue jadinya ngerasa lebih."

"Yaudah confess aja."

"Gak segampang itu sirup Marjan! Gue mana berani! Lagian kalau ternyata Iba gak suka sama gue gimana?"

"Ih lo aneh banget si Ray. Tadi kayak yakin bener sekarang malah minder. Mau lu apa sih beb?"

Raya mengacak rambutnya, benar-benar dibuat bingung akan perasaan yang kini ia landa.

"Kasih gue kesadaran diri Jess. Kalau Iba gak mungkin suka sama gue, biar gue gak terlalu berharap lebih."

I Do Dare || JJK BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang