Suasana kantin sekolah hari ini cukup ramai, hampir seluruh meja kedai di sana terpenuhi oleh banyak murid dari beragam kelas dan tingkatan. Raya, Jaka, Dio, dan Jessica tertawa kecil membicarakan berbagai hal random.
"Hahaha dan lucunya lo gak sadar Jak kalau kita tinggalin." Mereka tertawa mengingat kejadian ketika Jaka ditinggalkan di bioskop seorang diri.
"Sialan emang, mana handphone gue kalian bawa lagi. Gue kek hatchi anak yang sebatang kara pergi mencari ibunya," jawab Jaka mengeluh, menyanyikan kalimat terkahir.
Tawa girang mereka masih berlanjut sampai Jessica mengingat sesuatu. "Eh iya! Gimana Yo? Kata lo mau ngejalanin dare hari ini, jadi?"
Dio menghela nafas, "Serius kalian mau nyakitin hati perempuan?"
Jaka tergelak, "Bukan kita tapi kamu mas Dio," kata Jaka membelai lengan Dio. Membuat pria bersorot tajam itu merinding dan refleks menjauhkan tubuhnya. Raya dan Jessica terkekeh melihat itu.
"Sebenernya tantangan ini tuh klise Yo, jadi gak papa, jalanin aja!" ucap Raya.
Dio diam, mata elangnya menangkap siluet siswi yang baru memasuki area kantin. Siswi junior kelas 10 yang terlihat nerd. Mungkin, Dio bisa menjadikan cewek itu sebagai target.
Dio menunggu, sampai gadis yang bernama Amira-terbaca dari nametagnya berjalan melintasi meja mereka. Lalu, hap! Tangan Amira ditangkap oleh Dio membuat cewek itu tersontak dan berhenti berjalan.
"Eh! Maaf kak, maaf. Saya nyenggol meja kalian ya?" tanya Amira takut-takut. Jaka, Raya, dan Jessica saling pandang satu sama lain. Mau ngapain Dio?
Cowok dengan style rambut comma hair itu berdiri dari meja kantin dan berlutut di hadapan Amira dengan spontan berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sana.
"Anjir! Dio mau ngapain Ray?!" bisik Jessica geregetan. Raya menggeleng dengan mata kaget, sedangkan Jaka merekam aksi heroik yang akan dilakukan temannya itu.
"Amira, lo mau pacaran sama gue?" tanya Dio to the point tanpa embel-embel dan biar estetik juga romantis, Dio menancapkan garpu ke pentol bakso milik Jaka lalu memberikannya ke Amira. Seolah pengganti bunga untuk saat ini.
Amira tercengang, kaget bukan kepalang! Di 'tembak' kakak kelas yang bahkan belum saling kenal adalah sesuatu yang aneh sekali! Amira mematung di posisinya. Keadaan kantin begitu hening, mereka mencerna adegan yang tersaji pun menunggu jawaban dari Amira. Gadis itu gugup setengah mati, ia melirik semua pasang mata menghujami dirinya.
"Maaf kak," tolak Amira. Ia tidak yakin, mana mungkin senior yang berlutut di depannya itu benar menyukainya.
"Semenit doang lo gak bisa jadi pacar gue Mir? Semenit aja," rayu Dio.
Amira merasa menjadi primadona sekarang dan jujur menurutnya, Dio itu ganteng. Memang! Karena selain Ibrahim dan Nathan, Dio juga termasuk dalam line cogan atau cowok-cowok ganteng di sekolah. Dio masih berlutut menunggu jawaban Amira, entahlah apa yang dipikirkan cowok itu hingga berani melakukan hal senekat ini.
Akhirnya, Amira mengangguk. Nyaman urusan kedua kalau tampang sudah checklist. Sebagian orang bertepuk tangan, sebagian lagi tersenyum miring mengingat bahwa sekolah mereka tidak jauh dari permainan truth or dare.
Malang, junior baru itu belum mengenal sekolahnya dengan baik.Hingga, Jaka bersuara. "Udah satu menit, Yo."
Dio menatap Amira tajam, tidak tega jika diputuskan di depan orang banyak. Ia pun menarik Amira untuk pergi ke tempat yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do Dare || JJK BTS
Fiksi PenggemarI Dꪮ DคRE Jika disatukan oleh sebuah permainan legendaris apa jadinya? Hubungan itu bisa berjalan maju atau 𝘴𝘵𝘶𝘤𝘬 di tempat? Jadi! Ada siswi biasa di sekolah swasta elit yang mendapatkan kertas misterius dengan surat di dalamnya. Bukan surat c...