N I N E T E E N

138 62 131
                                    

Tangan besar pria itu terangkat, melayang hampir mengenai pipi mulus Raya jika saja tak cepat dihentikan oleh Gilang.

"Pa! Udah ya Pa! Selama ini Papa selalu bersikap dominan di keluarga. Iya! Papa seorang kepala keluarga tapi jangan lupain fakta kalau Raya itu anak Papa. Jangan guna kekerasan karena dia cewek, Pa, adik aku." Gilang yang sedari tadi diam akhirnya buka suara-menunjukkan sisinya sebagai kakak tertua.

"Kamu mulai berani ngelawan Papa?!"

"Aku gak bakal ngelawan kalau Papa gak guna kekerasan. Papa mau ngejaga reputasi keluarga kita kan? Aku Pa, aku yang akan tanggung beban itu. Aku yang bakal pastiin Raya bisa jadi musisi terkenal, aku bisa jamin Bima jadi dokter yang sukses! Dan aku akan semakin kembangin perusahaan dengan income target dan maintain nama baik keluarga kita."

Seketika semua diam. Raya menunduk, menyesal karena keegoisannya berdampak sebesar ini.

✎✎✎

"Lesu amat Ray," tegur Dio, ia baru sampai di kelas. 

"Wesss, tumben nih keong racun dateng duluan. Biasanya 2 menit sebelum bel," kata Jaka yang ternyata baru sampai juga.

Raya bisu, kepalanya yang sedari tadi menempel pada permukaan meja tetap setia disana. Memalingkan wajah ke sisi berlawanan dari kedua teman cowoknya.

"Ray? Lo kenapa?" tanya Dio menggoyangkan pundak Raya.

"Cerita Ray, kalau lo keep sendiri apa guna kita sebagai temen?"

"Gue gak papa, Jak, Yo."

"Lo nangis Ray?! Ade ape lu nangis mulu? Capek sekolah? Mau nikah? Yaudah kalau lo siap makan daun bakar campur garem, besok gue halalin."

(Jaka aka Bambam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jaka aka Bambam)

Plak

Tamparan mendarat di lengan pria yang kini cengingiran, mata sipitnya benar-benar menjadi identitas si Prajaka Jr. Santiago.

"Wey?! Ini kenapa temen gue nangis?! Kalian apain! Jangan dikatain gendut dong mentang-mentang timbangannya naik. Kan kasihan hati rapuh temen kuh ini," nyaring suara Jessica yang terakhiran masuk kelas.

"Siapa yang ngatain gedut?"

"O-oh...enggak ya? Hihi," cengir gadis itu.

Senyum sedikit terlukis di bibir ranum Raya, setidaknya kehebohan dan kelucuan temannya sedikit menjadi hiburan.

"Kayaknya gue bakal ambil UI sama UGM, guys."

"Bokap lo ya?"

Raya mengangguk dan ketiga temannya tersenyum kecut. Mereka tidak berani ikut campur sama urusan Raya dan Papanya. Mereka belum kuat nyali ngadepin Papa Raya yang tempramen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Do Dare || JJK BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang