N I N E

137 88 158
                                    

Waktu istirahat tiba, Iba mengunjungi kelas Ara tanpa permisi menarik tangan gadis itu mengajaknya keluar kelas. Iba menuntun Ara sampai ke bangunan belakang sekolah.

"Kenapa? Ada apa, Ba?" tanya Ara bingung.

"Semalem lo kemana? Ngapain aja sama Daniel?!"

Ara memicing, "Bukan urusan lo."

"Jelas itu urusan gue Ar! Kalau dia nyuruh lo ke rumahnya lagi jangan mau Ara! Capek gue ngingetin lo."

Sahara Ageng Kasha, panggilannya Ara. Satu-satunya cewek di SMA Balakosa yang terkenal sangat dekat sama Iba. Tapi entahlah! Hubungan percis apa yang terjadi di antara mereka.

"Ba, gue tau lo care but please, my relationship is my responsibility. Lo gak perlu ngelarang gue."

Iba menarik napasnya, meredam emosi yang bergelut di dalam hati. Semalam, sepulangnya dari taman kota, ia mendapatkan pesan dari Daniel-pacar Ara, bahwa gadis itu tengah bersamanya. Hal yang membuat darah Iba berdesir.

"Kapan lo bisa ngerti Ar. Dia gak cinta sama lo," desah Iba.

"Udah ya, Ba. Fokus aja sama diri lo sendiri atau sama semua cewek yang ngejer lo!" ketus Ara, mencoba melengos dari sana.

"Ar. Look at me for just one time," lirih Iba, memandang lurus ke manik hazel Ara.

Cewek itu menggelengkan kepala, seolah benar-benar menepis perasaan yang Iba punya. Sekali lagi Ara coba untuk pergi, namun kali ini Iba menahannya dengan kukungan. Jika Iba tidak memandang Ara sebagai perempuan yang spesial mungkin saat ini ia sudah mempertemukan kedua benda bewarna pink itu walau tanpa permisi.

"Iba! Lo apa-apaan sih! Gue mau balik ke kelas,"

"Ara-"

"Ba! Please! Kita cuma temen gak lebih!" tegas Ara memotong kalimat Iba. Gadis itu kemudian mengibaskan rambutnya lalu pergi dari sana.

Dari sudut pandang Iba, ia merasa kalau Ara memberi perhatian yang lebih padanya. Sorot mata dan sikap Ara memberikan dirinya kesempatan untuk menangkap asumsi tersebut.

"Tapi gue suka lo, Ar."

✎✎✎

Hari ini, sekolah terasa berjalan begitu cepat. Tau-tau sudah waktunya pulang ke rumah. Seperti biasa, Raya akan pulang bareng Jessica. Tapi kali ini mereka punya rencana. Liat awan yang menggelap, membuat mereka mau makan seblak di tempat langganan.

"Buruan Ray! Mendung ini ntar keburu ujan lagi!" rutuk Jessica pada Raya yang sedari tadi sibuk menyimpul tali sepatunya.

"Iya-iya sabar. Salahin tali sepatu gue yang suka lepas sendiri."

"Itu sih salah lo! Nggak kenceng pas ngiketnya."

"Udah! Yok," cengir Raya setelah tali sepatunya terikat sempurna.

"Cengar-cengir kek kuda lu." Kedua teman itu terkekeh kecil.

Di depan koridor kelas, Raya melihat sosok cowok yang begitu ia kenal. Tidak! Maksudnya, baru ia kenali beberapa hari ini.

"Bentar ya Jess," ucap Raya yang langsung pergi meninggalkan Jessica begitu saja di belakang.

"Ba!" Tidak ada respons, Raya memanggil dengan volume lebih keras.

"Ibrahim!" Masih tidak dapat balasan, Raya semakin mempercepat langkahnya, menjangkau sosok tinggi itu. Raya berniat menoyor kepala Iba karena sudah menganggurkan panggilannya.

Namun sayang, ekspektasi kadang tidak sesuai realita. Beberapa centi lagi tangan Raya berhasil menyentuh kepala mangsa, ia malah terjungkal ke depan dan membuatnya menumbruk tubuh Iba. Jatuh itu bukan karena Raya kepeleset atau kesandung, tapi karena Iba yang tiba-tiba berjongkok, membuat Raya terpaksa ikut ngerem dan lost control.

I Do Dare || JJK BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang