9

113 25 4
                                    

"Katanya bumi pasundan lahir ketika tuhan sedang tersenyum."

"Tapi aku nagis kalo kita musti buru buru pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi aku nagis kalo kita musti buru buru pergi."

"Ih... napa sih ngga pulang besok aja!" gerutu Violetha yang tidak terima dengan keadaan.

"Pulang besok pun lu tetep bakalan nangis dan minta pulang lusa. Begitu seterusnya." sahut Levi yang udah hafal bagaimana Violetha.

"Ih... tapi bener juga sih. Hehehe.... tapi gw beneran masih pengen disini, Lev. Kita belum ke Lembang. Kita juga belum--"

"Banyak belomnya kalo lu absenin satu satu."

"Tuh kan. Padahal--"

"Ck... dah ayo buruan. Kita bisa ketinggalan kereta nanti."

"Ih... bentar!"

"Apa lagi?"

"Gw belum beli sesuatu buat Rendi."

"Kemaren kan udah?"

"Beda. Kemaren--"

"Ya ya ya. Buat sekarang beli di stasiun aja entar."

"Mahal!"

"Gw bayarin."

"Elu ngga--"

"Gw ga bakal rebut Rendi dari lu." potong Levi seakan hafal kalimat Violetha setiap ia akan memberi sesuatu untuk Rendi.

"Rendi untuk Violet. Violet untuk Rendi. Ngga ada Levi dan Dika."

.

.

.

.

"Ka Kean ngga balik?"

"kamu ngusir aku, Jul?"

"Ga gitu, ka. Tapi ini tuh udah malem. Ka Kean kan disini udah dari pagi. Pasti bibi--"

"Mama sama papa ga bakal nyariin kalo mama kamu udah laporan aku ada disini."

"Ck... segitu pembohongnya ya ka Kean."

Kean menatap Julian meminta penjelasan.

"Iya. Bibi seengga percaya itu sama ka Kean pasti karena ka Kean sering bohong. Makanya bibi sampe nelpon mama buat mastiin."

"Kurang ajar ya kamu!" marah Kean pada nada bicaranya kalo mukanya sih senyum.

"Kurang ajar ya kamu!" marah Kean pada nada bicaranya kalo mukanya sih senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EY-ouh!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang