1

309 46 1
                                    

"Abis si abang sekarang si adek ya yang makan---"

"Violet?!" peringat sang mama pada perkataan sang anak.

"Apa sih ma..."

"Gpp, ma. Mbak Olet masih kesel aja tuh sama aku gara gara kemaren ngga bisa pamerin kegantengan aku ke temen temennya." seloroh Rendi santai.

"Bulshit!! Mana ada lu ganteng---"

"Rendi ganteng?" panggil papa Violetha pada Rendi.

"Tuh papa aja bilang kalo aku ganteng. Iya, pa?"

"Papa ada perlu mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa ada perlu mendadak. Maaf ya ngga bisa nganter kamu ke sekolah."

"Gpp, pa. Aku bisa naik bus---"

"Biar Vio aja yang nganterin."

"Akoh?" kaget Violetha dengan mulut penuh makanan.

"Di telen dulu."

"Jorok banget sih!"

Violetha menatap sengit Rendi.

Jorok dia bilang? Sendirinya kalo makan masih kececeran!!

"Ya udah. Papa berangkat dulu ya. Kalian belajar yang bener." pesan papa Violetha sebelum pergi dan disusul sang istri.

"Berangkat sendiri sana!" buka Violetha saat sudah merasa aman.

"Gw juga engga berharap dianterin lu!"

"Ya udah sana!"

"Nanti!"

"Jangan nanti nanti! Cepetan!"

"Lu ngga liat gw lagi makan?!"

"Udah abis juga!"

"Yau---"



"Kalian udah selesei sarapannya?"

"Udah." "Belom." jawab Rendi dan Violetha bebarengan.

"Aku mau nambah, ma. Masih laper. Hehehehe..." tambah Violetha dengan cengiran.

Mama Violetha menatap sang anak penuh selidik karena tidak biasanya Violetha makan banyak saat sarapan. Motto Violetha kalo sarapan itu yang penting keisi.

"Hehehe... Iya ini mau berangkat. Ayo, Ren!" Violetha yang menyerah.

.

.

.

.

"Stop! Stop! Nyampe sini aja mbak!"

"Kenapa?" tanya Violetha yang masih menjalankan motornya.

"Mbak udah! Berhenti sini aja!"

"Tapi gerbangnya masih disana."

"Gpp. Udah disini aja."

EY-ouh!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang