EY-ouh!!

Baikan dengan Randi

"Ih... Rendi mana sih?" gerutu Violetha yang tak mendapati Rendi dari luar rumahnya.

"Apa gw masuk aja ya? Tapi entar kalo gw ketemu Randi gimana? Ck..." sebal Violetha yang mengingat dirinya saat ini sedang sembunyi sembunyi mencari Rendi.

Seminggu lebih tidak ketemu membuat Violetha rindu pada adiknya itu. Tapi sayang Violetha sedang bertengkar--gw ga berantem ya! Oh oke. Violetha sedang menghindari Dika yang menjadikannya tidak leluasa bertemu Rendi.

Violetha terlalu fokus mengintai rumah tetangganya itu sampai tidak sadar salah satu penghuninya kini memperhatikannya.

"Ngapain?"

"Ren--Randi?! Ng--ngapain?"

"Mustinya gw yang nanya ngapain lu depan rumah gw? Celingukan udah kaya maling aja."

"Sembarangan!! Aku tuh--gw. Gw cuman lewat. Ya cuman lewat. Nih mau pulang." gengsi Violetha jika harus bertanya pada Dika.

"Ikut gw!"

"Huh?"

"Lu mau ketemu Rendi kan?"

"Buruan! Motornya mau dipake bunda." kata Dika lagi karena Violetha yang tak kunjung merespon.

Perlahan namun pasti, Violetha mendekat kearah Dika dan duduk di boncengannya.

Biarin! Yang penting ketemu Rendi!

"Pegangan! Entar jatoh lagi gara gara ga kuat nahan laper."

"Gw ga laper!"

"Oh ya? Tapi it's ngemil sore time." kata Dika meniru kalimat yang biasa Violetha gunakan.

"Udah deh jalan! Lama bener!" cibir Violetha kesal.

"Pegangan makanya."

Violetha tidak menjawab hanya langsung menarik ujung jaket Dika.

"Melar lah kalo ditarik kek gitu."

"Mana ada levis melar. Ga usah ngadi ngadi lah. Emang lu mau gw peluk!?"

"Boleh tuh!"

"Ngimpi! Udah jalan!"

"Pegangan yang bener! Gw tau lu masih marah sama gw tapi ini demi kese--"

"Ya ya ya..." malas Violetha mengganti pegangan yang tadinya di ujung jaket belakang menjadi di bagian sisi jaket. Tapi tetep ujungnya juga.

"Mau makan apa jajan?"

"Jalan!"

"APA?!"

"Ck... Lu tuh kalo ngomong ga usah teriak! Ga inget ini di jalan?" ingat Dika yang kesal karena Violetha seenaknya berteriak apalagi dalam kondisi nunggu lampu merah gini.

"Ck... Iya iya maaf." sebal Violetha yang melihat tatapan Dika lewat spion motor.