16

107 26 6
                                    

"Letha?"

"Liona?"

"Hm... nyari Fano ya?"

Violetha menatap bingung Liona karena tidak mengenal siapa itu Fano.

"Jeffano maksudnya. Kamu nyari dia kan?"

"Eng--"

"Ngapain kamu disini?" tanya lelaki yang sedang mereka bicarakan tiba tiba muncul.

"Ngapain kamu disini?" tanya lelaki yang sedang mereka bicarakan tiba tiba muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Violetha dan Liona saling bertukar pandang. Jika Liona menatap Violetha dengan tatapan bertanya karena bingung siapa 'kamu' yang dimaksud Jeffano, maka Violetha menatap Liona menuntut jawaban. Violetha yakin 'kamu' yang dimaksud Jeffano adalah Liona, bukan dirinya.

"Kamu ngapain disini, Tha?"

Tha? Letha? Violetha? Gw?

"Ayo balik." Jeffano menggandeng Violetha menjauh. Namun tidak dengan mudah karena Violetha memberontak entah lewat tangan yang mencoba melepaskan genggaman Jeffano ataupun dengan mulut yang mencoba memberitahu Liona bahwa gadis itu tidak boleh salah paham, yang membuat Jeffano membungkam Violetha dengan mendekapnya.








"Lu gila ya!" maki Violetha saat mereka sudah jauh dari Liona dan Jeffano melepaskannya.

"Ntar kalo dia salah paham gimana?"

"Ih... gw ga mau ya dibilang PHO!"

"Haduh... gimana? Ck.... elu ya!!"

"AKH!!" suara pertama yang keluar dari mulut Jeffano adalah pekikan cukup keras membuat beberapa mahasiswa sekitar menatap mereka.

"Lu gila ya! Kalo gw gegar otak gimana?" marah Jeffano yang mendapat geplakan dari buku pajak milik Violetha.

"Biar! Biar aja sekalian otak lu lepas! Biar ngga ada otak!"

"Lu--"

"Lu tuh terlalu banyak mikir, Jeff! Coba aja lu pake perasaan lu sesekali. Pasti lu bakalan tau seberapa tulus Lio--"

"Ga usah bacot deh! Sesekali lu yang musti pake itu otak lu!" maki Jeffano berlalu pergi, meninggalkan Violetha yang amat sangat syok dengan ucapan Jeffano.

Entah mengapa perkataan Jeffano yang tidak lebih menyakitkan dari perkataan Dika bisa sampai melukai hatinya. Padahal menurut Violetha, dirinya sudah terlatih menerima kalimat kalimat menyakitkan yang sering Dika lontarkan.

Apa karena dia tau rahasia gw?

.

.

.

.

"Mbak mu kok jadi jarang main sih, Ren?"

"Kan biasanya emang gitu, yah. Tiap aku atau mbak Olet ada ujian, kita selalu ngurangi jatah main biar engga ganggu ujian. Mbak Olet ga mau ganggu UAS aku, yah."

EY-ouh!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang