Cinta yang sesungguhnya tidak akan membuatmu merasa terpenjara. Jika kau merasa dipenjara, coba periksa lagi. Barangkali itu kau bukan cintanya tapi tawanannya.
⋇⋆✦⋆⋇
"Le, jelasin ke gue ada hubungan apa lo sama tu murid baru?" Tanya Lyra. Alexia menatap gadis itu yang nampak meminja kejelasan. Jujur saja Alexia malas membahas hal tidak penting seperti ini. Tetapi jika tidak dijelaskan akan salah paham.
"Gada," Jawabnya singkat. Lyra menatapnya lebih lekat membuat Alexia risih.
"Mana mungkin, buktinya dia manggil lo dengan panggilan spesial. Cerita atau gue tanya Gala?" Sial! Alexia menatap Lyra tajam, bagaimana bisa gadis itu mengancamnya? Sedangkan Lyra nampak acuh, dia hanya mau jawaban dari pertanyaannya itu, tidak lebih.
"Gue kehujanan, dia nganter gue."
Lyra tersentak, reflek memukul meja. Hal itu membuat beberapa orang di sekitarnya menatap mereka berdua. Lyra menutup mulutnya. "Omo! Demi apa lo mau dibonceng Galaksi?! Gila momen langka ini, akhirnya lo ja-"
"Gosah ngelantur!" Sarkas Alexia. Ia tak mau Lyra mengatakan yang tidak-tidak. Alexia tahu betul bagaimana jalan pikiran sahabatnya itu kemana.
"Gue ikut seneng si, kalo ehem-ehem kabarin ya," Balas gadis bercepol satu itu sembari terkekeh. Alexia tak menggubrisnya, ia memutar bola matanya malas. Pikiran Lyra sudah mulai traveling ke mana-mana dan Alexia sangat sebal dengan hal itu.
"Ngomongin gue?" Ujar seorang pemuda berambut coklat madu mengagetkan mereka.
"PD gila!" Tukas Lyra.
"Mana makanan gue?" Lanjut gadis itu.
"Bakso sianida untuk Lyra tercintah!" Ucap Bentala dengan lembut sembari menaruh mangkok berisi bakso ke depan gadis cepol satu.
"Es teh pestisida untuk Lyra tersayang," Gala tak mau kalah dengan Bentala.
"Kenapa ngga santet gue sekalian?!" Kesal gadis yang khas dengan cepolan di rambutnya. Ia memakan baksonya dengan rakus, tidak lapar tapi kesal.
"Nyantet lo?! Haha," Gala tertawa keras.
"Muka lo aja udah kayak boneka santet, yang ada setannya insekyur," Lanjut cowok itu membuat tawa Bentala ikut pecah.
"Wah, ngajak war lo, Gal?" Lyra menatap Galaksi seolah akan membunuh cowok itu. Gadis itu tersenyum devil. Ia kembali memakan bakso nya kembali dengan tenang. Gala dan Bentala masih belum berhenti tertawa. Sesekali Lyra menatapnya sinis, penuh dendam. Jangan tanya Alexia, tentu saja gadis itu tidak peduli dengan drama teman-temannya. Ia lebih memilih menikmati baksonya daripada harus meladeni mereka.
Byur!
Kuah bakso yang penuh dengan racikan saus, sambal dan kecap itu mengguyur seragam Galaksi dengan sangat mulus. Lyra tersenyum bak iblis yang telah memenangkan pertarungan. Seisi kantin menatap meja mereka, suasana mendadak riuh. Sesuai rencana Lyra.
Galaksi kaget bukan main. Ia tidak merasakan panas tapi aroma sambal langsung menyambut indra penciuman nya. Telinganya memerah menahan marah, andai saja bukan cewe pasti sudah Gala hantam kepalanya.
"Bangsat!"
"Ups! Aduh Gala, maapin pacar Magma ini yah. Cuma mau ngingetin, kamu salah cari lawan sayang."
"Bar-bar banget lo jadi cewe! Cuci baju gue!" Galaksi melepaskan kancing bajunya satu persatu membuat kantin kembali riuh. Para kaum hawa menjerit histeris melihat dada Gala yang sudah terpampang sebagian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXIA
Teen FictionHATI-HATI❗ CERITA INI MUNGKIN SAJA AKAN MENYAKITIMU, SIAPKAN OKSIGEN LEBIH DAN PERKUAT HATIMU SEKALI LAGI. TIDAK UNTUK DITULIS ULANG OLEH TANGAN-TANGAN NAKAL❗ Sebuah kisah sederhana di luar logika ini kupersembahkan untuk jiwa-jiwa yang haus akan ak...