Menyenangkan orang lain bukan kewajibanmu, sesekali egois juga ngga papa.
___
Pagi-pagi sekali Alexia berangkat ke sekolah. Ia melangkah pelan menyusuri koridor yang masih sepi. Harusnya ia masih berada di rumah sakit sampai siang ini, tapi bukan Alexia namanya jika tidak melakukan aksi-aksi ajaibnya untuk mendapat apa yang ia inginkan.
Setelah melalui drama panjang kabur dari rumah sakit akhirnya ia bisa bernafas lega dengan oksigen segar pagi ini. Tatapannya yang tajam dan wajahnya yang pucat membuat aura negatif menyelimuti gadis itu. Rautnya yang datar membuatnya nampak seperti mayat hidup.
"Mbak Ale pagi sekali berangkatnya, nggak takut ketemu Tante Noni, mbak?"
Ale menghentikan langkahnya dan menoleh ke orang yang bertanya kepadanya. Gadis itu tersenyum tipis pada wanita paruh baya yang menenteng dua kantong plastik besar.
"Kebetulan, Bu. Yang takut Tante Noninya, ibu ngga liat muka saya bahkan lebih menakutkan dari dia?" Jawab Alexia dengan nada sopan. Masih terlalu pagi dan sepi, tidak ada salahnya ia bersikap hangat kepada penjaga kantin stand bakso itu. Namanya Bu Mulih, langganan Alexia sewaktu kelas X dulu.
"Duh, Mbak Ale ini jujur banget si. Saya kan jadi nganu," Sahut Bu Mulih sembari nyengir garing.
"Yaudah saya permisi bu." Ale mengulurkan tangannya bersiap menyalami Bu Mulih, wanita itu dengan senang hati menyalami Alexia. Mereka memang lumayan dekat. Tidak heran jika Alexia nampak hangat kepadanya.
"Hati-hati ketemu Tante Noni, mbak!" Seru Bu Mulih kepada gadis yang melenggang pergi itu.
Tante Noni adalah hantu Belanda yang kemunculannya kerap membuat siswa menjerit ketakutan. Menurut cerita yang sering terdengar, Tante Noni adalah istri tentara Indonesia yang dibunuh oleh ayahnya sendiri karena dinilai mengkhianati negaranya dengan menikahi musuh mereka. Bermodalkan racun, ayah keji itu tega membunuh anak gadisnya dan membuang jasadnya ke tengah-tengah bangunan tua agar kematiannya terkesan sebagai korban keruntuhan. Pria tua itu juga membuat luka lebam di beberapa titik tubuh anaknya agar drama pembunubannya itu tak tercium oleh istrinya. Bangunan tua tempat dimana jasad Tante Noni di buang kini telah menjelma jadi SMA Yuskul dan sepertinya Tante Noni menjadi warga tetap di sana.
Banyak yang bilang Tante Noni sering muncul di koridor yang sepi, dalam lift, taman belakang bahkan hantu wanita cantik itu juga kerap kali muncul di kelas-kelas saat KBM berlangsung untuk sekedar menggoda para siswa dengan kedipan matanya yang bukannya terkesan menggoda tetapi malah nampak menakutkan. Meskipun penampilannya nampak cantik tetapi tetap saja dimana-mana hantu tetaplah hantu dan itu menyeramkan.
Alexia tidak menjawab apapun. Ia kembali menetralkan mimiknya. Dengan tubuh lemasnya ia kembali menyusuri koridor hendak menuju ke taman belakang.
Gadis itu menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya terduduk di sebuah bangku usang. Ia mengeluarkan laptop dari tasnya. Jemarinya mulai berkutat dengan benda itu, matanya nampak sangat fokus. Entah apa yang dilakukan gadis itu,namun sepertinya itu hal yang serius.
"Sial! Kenapa rapi banget si!" Umpatnya lirih. Nafasnya memburu, tangannya mengepal kuat. Secepatnya ia harus membereskan hal ini tapi rasanya sulit sekali memecahkan teka-tekinya.
"Biar ini jadi urusan Raju, Le. Gue udah bilang kan lo ngga bakal bisa, ini terlalu rumit," Ujar seseorang yang entah sejak kapan ada di dekat gadis itu.
Ale tentu saja tersentak kaget, dengan gerakan cepat ia menutup laptopnya. Seolah tak membiarkan siapapun mengetahui isinya, meskipun ucapan itu terdengar seolah tau apa yang terjadi. Gadis itu mendongak, ukiran wajah Bentala menyambut manik matanya. Pemuda itu menatap Ale datar begitupun dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEXIA
Teen FictionHATI-HATI❗ CERITA INI MUNGKIN SAJA AKAN MENYAKITIMU, SIAPKAN OKSIGEN LEBIH DAN PERKUAT HATIMU SEKALI LAGI. TIDAK UNTUK DITULIS ULANG OLEH TANGAN-TANGAN NAKAL❗ Sebuah kisah sederhana di luar logika ini kupersembahkan untuk jiwa-jiwa yang haus akan ak...