: ̗̀➛ caraphernelia.

56 12 4
                                    

• c a r a p h e r n e l i a •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• c a r a p h e r n e l i a •

(n.) a condition in which someone abandons you but leaves their belongings behind, including painful memories.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Berjanjilah padaku kalau hanya akan ada suaraku yang menemani melodimu. Kak."

"Janji!"

Serupa planet yang tidak pernah lupa dengan janjinya yang hanya akan mengitari matahari seorang, begitupun Yoongi yang tidak akan lupa akan janji yang pernah ia deklarasikan: tentang melodinya yang hanya akan ditemani oleh pemilik meliflues itu seorang. Kendati kala itu impresi yang ia tunjukkan sangat apatis; nyaris tak memiliki minat untuk berjanji, semesta tidak tahu saja bila Yoongi bahkan merencanakan sesuatu yang luar biasa untuk menanti hari dimana melodinya dapat temukan relasi lain yang sama indahnya seperti melodi ia ciptakan, bahkan mungkin resonansi manisnya mampu mengalahkan melodi menawan yang ditawarkan Yoongi. Kala itu, yang Yoongi pikirkan hanyalah tentang cara untuk selesaikan lirik yang akan digunakan untuk menemani melodinya, tidak ada hal lain yang dipikirkan laki - laki Han itu, bahkan untuk bayangan akan badai besar yang sekonyong-konyong menginvasi predestinasi tanpa membuat tanda untuk membiarkan ia bersiap-siap. Dan kala badai itu menerjang dengan keangkaraan; tanpa meninggalkan sepercik iba buat ia mengawat vitalitas lebih lama lengkap dengan sisa - sisa kemujuran yang seperti serpihan pasir di pantai. Serupa kaca yang tanpa sengaja terlepas dari genggaman, semerta - merta Yoongi hancur; hanya menyisakan puing - puing tak berharga yang coba ia kumpulkan. Dan dengan berlandaskan sisa - sisa remenisensi manis yang bahkan terkadang suka memberikan pedih di hati, Yoongi mencoba buat kumpulkan fraksi - fraksi jiwanya yang sudah hancur kendati tak mampu mengembalikannya seperti sedia kala. Setidaknya selama ia masih menginjak bentala dan berada di marcapada sebagai pencuri yang terus - menerus curi oksigen tanpa permisi.

Menarik oksigen kala sesak mengepung rongga dada, Yoongi lekas beranjak dari duduknya kala resonansi menjengkelkan yang bermuara dari balik pintu memaksanya buat angkat tungkai dan menemui sang pemilik bahana tersebut dan menghentikannya membuat kebisingan dengan bahana nyaringnya.

Begitu Yoongi buka pintu, sosok yang sedari tadi terus menginvasi Yoongi dengan suaranya yang nyaring sekonyong - konyong diam, merubah aksennya lebih kalem kala berkata, "Ayo, makan."

"Kau saja, aku sedang tidak ingin," sahut Yoongi datar dan hendak menutup kembali pintunya sebelum terhalang oleh sepatu Seokjin.

"Ayolah, sobat. Berapa kali kukatakan kalau bukan kesengajaan aku tidak datang ke konsermu. Pimpinan terus mengoceh dan memaksa aku untuk datang ke kantor atau masa depanku jadi taruhannya. Kenapa kau masih marah?"

Sedangkan Yoongi sebagai satu - satunya pendengar yang menyimpan seluruh paragraf singkat yang disampaikan Seokjin tak berekspresi apapun. Wajahnya datar -terlampau datar, seolah tak menganggap paparan si Kim yang narsistik itu hal yang ia tunggu. Memang benar, sih. Kan yang membuat Yoongi mengurung diri sebenarnya bukan tentang ketidakhadiran Seokjin -si teman dekat- di konsernya. Diamnya Yoongi tidak sesederhana itu. Bila saja ia lupa fakta bahwa Kim itu bukan teman sekaligus wadahnya berbagi luka selama ini, barangkali salah satu kata sudah banyak diproduksi pada tempurung kepala akan lolos. Dan bisa Yoongi pastikan aksaranya akan membuat Seokjin bungkam dan seluruh kepercayaan dirinya pukah. Bila saja ia lupa.

lacuna.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang