Malam ini Renjun merutuki dirinya yang sangat bodoh karena tidak menghitung tanggal dia datang bulan. Alhasil ia harus menangung resiko kebocoran dihari pertamanya dan harus berpikir bagaimana caranya membeli pembalut yang stocknya sudah habis dirumah Renjun yang biasanya Renjun selalu stock untuk persiapannya sewaktu datang bulan.
"Aduh gimana nih?! Mana udah malam lagi!" Gerutu Renjun didalam kamarnya, ia terus memikirkan cara agar mendapatkan pembalut dimalam hari.
"Masa iya aku keluar malem-malem gini?! Nyuruh Ahjumma? Gak gak gak! Dia udah tidur! Aku gamau bangunin dia yang lagi istirahat! Mana Eomma sama Appa sedang tidak ada dirumah lagi" Gumam Renjun terus mondar-mandir dikamarnya memikirkan cara.
Alhasil dirinya menelepon Jeno.
"Ayo dong angkat!" Gumam Renjun kepada ponselnya agar Jeno cepat mengangkat panggilannya.
Hallo Njun?
Hallo No, bisa tolongin aku gak?
Tolongin apa?
Bisa beliin pembalut untuk aku gak? Aku baru aja datang bulan, stock pembalut dirumah aku habis. Ak--
Maaf Njun aku gak bisa, aku gak terbiasa membeli hal seperti itu. Kau minta temani ahjumma saja untuk membeli itu. Maafkan aku.
Ucap Jeno langsung mematikan sambungannya secara sepihak dan membuat Renjun frustasi.
Dengan helaan nafas berat, akhirnya Renjun memutuskan untuk membeli sendiri daripada ia harus merepotkan seseorang. Kenapa tidak memanggil Jaemin atau meminta tolong kepadanya? Jawabannya tidak! Renjun sudah banyak menyusahkan Jaemin. Ini sudah malam, mungkin Jaemin sudah tidur dan Renjun tidak mau membangunkan Jaemin.
Diambil jaket untuk menutupi bokongnya. Renjun sudah mengganti celananya setelah kebocoran pertama, namun ia tetap jaga-jaga. Masalahmya ia tidak memakai pembalut, takut bocor lagi ditengah jalan.
Baru saja Renjun ingin membuka pintu, gedoran dijendela balkonnya mengurungkan niat Renjun yang ingin keluar.
Dengan kesal Renjun berjalan kearah jendelanya dan terlihat Jaemin yang tengah berdiri dibalkon kamarnya.
"Na ngapa--in?" Tanya Renjun kepada Jaemin yang sudah menyelonong masuk kedalam kamarnya.
Renjun menghampiri Jaemin yang sudah duduk ditepi ranjangnya. Renjun mendaratkan bokongnya disofa kamarnya.
"Kau mau apa na? Ini sudah malam ak--" ucapan Renjun terpotong karena Jaemin yang melemparkan tas belanjaannya ke Renjun yang sedang duduk.
"Hari pertama-mu datang bulan kan?" Ucap Jaemin dengan wajah datarnya yang membuat Renjun mengerutkan dahinya bingung.
Dibuka kantong belanjaan pemberian Jaemin. Renjun langsung tersenyum senang setelah melihat isi dari kantong belanjaan tersebut.
Renjun langsung berhambur ke kamar mandi, memakai pembalutnya didalam dan segera berhambur kearah Jaemin dan memeluknya senang setelah selesai memakai pembalut. Tak lupa Renjun mengecup pipi Jaemin dan mengucapkan rasa terima kasihnya. "Makasih Nana. Bagaimana kau tau kalau ini hari pertama aku? Kau memang benar-benar penyelamatku Na! Aku hampir frustasi memikirkan bagaimana aku membeli pembalut." Curhat Renjun antusias.
"Apakah cukup? Aku tidak tau starter pack hari pertama datang bulan." Ujar Jaemin.
"Itu lebih dari cukup Na!" Jawab Renjun antusias. Bagaimana Renjun tidak senang kalau Jaemin memberinya lebih dari pembalut?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY (INTROVET) BOYFRIEND - JAEMREN (DONE)
FanfictionCERITA INI KHUSUS RENMIN/JAEMREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK oNEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK NA JAEMIN DAN HUANG RENJUN! *** Teman? Sahab...