Pagi ini, ketika Jaemin hendak sarapan bersama, Dirinya dikejutkan oleh artikel dari forum sekolahnya.
"Renjun." Gumam Jaemin, Jaemin langsung meninggalkan sarapannya dan bergegas menuju kamarnya berlari menuju balkon kamarnya dan loncat menuju balkon kamar Renjun.
Di ketuk pintu kamar Renjun secara brutal, agar sang empuh membukakan pintu kamarnya.
Renjun yang tengah menyisir rambutnya pun terganggu, dengan cepat ia membukakan pintu balkon kamarnya agar Jaemin berhenti mengetuk pintu secara brutal.
"Ada apa Na?" Tanya Renjun yang sempat berhenti karena Jaemin yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya dengan panik, mencari ponsel Renjun dengan gusar.
"Kau sudah memegang ponsel-mu dari tadi malam?" Tanya Jaemin dengan nafas senggal-senggal.
Renjun menautkan kedua alisnya bingung, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Belum, kenapa emang?" Tanya Renjun yang dihadiahi helaan nafas lega dari Jaemin.
Jaemin menggelengkan kepalanya, menormalkan pernafasannya karena habis berlari. "Aniya, untuk satu minggu ini kau jangan membuka ponsel. Aku akan memegang ponsel-mu." Peringat Jaemin yang mendapatkan protesan dari Renjun.
"Tidak mau! Kau kenapa sih? Kenapa tiba-tiba?! Aku tidak mau!" Protes Renjun, menolak usulan Jaemin.
"Ini demi kebaikkan-mu Renjun. Sebagai gantinya aku akan menemani-mu kemana-pun yang kau mau dan mengajak-mu kemana saja agar tidak bosan." usul Jaemin yang ditolak mentah-mentah oleh Renjun.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau kau mengambil ponsel-ku secara tiba-tiba dan melarangku untuk menggenggam ponsel-ku tanpa alasan yang jelas!" Protes Renjun yang ingin mengambil ponsel-nya tapi Jaemin jauhkan dari jangkauannya.
"Aku mohon. Kali ini saja kau mengikuti perintah-ku tanpa bertanya." Pinta Jaemin yang tetap di tolak Renjun dan masih berupaya mengambil ponselnya dari Jaemin.
"Renjun! Aku mohon sekali saja. Aku mohon Njun! Aku akan membelikan semua yang kau inginkan sebagai gantinya! Make up full set, baju, tas, sepatu, aksesoris, jalan-jalan? Aku akan menurutinya asalkan kau mau menerima usulanku!" Pinta Jaemin yang tetap di tolak Renjun.
"Aku bukan orang miskin dan matre Na Jaemin!" Rutuk Renjun kesal.
Jaemin mendecak frustasi, masih menyingkirkan ponsel Renjun dari Renjun. "Bukan itu maksud-ku! Aku mohon Huang Renjun!" Pinta Jaemin yang masih di tolak lagi oleh Renjun.
"Nana mohon kepada Injuniee." Ucap Jaemin dengan aegyo andalannya membuat Renjun memberhentikan aktivitasnya, mengambil ponselnya dari Jaemin serta menatap Jaemin jijik ketika Jaemin ber-aegyo.
Renjun itu orang yang tidak suka mepihat orang lain aegyo, sedangkan Jaemin tipikal orang yang sangatsuka ber-aegyo kepada orang yang sudah sangat dekat dengannya.
Jaemin bernafas lega ketika Renjun menghentikan aksinya setelah melihat Jaemin aegyo.
"Baiklah. Tapi tidak lebih dari satu minggu!" Final Renjun, memberikan satu jari kelingkingnya untuk dikaitkan dengan jari kelingking Jaemin, mengikat janji diantara kedua belah pihak.
Jaemin mengangguk antusias, dikaitkan-lah jari kelingkingnya. "Janji." Ucap Jaemin.
"Na Jaemin! Kita telat!" Pekik Renjun kaget ketika melihat jam yang ada di dingding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
Jaemin membelalakan matanya kaget, ditarik Renjun keluar dari kamarnya hingga
****
Istirahat tiba, Jaemin memikirkan cara agar Renjun tidak keluar dari kelas.
Ya, untungnya tadi ia datang ke sekolah bertepatan dengan bel masuk, jadinya Renjun tidak mendengar bisikan-bisikan aneh mengenai dirinya. Jaemin akan mencari tau siapa yang menyebarkan artikel yang tidak jelas ini.
"Ayo Chan kita ke-kantin!" Ajak Renjun yang di tolak Haechan.
Sebenarnya sih Haechan terpaksa menolaknya, Jaemin memberitahu Haechan lewat pesan agar tidak memberitahu artikel itu terlebih dahulu. Soalnya Renjun baru saja membuka dirinya kembali pasca Renjun si pendiam.
"Andwe, aku malas." Tolak Haechan.
Renjun menautkan kedua alisnya bingung. Tumben-tumbenan Haechan malas? Biasanya dia paling semangat 45 kalau bel istirahat tiba. "Yasudah! Aku aja yang kekantin!" Final Renjun yang ingin melangkahkan kakinya, tapi di tarik oleh Haechan.
"Andwe! Aku malas bertemu Mark Oppa, kau lebih baik disini temani-ku. Aku mau bercerita tentang Mark Oppa." Pinta Haechan dengan segala bakat acting-nya.
Renjun sempat berfikir, ia sempat ragu dengan Haechan. Namun akhirnya ia tetap menemani Haechan.
"Akan aku ambilkan makan untuk-mu dan Haechan." Ujar Jaemin yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Renjun.
Jaemin mulai melangkahkan kakinya menuju kantin, disuruhlah 2 adik kelas untuk memberikan makanan kepada Renjun dan Haechan. Sedangkan dirinya? Ia melangkahkan kakinya menuju kelas Jeno.
Ya, dia mencari seseorang di kelas Jeno. Ia yakin kalau orang itu yang menyebarkan artikel tidak benar tentang Renjun.
Jaemin mempercepat langkahnya ketika melihat orang itu yang sedang ingin masuk kedalam ruang vokal.
Ditariknya perempuan itu menuju gudang sekolah.
"Aw Na Jaemin! Bisa pelan tidak sih?!" Protes orang itu.
"Lo-kan yang nyebar artikel gak bemar tentang Renjun, Karin?!" Sentak Jaemin.
Karin terkekeh, menaikan kedua alisnya menatap Jaemin. "Untuk apa?! Lagipula artikel itu benar! Kau tidak melihat kalau itu benar-benar foto Renjun! Kau sudah mengenalnya sejak lama, kenapa masih tidak hapal dengan postur tubuh Renjun?! Kau mau bilang itu photoshoop? Plis Na Jaemin, Renjun itu hanya polos di depan-mu saja! dibelakang-mu dia itu perempuan liar yang haus sex!" Ucap Karin yang berhasil memancing amarah Jaemin.
Jaemin menyudutkan Karin hinggan menabrak dinding. "Tutup mulut-mu! Jangan pernah mulut ini berkata untuk merendahkan Renjun-ku!" Peringat Jaemin yang hanya dibalas kekehan oleh Karin.
Karin memyentakan tangan Jaemin yang mengungkungnya. "Yak! Kau pikir kenapa Jeno memutuskan Renjun?! Karena Renjun itu murah! Perempuan yang gak pernah puas dengan satu pria! Kau tidak lihat foto itu?! Renjun yang tengah having sex dengan seorang pria!" Teriak Karin.
*plak* Jaemin langsung menampar pipi Karin.
"Kau tau kalau aku pria yang tidak pernah berbuat kasar kepada wanita? Namun aku kecualikan untuk wanita seperti dirimu!"
"Jangan pernah berkata yang tidak-tidak mengenai Renjun-ku! Aku tidak segan-segan bermain kasar dengan-mu atau wanita lain yang berani menganggu, menyentuh bahkan menyakiti Renjun-ku!" Peringat Jaemin.
Karin mendecih. "Silahkan kau bela Renjun-mu! Seluruh antero sekolah sudah tau betapa pelacurnya Huang Renjun!"
"Kau tidak pernah merasakan perbedaan yang terjadi pada Huang Renjun? Aku tau kau pasti meraskaannya. Aku sudah peringatkan bukan bahwa jangan main-main dengan-ku?!" Ujar Karin dengan wajah datarnya.
"Aku tidak pernah melakukan sesuatu kepada Renjun. Namun aku tau apa yang terjadi dengan-nya selama belakangan ini." Tambah Karin sebelum pergi meninggalkan Jaemin.
Jaemin menggeram kesal, melihat punggung Karin yang berjalan mendahuluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY (INTROVET) BOYFRIEND - JAEMREN (DONE)
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS RENMIN/JAEMREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK oNEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK NA JAEMIN DAN HUANG RENJUN! *** Teman? Sahab...