1.1

168 37 24
                                    

"Apakah ini akan berakhir sekarang?"

Penglihatannya semakin kabur, entah siapa yang ada di depannya kali ini ia bahkan tak bisa melihatnya sampai penglihatannya hitam dan tak sadarkan diri.

Kala ia terbangun, isinya pun hanya ada alat alat di ruangannya tersebut dan bau obat menusuk penciumannya. Dasha bangkit dari tidurnya dan duduk bersandar.

Tak lama setelahnya pintu terbuka, menampakan Seongguk dengan susu strawberry ditangannya.

"Lo tadi Hipotermia, lagian ngapain sih Sha lo keluar pas minus 13 derajat terus gabawa pack penghangat" Seongguk memang jago mengomeli Dasha disaat Dasha ceroboh.

"Gue udah telfon coach lo, jadi camp lo dipindahin ke dua minggu lagi" Lanjutnya sembari meletakan susu strawberry tersebut diatas nakas.

"Thanks Seongguk and sorry, gue harusnya waktu itu ga kepo sama masa lalu lo dan bikin pertemanan kita renggang"

"Udah, gausah dibahas lagi yang itu. Gue cabut dulu, nanti Doyoung kesini nengok lo" Seongguk lalu beranjak dari duduknya, memgacak rambut Dasha sebentar dan pergi meninggalkan ruangan rumah sakit tersebut.

Dasha menghela nafasnya, bisa bisanya beberapa jam sebelum camp pun ia terkena Hipotermia. Namun ia juga bersyukur kala mengingat Seongguk dengan segera membawanya ke rumah sakit.

 Namun ia juga bersyukur kala mengingat Seongguk dengan segera membawanya ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setengah jam berselang, jam menunjukan waktu pukul 11 malam. Sudah larut malam. Ia bahkan tidak bisa tidur, padahal di kamarnya sangat sepi dan hanya terdengar suara alat alat yang menempel pada tangannya.

Terkena Hipotermia dan infeksi saluran pencernaan sekaligus. Sangat tidak nyaman bagi Dasha dengan infus yang ada pada tangannya itu. Bahkan esok hari ia harus menjalani operasi. Takut, itulah yang ia rasakan, Ia sangat takut dengan segala hal yang berkaitan dengan operasi, baik itu hanya dalam ucapan ataupun tindakan.

Dasha menangis secara diam diam, Ia hanya takut kala ia pergi tanpa bisa melihat kedua orang tuanya, kakaknya dan sahabat sahabatnya baik Seongguk, Teman satu dormnya, Teman sekolahnya saat di Indonesia maupun di korea.

Secara tiba tiba handphonenya berbunyi dan di handphonenya tertera nama kakaknya "Daren Kevinatha".

Dasha mengangkatnya dengan malas sebelum akhirnya ia membuka suara terlebih dahulu.

"Ngapain lo telfon gue?!gue kira lo udah lupa sama gue haha!" Dasha tertawa hambar.

"Ry, maafin gue sumpah. Gue baru tau lo kabur dari rumah berbulan bulan, lo egois Ry"

[✓] Dream Day || Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang