[✓] Dream Day || Kim Doyoung

1.2

Dasha terbangun pada siang hari. Bahkan setelah reaksi biusnya habis ia hanya tertidur.

Ia mengerjapkan mata, menangkap 9 sosok manusia yang tengah tertidur di karpet yang ada di kamarnya. Mereka adalah Yena, Rachel, Nana, Jean, Jeyian, Hyora, Hyumi, Sella serta Seongguk.

Namun saat ia akan beranjak dari ranjangnya, infusnya berbunyi. Membuat ke 9 temannya itu panik dan langsung terbangun serta buru buru menghampiri Dasha yang tengah cengengesan.

"Selamat pagi dunia" Dasha bergurau, ada ada saja. Padahal baru selesai operasi beberapa jam yang lalu.

"Udah sih lu gausah mau turun segala, baru juga operasi" Ucap Nana sembari menarik kaki Dasha agar kembali naik ke ranjang.

"Kalian ga latihan?"

"Lagi free dongg" Jean tertawa sangat kencang sampai sampai Yena memukul kepalanya.

"Oh iya gue mau berterimakasih sama kalian, gue sakit nyusahin kalian terus" Dasha menunduk memainkan kuku kukunya.

"Chill anjir, hidup ga bakal berjalan mulus juga, santai aja" Yena tersenyum.

"Thanks All"

Sebulan berlalu begitu cepatnya, sampai camp pun terlewati begitu saja.

Sekarang ke 9 gadis tersebut tengah berbincang masalah debut.

"Kita debut kapan ya?"

"Mana gue tau Rachel" Balas Dasha dengan gemas.

"Kalo kita debutnya bareng, ayo bikin fanchat" Usul Yena.

"Masih lama, jangan buru buru" Hyora membalasnya sembari asik dengan camilannya.

"Guys besok kita pindah ke dorm baru" Hyumi yang sedari diam saja dan sibuk pada handphonenya pun tiba tiba bersuara.

Akhirnya mereka pun sepakat untuk packing dulu sebelum melanjutkan obrolan tentang debut yang tertunda tersebut.

Dasha mulai memasukan baju bajunya kedalam koper yang sudah lama tak ia buka berbulan bulan.

Baru saja Dasha membuka kopernya, ia menemukan sebuah foto masa kecilnya bersama orang tua serta kakaknya.

Dasha berdecak tak suka saat ia kembali mengingat saat kakaknya menelfonnya semalam sebelum operasi. Lalu Dasha melempar foto tersebut ke tempat sampah sebelum akhirnya kembali memasukan bajunya kedalam koper.

___

Ting tong

Beberapa kali gadis itu mengetuk dan menekan bel sebuah bangunan tersebut.