2.3

153 19 69
                                    

"Doy!"

Dasha mundur beberapa langkah hingga sofa dan menutup mukanya dengan bantal. Terlalu takut dengan teror yang selalu dibuat oleh sasaeng. Bahkan sebelum ini pun, sasaeng pernah mengiriminya bangkai tikus yang masih setengah hidup dan berceceran darah. That's toxic!

Doyoung berlari ke arah kamar mandi dan segera mencuci tangannya yang terkena darah, serta mengeluarkan isi perutnya yang baru saja di isi tersebut.

Dasha berjalan takut-takut ke arah kamarnya, demi menelfon Gyuhan.

"MANAGER!!"

"Ya?ada apa Dasha, kenapa panik?"

"Sasaeng lagi, cepet kesini dongg ngeri banget aku tuh sama isinya"

"Oke, saya segera kesana" Ujar Gyuhan sebelum menutup telfonnya.

Setelahnya, Dasha ikut masuk ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya juga.

Setelah selesai mengeluarkan isi perutnya, ia terduduk lemas di sebelah kloset.

Rasanya Dasha ingin sekali melawan sasaeng tersebut seperti saat 8 tahun lalu, di cafe saat ia melawan sasaeng yang terus-terusan memotret NCT 127.

Namun di tahap ini sasaeng yang selalu mengiriminya sesuatu sudah di tahap ekstrim apalagi kini sekantung darah?are u kidding?!.

Doyoung terus-terusan membasuh wajahnya. Bukannya kenapa-napa, siapa yang tak jijik bila melihat sekantung darah dari orang tak dikenal.

Berselang 15 menit, terdengar pintu apartemennya terbuka dan terdengar bunyi grasak-grusuk.

"DASHAAA" itu suara Nana.

"Dimana Lo heh?!" kini suara Clair yang terdengar.

Sepertinya Gyuhan mengajak para member dan Clair untuk ikut bersamanya.

"Di sini, kamar mandi" Dasha menjawab dengan lemah.

Lalu ke sembilan wanita serta seorang laki-laki pun datang dengan wajah khawatir.

"Dih ada si Odoy" Ujar Jean malah menyapa Doyoung.

Plakk

Satu pukulan berhasil mengenai kepala Jean, "Bukan waktunya nyapa goblok!" Ucap Nana kesal.

"Ekhem, kalian urus Doyoung sama Dasha, Saya mau coba bawa darahnya ke laboratorium dulu. Siapa tau darahnya sama kayak yang waktu itu" Kata Gyuhan yang lalu beranjak pergi setelah mendapat persetujuan dari semuanya.

Gyuhan berjalan keluar dari unit Dasha sembari membawa kardus yang berisi darah tersebut, namun keningnya malah menabrak kening orang di depannya.

"Ya Tuhan"

Gyuhan mengusap keningnya yang baru saja terbentur oleh kening orang yang sedang kepo di unit Dasha, "Seongguk! kalau bisa jangan menghalangi jalan, udah kepo ngehalangin lagi!" Ucap Gyuhan dengan bahasa yang tak terlalu formal. Karena menurutnya, Seongguk itu teman dan Dasha itu rekan kerja. Ya walau beberapa kali Dasha bilang 'kita ini keluarga, jangan anggap cuman rekan kerja doang!' tetapi tetap saja Gyuhan selalu menentangnya.

"Sorry manager, kenapa nih?gue liat ada ribut-ribut di dalem, gue kan kepo hehe"

"Udah, mending sekarang lo ikut gue dulu. Gue mau ke lab, mau nge cek kecocokan darah"

Seongguk pun mengangguk dan mengekori laki-laki yang sedikit lebih pendek darinya itu.

Karena merasa di ekori oleh Seongguk, Gyuhan pun melayangkan protes. "Gausah ngekorin, gue serasa punya kakak lagi tau ga sih! iya gue sadar gue pendek"

[✓] Dream Day || Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang