Waktu terus berlalu sejak saat Arya memasuki universitas. Tahun ini menjadi tahun ke 3 mereka, yang dimana menjadi tahun pertama mereka memulai kelas-kelas utama mereka.
Setelah menikmati libur semester, akhirnya tiba dimana hari pertama mereka kembali ke kampus. Dengan sekuter matic kesayanganya, Arya memasuki area parkir khusus motor.
Kelas pertama di tahun ke 3 mereka adalah kelas Osteologi*. Kelas ini merupakan salah satu kelas paling penting untuk studi kedokteran.
Tidak ada satupun dari mereka yang mau melewati kelas tersebut, karena para mahasiswa kedokteran memiliki keseharusan dalam belajar, arena jika mereka melewati kelas tersebut maka sangat sulit bagi mereka untuk melakukan Anatomi*.
Bukan hanya belajar tentang tulang, mereka juga harus belajar tentang Terminologi dasar*, dan jika mereka melewati itu semua sudah dipastikan mereka tidak akan pernah bisa menjadi seorang dokter yang kompeten.
Sebenarnya di kehidupan sebelumnya, Arya sudah pernah belajar tentang itu semua, bahkan ilmu itu masih menempel di otaknya yang kecil itu. akan tetapi karena keseharusan maka mau tidak mau dia harus tetap mengikuti kelas tersebut.
Selesai kelas, Arya pergi menuju salah satu ATM untuk mengecek saldo tabungan miliknya. Setelah bertahun-tahun dia bekerja keras akhrinya saldo di dalam tabungannya berhasil terisi hingga menyentuh angka 140 juta.
Kerja keras yang Arya lakukan membuahkan hasil meskipun itu semua masih belum cukup untuk membeli rumah yang lebih baik untuk kedua orang tuanya.
Malam harinya Arya memutuskan untuk mengajak kedua orang tuanya berbelanja dan menimati makanan mewah yang jarang mereka rasakan. Meski awalnya Arya mendapat penolakan dari kedua orang tuanya, pada akhirnya mereka tetap menikmati malam itu.
Waktu masih menunjukan pukul 06:45, akan tetapi ruang kelas sudah sangat ramai oleh para siswa. Bagi sebagian orang, menjadi dokter adallah cita-cita mereka, akan tetapi banyak hal yang harus mereka lalui jika ingin menjadi seorang dokter.
"David...anak itu selalu menjadi pusat perhatian lantaran keluarganya yang kaya, tapi aku berjanji akan membuatmu membayar semua apa yang sudah pernah kamu lakukan terhadap ku," Ucap Arya dalam hati sembari melirik keraha seorang pria.
Akhirnya pelajaran sudah dimulai, salah seorang dosen memasuki ruang kelas tersebut.
"Baik mari kita mulai kelasnya,"
Banyak dari mereka yang terkejut akibat pelajaran yang diberikan dosen tersebut, tidak ada satupun pembahasan mengenai tulang, melainkan mereka harus menghafal beberapa materi yang beru saja dosen itu terangkan.
Setelah kelas Histologi* dan Ekologi*, para siswa akhirnya bisa bernafas sejenak, menikmati waktu istirahat mereka. Akan tetapi waktu istirahat terasa begitu cepat berakhir hingga tibalah waktunya mereka akan berhadapan dengan kelas yang sering menjadi momok bagi para mahasiswa.
"Akhirnya...kelas itu.." ucap beberapa siswa bergidik ngeri.
Akhirya kelas praktekpun dimulai, berbakal ilmu yang mereka dapat saat di kelas, mereka memulai pratek membedah mayat. Praktek kali ini hanya perlu membedah dari area bahu hingga tangan, praktek kali ini bertujuan untuk memberikan para siswa ilmu, agar dapat melewati tes Anatomi.
Banyak dari siswa terdiam, ketika melihat sebuah tubuh sudah terbujur kaku di ruangan dingin. Kali ini Arya satu kelompok dengan David dan juga Cindy.
"Kenapa aku harus satu kelompok dengan dia"
"Mereka berdua hanya terdiam, itu wajar saja karena ini pertama kalinya bagi mereka melakukan praktek,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
Science FictionArya Prawira Satya, yang menjalani hidupnya sebagai dokter bedah yang bisa di bilang gagal, tiba-tiba mendapat kesempatan kedua setelah dirinya tanpa sengaja terbunuh oleh orang tidak dikenal. Kemudian dirinya kembali kemasa dimana dia duduk dibangk...