aku harus mempercayainya.....
untuk melupakan masa laluku aku harus mempercayainya
*****
sudah 3 bulan semenjak kepergian myungsoo, aku merasa kosong tentu saja, dia yang biasanya selalu menyempatkan diri untuk bertemu denganku, tapi yang bisa kami lakukan saat ini hanya sekedar bertukar pesan, meski myngsoo secara rutin mengirimiku pesan entah kenapa tetap saja aku merasa kosong. aku harus mempercayainya, Myungsoo.. lelaki itu entah seberapa keras usahanya untuk meruntuhkanku yang dulu, berbeda dengan yeon, jika dengan myungsoo aku akui aku menjadi lebih serakah.
aku sudah pulang dari sekolah tempatku bekerja sebagai salah satu pengajar, orang-orang sekitarku bilang aku berubah menjadi sedikit lebih pendiam dari biasanya, aku tau seharusnya aku tidak seperti ini, tapi salah satu pesan mengejutkan dari masa laluku siapa lagi kalau bukan yeon yang tiba-tiba mengirim pesan bahwa ia merindukanku.
kenapa ia harus muncul saat tidak ada myungsoo disini. aku tidak memiliki perasaan apapun pada yeon tapi aku tetap saja tidak merasa nyaman untuk berhubungan ditambah lagi pesan yang cukup tabu yang ia kirimkan itu.
aku masih melamun melihat pesan yang beberapa hari lalu yang yeon kirim sampai panggilan di layar handphoneku menyadarkanku, siapa lagi kalau bukan myungsoo, tanpa menunggu dering pertama selesai langsung saja aku mengangkatnya.
"waw.. tidak seperti biasanya.. "kata pertama yang myungsoo keluarkan saat aku mengangkat panggilannya, aku terkekeh pelan aku tau myungsoo akan berbicara seperti itu, aku yang biasanya akan dengan sengaja mengangkat panggilan itu sedikit lebih lama untuk menjailinya
"sepertinya aku terlalu merindukanmu" ucapku meredam kekehanku tadi, myungsoo terdiam setelah mendengar ucapanku, seolah menyadari sesuatu
"katakan.. ada apa?" myungsoo berucap pelan
"ahh... sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan apapun darimu" ucapku tidak menjawab pertanyaannya
"kau tidak ingin mengatakan kau merindukanku juga?" tanyaku lagi pada myungsoo
"aku mencintaimu" bukannya mendengar kalimat aku merindukanmu myungsoo malah mengatakan kalimat yang lain, meski myungsoo sudah sering mengatakan itu tapi masih saja kalimat itu mampu membuatku tertegun
"berhenti bertingkah dan membuatku jatuh cinta myungsoo"
"ah untuk itu aku tidak akan pernah melakukannya, meski kau memohon padaku, aku tidak akan pernah melakukannya" dengan nada jenakanya ia berujar
"sesorang mengatakan bahwa ia merindukanku" ucapku mulai berbicara santai
"dan sayangnya aku tidak mengharapkan akan mendengar itu darinya, apakah aku harus mengabaikannya atau membalasnya saja, obat penenangku sedang tidak ada dan itu membuatku sedikit gusar"
"obat penenangmu sedang berbicara denganmu sekarang seharusnya kau tidak melupakan fakta itu"
"yah...tapi aku ingin memeluknya juga, bagaimana ini?"
myungsoo lagi-lagi terdiam setelah mendengarku aku tidak tau apa yang ia pikirkan saat ini
"myungsoo..."panggilku lebih ke nada merengek
"kau jangan terlalu mengambil pikiran ucapanku tadi, kau tau aku ini wanita yang sangat kuat,dan aku bisa menjadi lebih kuat jika soal urusan menunggu,apalagi orang yang aku tunggu itu adalah lelaki yang dengan beraninya datang mengetuk pintu yang jelas-jelas sudah sangat aku tutup rapat, bagaimana mungkin aku akan melepaskannya, myungsoo?"
aku bisa mendengarnya, kekehan geli yang myungsoo keluarkan, aku tersenyum kecil...
"aku tidak tau kekasihku sekarang sangat pandai bermain kata"
"jadi bagaimana ? kau tidak ingin mengatakan kau merindukanku"
"aku tidak ingin melakukan hal yang sama dengan lelaki itu, jika dia melangkah dengan dua kaki, aku bisa melangkah dengan 4 kaki"
"ahahahha, kau bercanda?...4 kaki? bagaimana mungkin?
"aku bisa menaiki mobil atau apapun itu"....
".......myungsoo... leluconmu itu" balasku dengan tawa keras
"jika kau ingin membalas pesan itu tidak apa-apa, aku tidak akan melarangnya, karena sepertinya kau juga harus berdamai dengan masa lalu, tidak menyenangkan melihatmu selalu bersedih ketika membahas masa lalu, kau hanya harus tau satu fakta bahwa myungsoo mempercayai suzy"
aku terlalu menikmati percakapanku dengan myungsoo sampai-sampai aku tidak menyadari somi yang entah sejak kapan sudah duduk di sofa kamarku,aku cukup terkejut ketika berbalik dan mendapati somi yang menatapku dengan tatapan yang tidak aku mengerti
"ow aku tdak tahan lagi, aku hampir muntah mendengar percakapan kalian" somi bergidik geli
"kau...? sejak kapan kau memasuki kamarku? todongku pada somi,mengabaikan handphoneku yang masih terhubung dengan myungsoo
mengabaikan telunjukku yang mengarah padanya, ia mendekati ranjangku kemudian meraih handphoneku yang tergeletak di atas tempat tidur kemudian mengubahnya menjadi panggilan video, dan mengarahkannya ke sekeliling kamarku, aku masih terdiam cukup terkejut dengan tindakan somi.
"kak myungsoo, kau harus mencari wanita yang lebih bisa mengurus kebersihan, bukan wanita yang bermain dengan kata-kata"
"ya... somi" teriakku kesal dan anak itu malah berlari meninggalakan kamarku dengan handphoneku yang masih terhubung dengan myungsoo, aku bisa mendengar tawa keras myungsooo
sepertinya aku harus sering-sering mengunci pintu kamarku.aku bergegas bangkit mengejar somi yang sudah keluar dari kamarku.
bersambung..
aku gak terlalu ahli dalam konflik besar ahahahhh
mungkin alurnya jadi membosankan, tapi beberapa hari yang lalu aku nemu quotes di instagram, " aku tidak pernah bercita-cita agar tulisanku sempurna, jika aku menunggu itu perfect maka aku gak akan pernah menemukan proses, aku hanya berharap tulisanku menjadi lebih baik" kurang lebihnya quotesny ngomong gitu wkwkwkwk.
pokoknya terus usaha aja apapun itu.......
love you all
jangan lupa ajak dirimu bicara hari ini, jangan hanya mendengarkannya...
