myungsoo adalah lelaki yang sangat baik, entah aku merasa seperti itu karena aku mencintainya atau dia memang seperti itu?,
setelah perdebatan alot beberapa hari yang lalu, aku terus memikirkan keputusan apa yang akan aku berikan nanti padanya,.Haruskah aku mempertahankan Hubungan ini ?
Atau aku akan melepaskannya saja?Aku sangat bingung entah karna aku tidak mempercayai myungsoo atau aku tidak percaya pada diriku sendiri.
Myungsoo tidak pernah membahas soal beasiswa itu lagi padaku,ia melakukannya seperti yang ia katakan, bahwa ia akan terus memberikan waktu agar aku berubah pikiran.
Karena terus melamun, aku tidak sadar kalau ayah memasuki dapur, aku yang memang sedari tadi masih berada di meja makan baru saja hendak memulai sarapan pagiku karena ini akhir pekan aku sengaja terlambat sarapan karena keasyikan tidur.
"sepertinya kau sedang banyak pikiran zy? " ucap ayah sambil menarik salah satu kursi meja makan setelah meletakkan tehnya yang masih mengepulkan asap
Aku tersentak, tersenyum kecil mendengar ayah mengungkapkan pernyataannya dalam bentuk pertanyaan
"tidak apa-apa yah" ucapku kembali menyeruput tehku yang memang sudah aku sediakan sedari tadi, sengaja aku abaikan selagi menikmati roti bakarku.
"kau yakin?" tanya ayah lagi, masih mencoba memancingku bercerita seperti biasanya, ayah dengan sosok tegas sekaligus bersahabatnya membuatku menjadi lebih mudah bercerita padanya dalam banyak hal, tapi entah mengapa,soal yang satu ini aku malah ragu untuk menceritakannya
Aku memandang ayah mendengar ia bertanya lagi, hendak bercerita tapi entah mengapa aku sedikit ragu, aku takut menemukan jawaban ayah nanti tidak sesuai dengan yang kuharapakan
"aku tidak tau yah" ucapku pada akhirnya mengakhiri penantian ayah yang terus menungguku berbicara setelah melihat keraguanku
Ayah menghela nafas pelan kemudian kembali menyeruput pelan tehnya, aku yakin ayah sudah tau masalah ini, adikku somi pasti sudah bercerita,somi dengan mulut embernya itu kadang membuatku berterimakasih dan kadang juga merasa kesal, ah satu-satunya yang patut disalahkan disini adalah myungsoo yang meminta bantuan somi untuk membujukku agar tetap bertahan dengannya. Myungsoo sudah cukup dekat dengan keluargaku, sudah aku katakan myungsoo dengan segala pesonanya itu bisa membuat orang-orang dengan mudah merasa nyaman dengannya dan tentang fakta itu entah aku harus senang atau tidak.
" sebagai seorang lelaki yang penuh dengan ambisi..., ayah cukup mengerti yang myungsoo rasakan, tapi sebagai seorang ayah,tentu ayah sangat paham apa yang kau takutkan" aku melihat ayah ketika dia mulai berbicara, menyadari tatapanku ayah kembali berbicara.
"sebenarnya Ayah masih tidak yakin, kenapa putri ayah menjadi tidak percaya diri seperti ini, jika itu soal masa lalu ,Ayah akan memakluminya, tapi.., hal yang sulit ayah mengerti kenapa masa lalu sangat menakutimu seperti ini, ketika myungsoo bersedia menemanimu sejauh ini"
Sudah aku duga....,tanpa perlu aku menjelaskan apapun Ayah akan dengan mudah mengerti kegusaranku, masa lalu yang ayah maksud cukup menggangguku sampai saat ini..
Trauma?,,,, tidak, aku tidak trauma sama sekali,hanya saja aku kehilangan kepercayaan diri semenjak menerima luka beberapa tahun yang lalu sebelum menjalin hubungan dengan myungsoo,awalnya aku baik-baik saja tapi mendengar myungsoo akan pergi jauh dan lagi-lagi itu sangat menggangguku."ayah tidak yakin kau tidak melihatnya zy, ketulusan myungsoo...,bukankah akan terlihat lucu
Saat ayah menyadarinya dan kau tidak ? " ayah terkekeh sebentar sementara aku hanya tersenyum kecil"jangan biarkan ketakutanmu membuatmu buta nak"
Aku memandang ayah setelah tertunduk enggan melihat ayah ketika berbicaraMendengar ayah berbicara seperti itu membuatku menjadi lebih ringan, memang benar terkadang kita butuh teman berbicara, tidak baik memendam semuanya sendirian
"jadi..., apakah aku harus menunggunya atau melepaskannya ayah?"
Ayah mengerutkan kening mendengar pertanyaanku"setelah berbicara panjang lebar seperti tadi, bahkan ayah membiarkan teh ayah dingin, kau masih belum mengerti ? " ucap ayah dengan nada yang dibuat- buat tidak percaya
"maksud ayah? .....," tanyaku kembali mengerutkan kening
"ah... Pagi ini kau menjadi terlihat kurang fokus habiskan sarapanmu, ayah mau ke depan"
Ayah menghela nafas sambil bergerak meninggalkan meja makan"tapi... , aku menghentikan ayah yang sudah mengangkat tehnya
Ayah belum menjelaskannya padaku"
"kau harus bertemu myungsoo dan berbicara dengannya, kau akan menemukan jawabannya,
Sudah-sudah kau membuat ayah merasa lelah" hilang sudah karisma keren ayah karena terlalu kesal dengan aku yang mendadak lemotAyah meninggalkanku sendirian di meja makan, bukannya aku tidak mengerti hanya saja aku tidak terlalu peka dengan makna-makna terselubung yang ayah selipkan di sela kata-katanya, tapi aku cukup merasa terbantu dengan wejangan pagi ayah.
Ting... Bunyi tanda pesan masuk di hpku
Tuan myungsoo
Hari ini,akhir pekan
Sepertinya akan menyenangkan menikmatinya bersama orang terkasihDitambah lagi sepertinya cuaca hari ini sedang bahagia
Aku tersenyum kecil melihat pesan masuk yang myungsoo kirim, lelaki ini... Memang ...
Berhenti membuatku jatuh cinta"yah hari ini cukup cerah"
Balasku mengabaikan pesan pertamanya"dan hari ini akhir pekan? "
Balas myungsoo lagi, karena merasa aku mengabaikan pesan pertamanyaLalu ?
Balasku sengaja tidak pekaAku sedang mengajak kekasihku menikmati akhir pekan?
Melihat balasan myungsoo, aku terkekeh pelanAhahahaha, baiklah aku akan bersiap-siap
Aku akan menjemputmu
Melihat balasan myungsoo aku bergegas menyelesaikan sarapanku, ah sepertinya hari ini aku juga akan berbicara serius dengan myungsoo.
Bersambung...
Ini itu cerita ff yang pertama aku post, aku sudah lama menaruh minat nulis ff tapi entah kenapa aku sering ragu karna kurang percaya diri
Masih banyak kekurangan dalam penulisan,mungkin beberapa kalimat terdengar kaku atau malah aneh ? hehe (sambil nyengir)
Tapi aku harap semoga beberapa orang yang membaca ini menjadi sedikit terhibur..( semoga ada hati yang kembali sembuh hari ini)