Ready..?

68 13 0
                                    

Tidak ada acara jalan-jalan lagi, meski aku mengatakan tidak apa-apa yuri tetap mengantarku pulang kemudian memesan taxi, sejujurnya aku merasa tidak enak

"tidak perlu sungkan, aku senang hari ini kau bersamaku suzy" setelah itu yuri meninggalkan rumahku

Aku langsung memasuki kamarku menghempaskan tubuhku dengan kaki yang masih menyentuh lantai, mengangkat sebelah tangakanku menutup wajahku dengan lengan

"kak...?" aku tau itu somi

"hmm..." gumamku sebagai balasan

"kakak harus memeriksa handphone" suara somi masih terdengar jauh sepertinya ia hanya membuka sedikit pintu kamarku, aku harus bersyukur somi sangat peka dengan situasi setelah mengatakan itu ia kembali menutup pintu meninggalkan kamarku

"tanpa berniat bangkit aku merogoh tas yang memang berada di dekatku hendak mengambil handphoneku, aku bisa melihatnya meski tidak terlalu banyak aku melihat pesan yang belumdibaca dan panggilan myungsoo yang tidak terjawab

Baru saja aku hendak membalas pesan myungsoo, layarku berganti dengan tanda panggilan masuk dengan myungsoo sebagai pelakunya, aku tersenyum kecil melihatnya.. tanpa berniat mengangkatnya panggilan pun berakhir , selang beberapa detik berganti dengan tanda pesan baru masuk 

"jangan mengerjaiku suzy, aku yakin somi sudah memberitahumu" membaca pesan myungsoo membuat ku tertawa pelan

Melihat myungsoo kembali menghubungiku akhirnya aku mengangkatnya juga

"melihat kau masih bisa menjahiliki, aku harap itu akan mengurangi rasa khawatirku

Ucapmyungsoo langsung setalah aku mengangkat panggilannya

"myungsoo.., panggilku pelan, sayang... " aku masih memanggilnya dengan nada pelan

"ku harap kau akan terus merawatku meski aku menyulitkanmu, aku sangat merindukanmu sampai rasanya aku akan terbang malam ini dan mendatangimu, aku sangat ingin, bukan maksudku aku butuh penenangku pelukanmu.."

Tidak ada tanda-tanda myungsoo akan mengintrupsi ucapanku seolah menyadarinya

"myungsoo.., sayang.... Kau mangabaikanku? , kau tega sekali..

Tok..tok bunyi ketukan pintu kamarku

aku melihat layar handphoneku masih tersambung,"apakah dia benar-benar mengabaikanku?" gumamku pelan

tok..tok

kenapa tidak langsung masuk saja kenapa harus mengetok somi... kali ini aku mulai jengkel dan berniat memutuskan panggilanku

"buka pintunya sayang, aku ada di depan pintu kamarmu" ucap myungsoo

Seluruh kerja tubuhku seolah terhenti bahkan aku rasa aku berhenti bernapas, merasa aku tidak merespon

"baiklah aku akan masuk" seolah tersadar aku bangkit tapi masih dengan posisi terduduk di pinggir ranjang pintuku terbuka menampakkan sosok itu laki laki itu, pria itu ah... kekasihku ....myungsoo seluruh teriakanku tertahann di tenggorokanku tapi mataku masih menatap lekat kearah myungsoo yang bergerak mendekatiku dan masih membiarkan pintu kamarku terbuka perlahan mendekatiku yang masih terdiam, aku bisa melihatnya senyum itu tersungging di bibirnya sepertinya otakku masih saja tidak berpungsi

Myungsoo berdiri di hadapanku menunduk menatapaku yang masih duduk di pinggir ranjang aku bisa melihatnya, ia tersenyum geli dengan tawa tertahan ia menatapku yang masih saja terdiam

Kemudian mengambilposisi tepat di sampingku meraih tanganku kemudian meniup mataku yang masih mengikuti pergerakannya dengan lekat

"aku tidak tau kalau responmu akan seperti ini,meski tidak sesuai rencana tapi karena respon mu kali ini pesta kejutanku rasanya tidak gagal"

"suzy.. sayang.. jangan diamsaja.. jangan membuatku...

Aku tidak tau sepertinya setalah sempat berhenti otakku menjadi sedikit gila aku tidak tau keberanian dari mana, di dalam kamarku di rumah orag tuaku dan denganpintu terbuka dengan beraninya aku memotong ucapan myungsoo dengan sebuah ciuman, oh tuhannn sepertinya aku memang gila tapi dengan sosok myungsoo yang saat ini berada di depanku itu lebih gila... aku menyadarinya myungsoo sedikt terkejut dengan tindakanku namun seolah tersadar ia langsung mengontrol diri membalas ciumanku dengan sedikit tersenyum

"ah.... Sekarang aku sangat senang pesta kejutanku tidak berakhir sia-sia" ucapnya setelah melepas ciuman kami ia tertawa pelan kemudian mengelus rambutku, masih belum yakin dengan wujudnya yang berada di hadapanku aku memutuskan untuk memeluknya erat, aku masih bisa mendengarnya myungsoo terkekeh pelan tapi tetap saja ia masih membalas pelukanku

"aku tidak tau kau punya sisi seperti ini,dan itu cukup mengejutkan" myungsoo berujar dengan tawa kecil yang sesekali terdengar

"aku juga tidak tau, bisa-bisanya aku punya sisi picisan seperti ini, dan aku pikir itu semua karenamu" myungsoo masih saja terkekeh kecil

"dan...apakah aku harus senang akan itu?" myungsoo menolak tubuhku pelan hendak melihat wajahku

"aku tidak yakin, tapi aku pikir aku makin serakah"

Myungsoo mengerutkan keningnya meminta aku melanjutkan ucapanku

"sayang...aku rasa cinta membuat seseorang semakin bodoh..." gumamku pelan

"hm?"

"a......."aku berteriak kencang kemudian menghambur memeluk myungsoo lagi, kami berdua sedikit tersentak kebelakang karena myungsoo yang cukup terkejut dengan tindakanku yang diluar dugaan aku tau aku hanya mulai tidak terkendali

"ya.. suzy..." myungsoo kembali tertawa

"kenapa kau bisa disini, dan.. kenapa kau ada di kamarku?' tanyaku setelah melepas pelukan kami"

"ahahah.. myungsoo tertawa keras kemudian mencium pipiku pelan, jangan bertingkah imut seperti ini, aku tidak tau sampai kapan aku bisa menahan diri"ia mengedipkan sebelah matanya kemudian bergegas berdiri

"ayo ke bawah aku sedikit lapar" melihat aku yang masih saja terdiam, myungsoo menarikku pelan kemudian bergegas turun ke bawah.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang