Selamat membaca
"Gue mau lo jadi pacar gue, kita taruhan gimana? Satu bulan lo jadi pacar gue, kalo lo emang gak ada perasaan sama gue, gue beliin deh apapun yang lo mau, gimana?"
"Gimana yaa, gue mau enggak yaa,"
Devan menatap Clara tepat dimatanya dengan muka memohon, entah mengapa Devan melakukan ini, senang rasanya jika Clara berada dekat dengannya, atau mungkin rasa senang itu hanya nyaman semata, sama seperti semua perempuan yang pernah ia dekati.
"Tapi gue mau nanya dulu sama lo," ucap Clara
"Apa?"
"Lo ada motif apa ngajak gue taruhan gitu? Mana taruhannya pacaran lagi," tanya Clara
"Sebenernya gue janji sama sepupu gue, kalo gue bakal punya pacar lagi dan kali ini gak bakal putus seminggu," jelas Devan berbohong,
Devan malu untuk mengakui bahwa dia menyayangi Clara, terlebih lagi Clara tidak memperlihatkan tanda-tanda Clara menyayanginya balik.
"Hmmm menarik," ucap Clara berpikir
"Gimana mau gak?" Balas Devan, "kalo gak mau yaudah."
"Oke deal, tapi pas udah sebulan lo beliin apapun yang gue mau oke?"
"Gampang itu mah, kita mulai pas keluar dari sini oke?"
"Oke, siapa berani, eh maksudnya siapa takut,"
Tidak lama dari itu, bel masuk pun berbunyi, namun Clara dan Devan tidak ada niatan untuk masuk ke kelas mereka masing-masing, mereka berniat bolos sampai jam pulang nanti.
"Ra, keluar yuk sumpek gue disini," ajak Devan, "laper juga." Kini mereka masih berada di perpustakaan.
"Gak mau, lo aja sana," tolak Clara
"Gak boleh gitu harus nurut apa kata pacar," goda Devan
"Halah bacot,"
"Yakin? Gue punya foto aib lo,"
"Gak percaya gue,"
"Nih liat,"
Devan pun memperlihatkan foto-foto yang dia ambil tadi pada saat Clara tertidur.
"Anjing! Devan hapus gak lo?!" kesal Clara yang diiringi kata mutiara
"Gak." Setelah mengatakan itu Devan langsung berlari secara otomatis Clara mengejarnya.
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka di sepanjang koridor, membuat sebagian siswa siswi yang belum masuk kelas ataupun sedang tidak ada gurupun, segera menyingkir setelah diintrupsi Devan guna memberi mereka jalan.
"MINGGIR WOY, ADA ORANG KESURUPAN," teriak Devan pada siapapun yang ada di depannya
"Halangin Devan dong, please lah bantuin gue," teriak Clara tak kalah kencang
"Gak bisa, wlee." Devan melirik Clara dan mengusilinya membuat Clara bertambah kesal
"Devan sini gak lo," ucap Clara ketika sedikit lagi meraih Devan
"Gak." Bukannya melambat Devan justru semakin mempercepat larinya, membuat Clara tertinggal semakin jauh.
Bruk
Mendengar suara seperti orang terjatuh, membuat Devan melirik kebelakang kemudian terkejut sekaligus khawatir dengan keadaan Clara yang jatuh pingsan dengan bola basket di sampingnya.
Bisa dipastikan dia terbentur bola oleh seseorang yang sedang olahraga siang ini. Melihat itupun Devan berlari dan menghampiri Clara dia antara percaya dan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
C L A R A
Teen Fiction⚠WARNING! MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA KASAR, TIDAK UNTUK DITIRU⚠ [AMBIL SISI POSITIFNYA, BUANG SISI NEGATIFNYA] REVISI SETELAH SELESAI Seorang anak pemilik sekolah menyukai seorang siswi pindahan yang kelakuan nya diluar batas namun cintanya tak ter...