12.AAB

50 7 0
                                    

Selamat membaca

Ketika dia sampai di taman belakang sekolah ternyata tidak ada siapapun di sana. Clara pikir mungkin mereka yang menulis tulisan di kotak kecil itu terlambat, jadi Clara menunggunya dan menyimpan barang miliknya di tempat yang tak terlihat oleh orang lain.

Pada saat duduk santai di kursi taman, tiba-tiba ada seseorang yang menjambak rambutnya secara kasar.

Ah ini pasti mereka -batin Clara

"Aw sakit," ringis Clara kesakitan.

"Lo tuh ya, udah gue bilangin jauhin Devan tapi malah makin deket," bentak seorang perempuan dengan name tag Alodie Vionna C.

Ah iya, Clara ingat perempuan ini adalah yang melemparinya bola basket pada saat itu.

"Lo siapa sih? Anak baru aja belagu," lanjutnya dengan nada kesal.

"E-emang kalo anak baru kena--" tanya Clara ketakutan. Ucapannya terpotong oleh temannya Alodie yang jika Clara lihat dari name tag nya dia bernama Berlian Jelita, dan satu orang lagi yang sedang menarik rambutnya sedari tadi.

"Karena lo salah, lo deket-deket sama miliknya Alodie," potong Berlian.

Alodie mengisyaratkan pada temannya yang menarik rambut Clara untuk menghempaskan Clara ke tanah saat itu juga.

Bruk

Clara terjatuh dan lututnya terluka. Kemudian Alodie berjongkok di hadapan Clara dan mencengkeram pipi Clara dengan cukup keras.

"Lo diem aja deh, gak usah sok cantik," ucapnya dengan penuh penekanan dibagian 'sok cantik'.

"Tapi kan emang semua cewek itu cantik," balas Clara dengan susah payah karena Alodie masih mencengkeram pipinya.

"Lo gak lebih cantik dari gue, lo itu kaya lonte ANJING!" ujar Alodie meremehkan disertai umpatan pada akhir kalimatnya.

Dih gak ngaca, lonte teriak lonte nih jadinya -batin Clara tertawa.

Jika Clara lihat secara baik-baik, Alodie memakai rok yang terlalu ketat, baju yang sengat pas ditubuhnya serta sepatu warna-warni dan wajah yang sudah seperti badut.

Entah kenapa dia selalu lolos dari razia, dan wajar saja bila Clara menyebutnya 'lonte teriak lonte' bahkan Alodie tak berpikir terlebih dahulu sebelum berucap.

Plak

Alodie melepaskan cengkraman nya pada pipi Clara, kemudian menampar pipi kiri dengan keras hingga kemerahan.

Kemudian dia berkata, "Lo tuh gak pantes sama Devan."

Plak

Alodie kembali menampar pipi Clara. Namun, kali ini di sisi kanan dengan keras hingga ujung bibir Clara mengeluarkan sedikit darah.

"Gue yang cantik gini aja cuma dapet sebentar dan gue berjuang lama buat dapetin Devan, sementara lo dengan mudahnya rebut dia dari gue," ucap Alodie dengan emosi yang mengebu-gebu.

"Berati lo kalah cantik Al," timpal Berlian dengan santai.

Temennya aja nyadar, masa dia enggak sih -batin Clara lagi-lagi tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

C L A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang