“Kamu adalah gadis teraneh yang pernah aku temui.”
--Chandra Mallory Dirgantara--
***
Setelah beristirahat selama satu hari di rumah, Kanaya merasa tubuhnya sudah membaik. Demamnya turun dan sakit badannya mulai menghilang. Saat ini, gadis itu sedang berdiri di barisan paling depan mengenakan kostum kelinci yang dominan dengan warna moca. Mata bulat berwarna biru dengan bulu mata hitam panjang dan hidung kecil berwarna merah muda menambah kesan menggemaskan pada kostum itu.
Gadis itu terdiam beberapa menit sebelum para pemain basket yang akan ditandingkan masuk ke area gedung olahraga SMA Galaxi. Sorak penonton pecah setelah melihat kedua tim yang diketuai oleh Chandra dan Barra masuk lapangan. Betapa kagumnya mereka kepada sosok Chandra yang dingin dan Barra yang selalu menunjukkan senyum terbaiknya, mereka sama-sama terlihat tampan ketika memakai seragam basket andalannya.
Sebelumnya, tim Barra telah melawan tim-tim lain baik dari kelas sepuluh, sebelas maupun duabelas. Mereka menang. Dan sekarang saatnya mereka berhadapan dengan tim Chandra yang terkenal dengan kelincahannya dalam bermain basket. Berkali-kali tim mereka dikirim menjadi perwakilan sekolah dan berhasil menyabet medali emas beberapa kali. Tapi, apakah mereka mampu mengalahkan tim Barra? Apakah kali ini nasib baik akan berpihak kepada tim Barra dengan memenangkan pertandingam ini?
Setelah peluit wasit berbunyi, setiap orang yang memakai kostum andalan dari kelas mereka masing-masing mulai menyemangati pemain basket yang sedang bertanding. Hal ini membuat Kanaya cukup kesal, karena kostum yang sedang dia kenakan sangat tebal dan tentunya sangat panas. Apalagi penonton di belakangnya yang terus mendorong dan menjerit ke arah Kanaya membuatnya semakin gerah.
Seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi, berkulit putih dan bertubuh kekar terlihat sedang menggiring bola lalu mengopernya kepada Anwar. Anwar dengan sigap menangkap bola berwarna oranye itu lalu memasukkannya ke dalam ring. Sayangnya gagal.
Kini bola berada di tangan Ervin—teman Barra. Dia menggiring bola menghalangi tim lawan dapat merebutnya kemudian mengopernya kepada Barra. Tanpa mengoper ke teman yang lain, Barra menggiring bola melewati lapangan lawan dan memasukkan bola ke dalam ring. Sorak penonton mengeras setelah Barra berhasil mencetak skor.
***
Setelah mengalami ketertinggalan skor di babak pertama, tim yang diketuai oleh Chandra tersebut berusaha keras bermain dengan baik. Sepertinya dibabak ke dua ini, keberuntungan berpihak kepada mereka karena berhasil mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.
Pertandingan selesai, Chandra dengan tampang dinginnya menghampiri Barra yang sedang mengambil pakaian ganti di lokernya.
“Kamu lihat siapa yang kalah?” ucapnya tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Dream With You [On Going]
Short StoryShort Story Kanaya Birdella. Gadis berparas cantik dan sederhana dengan latar belakang keluarga yang kurang harmonis. Sejak ibunya meninggal, dia kerap memimpikan hal aneh. Dia, mempunyai kemampuan untuk bertemu dengan seseorang yang sedang berada d...