“Aku bukan pengecut. Aku hanya tidak suka dengan tempat asing. Itu saja.”
--Kanaya Birdella--
***
Hembusan sang anila mulai terasa menusuk. Dingin. Ditambah lagi, langit malam yang hitam pekat membuat suasana semakin mencekam. Tak ada bulan atau bintang satupun yang berpedar-pedar di atas sana.
Seorang gadis dengan rambut hitam panjang terurai tampak berdiri tepat di depan gudang penyimpanan yang telah usang.
“Ada apa? Kenapa aku di sini?” gumamnya sambil mengedarkan pandangan. Bola matanya berhenti bergerak ketika dia melihat gudang yang berdiri kokoh di depannya.
Seingatnya, tadi dia baru saja selesai mencuci kaki lalu terlelap di tempat tidur. Lalu, kenapa sekarang tiba-tiba ada di tempat aneh seperti ini? Tempat ini seperti tak asing baginya. Tapi, kapan dia pernah kesini? Seolah tak percaya sekaligus bingung, gadis itu mengerjapkan kedua kelopak matanya beberapa kali lalu mencubit dan menepuk-nepuk pipinya, berharap yang sedang terjadi sekarang ini hanyalah mimpi. Tapi, sepertinya ini bukanlah mimpi. Terlalu nyata dan jelas sehingga tak layak dikatakan mimpi.
Setelah menatap bangunan usang dan tak berpenghuni itu cukup lama, gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kearah kaki dan pakaian yang sedang dia kenakan. Siapa tahu, sekarang ini dia sedang bermimpi menjadi princess yang tersesat di tengah hutan dengan mengenakan gaun indah dan diselamatkan oleh pangeran berkuda yang rupawan. Mengingat hari-harinya yang tak bahagia di dunia nyata, mungkin dia sangat senang jika hal itu benar-benar terjadi. Akan tetapi, tidak ada yang berubah. Pakaiannya masih sama ketika dia akan tidur, yaitu piama motif bunga-bunga yang dibelikan mendiang ibunya dulu. Bedanya, sekarang dia tidak mengenakan alas kaki.
Astaga, apakah ini nyata? atau hanya sebuah mimpi? Batinnya sembari kembali melihat sekitar. Dia lalu mengusap tengkuknya yang mulai terasa merinding. “Tenang Kanaya Birdella tenang,” ucapnya berusaha menenangkan dirinya sendiri. Dia kemudian menghela napas pelan dan mulai mengumpulkan keberanian.
Pelan-pelan Kanaya berjalan mengendap-endap mendekati gudang pemyimpanan itu. Gadis itu, berusaha keras agar langkah kakinya tidak terdengar oleh siapapun. Siapa tahu, di dalam sana ada sekelompok perampok atau penculik yang sedang bersembunyi. Namun, ketika dia sedang fokus melihat ke depan, Kanaya menyandung akar pohon yang cukup besar, membuat ibu jari kakinya terluka. Akan tetapi, gadis itu tak menghiraukannya. Dia kembali berjalan dan menggapai jendela yang ukurannya tidak terlalu besar, lalu menelungkupkan telapak tangannya dan mengintip kedalam ruangan. Matanya terbelalak ketika melihat seorang laki-laki sedang duduk di kursi kayu dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat. Dari bentuk tubuhnya, laki-laki itu terlihat seumuran dengan Kanaya. Sialnya, gadis itu tidak melihat wajahnya dengan jelas karena posisi duduk laki-laki itu yang membelakangi jendela.
Kanaya terdiam sejenak. Dia sedang memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang. Tiba-tiba bola lampu yang bersinar muncul di dalam kepalanya. Dia punya ide.
Tok... tok... tok
Gadis itu mengetuk kaca jendela itu pelan dengan tujuan supaya laki-laki itu memberikan respons. Namun, hal itu tidak terjadi. Dua orang laki-laki dengan tubuh tinggi besar dan berotot muncul secara tiba-tiba di dalam ruangan itu. Mereka, mengenakan jubah hitam dan membawa sebuah pistol. Kanaya menarik napasnya kasar dan bergidik ngeri setelah melihat mereka. Salah satu dari dua orang laki-laki itu melepaskan ikatan di kaki dan tangan sang korban. Setelah ikatan itu terlepas sempurna, laki-laki satunya menodongkan pistol ke kepala laki-laki yang semula terikat lalu membawanya keluar. Apa ini? Mau membawa dia pergi kemana? Batin Kanaya. Sebelum kedua penjahat misterius itu membuka pintu, Kanaya dengan sigap bersembunyi di balik batang pohon besar. Lagian, sekarang sedang gelap. Sepertinya di dunia aneh ini sudah malam. Mana mungkin kedua penjahat itu melihat Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Dream With You [On Going]
Cerita PendekShort Story Kanaya Birdella. Gadis berparas cantik dan sederhana dengan latar belakang keluarga yang kurang harmonis. Sejak ibunya meninggal, dia kerap memimpikan hal aneh. Dia, mempunyai kemampuan untuk bertemu dengan seseorang yang sedang berada d...