sᴇʀɪᴇs O1
Kamu mengerucutkan bibirmu, tangan kananmu memegang remote televisi.
Channel televisi kamu ganti-ganti, dan masih belum menemukan channel yang bagus.
"Aa~ Aku bosan!"
Kamu meletakan remote televisi, "Apa aku keluar saja? Tapi kemana?"
Seketika seorang perempuan seangkatanmu terlintas di pikiranmu, "Irene! Aku bisa pergi ke rumahnya. Kami selama ini hanya berhubungan melewati Handphone."
Kamu mengganti bajumu, menuliskan note kecil dan menempelkannya di dinding kulkas.
Kamu membuka Handphonemu dan mengirimkan pesan singkat kepada teman seangkatanmu dulu itu.
Kring! Kring!
Kamu membunyikan bell di gerbangnya, "Permisi! Ini [Name]!"
Irene segera keluar begitu mendengar suaramu. Gerbang ia buka dan menuntunmu masuk ke ruang tamu.
"Ya Tuhan [Name]! Bukannya sudah kubilang jangan keluar rumah sembarangan!" Ia berseru ketika melihatmu duduk di sofanya dengan hati-hati
"Ehe~ Aku hanya ingin bertemu denganmu! Sudah lama kita tidak bertemu langsung seperti ini! Kau kan sibuk dengan urusan novel-novelmu!"
Irene mendudukan dirinya di sofa depanmu, kacamata yang bertengger di hidungnya ia naikan. "Aku'kan pembuat novel, jadi aku harus membuat cerita dan merevisinya kemudian mengumpulkan sesuai deadline-nya."
"Lagipula ... kandunganmu berusia 7 bulan! Kenapa kamu berkeliaran keluar, hah?! "
Kamu mengerucutkan bibirmu, "Aku bosaann dirumah!"
Kalian terus berbicang dan lupa waktu, hingga suamimu tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan'sumimasen.' kepada pemilik rumah langsung datang disebelahmu.
"[Name]! Sudah kuduga kau ada disini. Ayo pulang!" Suamimu memegang tanganmu. Nada kesal terdengar disuaranya.
Sebenarnya, kamu tidak diperbolehkan keluar oleh suamimu setelah kejadian yang hampir membunuh anakmu.
Kamu menoleh kaget, "Ah! Satoru!"
Suamimu tidak mendengar ucapanmu. Ia langsung mengendongmu secara bridal style dam menoleh ke teman seangkatanmu.
"Terima kasih, telah menjaga istriku." Irene mengangguk dan mengacungkan jempol.
Setelah berteleportasi ke rumah tradisional mewah kalian. Kalian berhadapan dalam keadaan hening
"Jadi apa yang bisa kau jelaskan dari note kecil ini?" Suamimu menunjukan note yang kau tulis di depan kulkas. Mata biru cerahnya menyala tajam ke arahmu.
Kamu tersentak dan menundukkan kepalamu. Kamu memainkan kedua tanganmu.
"Ah, ya ... ini ... eh ... itu-.. tuh ... yah. Begini ... ini itu-... eum ..." iris [Eyecolor]mu merilik ke sana-sini, menghindati sorot tajam suamimu.
"Ck, ini itu apa, hah? "
Kamu menghembuskan napas kasar, dan mulai menunjuk suamimu.
"Mou! Satoru, aku tahu aku salah! Tapi kamu juga salah, dengan mengurungku dirumah! Jadi jangan menatapku dengan sorot tajammu!" Kamu menunjuknya dengan mata berkacamu. Kamu kesal dikurung dirumah, menonton televisi channel-nya itu itu saja.
"... baik. Jika kamu ingin keluar, tunggu suamimu pulang dulu. Dengan begitu aku bisa menemanimu!" Suamimu berucap dengan memelukmu.
Kamu mengangguk dalam pelukannya, "okay~"
NOTE
________________________________________________________Satoru,
Aku izin keluar rumah!Tertanda,
Gojō [Name]________________________________________________________
"Pergi keluar rumah dengan meninggalkan note kecil dengan isi yang tak rinci begini!! Kau membuatku marah dan khawatir disaat bersamaan kau tahu, "
"Mouu aku tahu aku salah!! Jangan diungkit lagii!!"
"Apa aku tak dengar?!"
"Aku mengutuk pendengaranmu Satoru ..."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓: 呪術廻戦,ㅤG. Satoru. ✓
Cerita Pendekend! 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒎𝒂𝒍𝒍 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒆𝒔𝒔 呪術廻戦, her happiness is my happiness is she hurt? i'll kill you all kaget? tentu saja tapi daripada itu semua asalkan kamu senang, itu cukup life with joyful laughter yet a little sadness @ LCYNEA @ GEGE AKUT...