Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
©Hajime Isayama, WIT Studio°°°
Captain's Hatred
©Assera Marvellyn, Feb 20213. HARAPAN
_________________________________________"Bukankah, Mikasa-san cukup merepotkan? Ia bahkan menghilang begitu saja dan membuat para senior mencarinya." Shitora menatap Henya sengit.
"Beraninya kau berkata seperti itu! Mikasa-san itu kebanggangan semua orang, asal kau tau!" Dengus Shitora. Henya menatap Shitora tak kalah sengit. "Kau ini, sahabatmu itu aku atau Mikasa-san?"
Shitora berdiri lalu meninggalkan Henya yang masih duduk ditempatnya, menikmati teh yang tadi mereka buat.
"Tch! Shitora sepertinya sudah gila." Henya menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri.
Ia berdiri menuju tempat Hanji yang masih menatap Titan Nyonya Springer. Meninggalkan cangkir teh miliknya di atas tanah. "Komandan." Panggil Henya.
Hanji menoleh. "Ouu, kau terlihat semakin cantik dimalam hari, ya, Henya-chan." Goda Hanji. Henya tersipu, lalu ia duduk disamping Hanji. "Kau membuatku semakin percaya diri, Komandan." Kekeh Henya, membuat Hanji tertawa senang.
Tak lama, mereka saling diam. "K-komandan. Apa kau tau, tipe wanita idaman Kapten Levi itu, seperti.. apa?" Tanya Henya dengan sedikit ragu.
Hanji dapat membaca alasan Henya dibalik pertanyaan ini. "Kau menyukainya, ya?" Henya hanya menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Setauku, karna dia pendek, jadi dia menyukai wanita yang tinggi."
Henya terlihat berpikir. "Apa.. 164 senti meter, cukup tinggi baginya?"
"Tinggimu 164 senti meter?" Tanya Hanji, memastikan. Henya mengangguk sambil tersenyum canggung. "Sepertinya kurang tinggi. Mungkin.. setinggi Mikasa cukup?" Ramal Hanji.
Henya menjadi murung. Mikasa-san? Gadis yang memiliki kemampuan bernilai 100 prajurit?
"Tapi.. dari tatapan Kapten, aku bisa melihat, bahwa ia tidak memiliki rasa sama sekali pada Mikasa-san." Hanji terkekeh. "Aku tidak mengatakan bahwa Levi menyukai Mikasa, Henya-chan." Henya mengulum bibirnya, menyesali pernyataannya itu.
Henya menatap Mikasa dan Levi yang muncul dari perpohonan yang tinggi menjulang itu. Memiliki paras yang sama cuek, namun memiliki aura yang berbeda. Aku tidak suka melihatnya.
Tanpa Henya sadari, Hanji sudah berdiri menghampiri Levi dan Mikasa. Terlihat Hanji yang berteriak, memanggil para prajurit yang tadi mencari Mikasa untuk kembali.
Teriakan Hanji, langsung ditegur oleh Levi, karna teriakannya itu sangat mengganggu. Mata Henya mulai memperhatikan Mikasa.
Gadis itu berjalan ke arah perapian yang dibuat oleh Eygon dan Jeka tadi. Dilihat dari samping, Mikasa memang memiliki paras yang cantik. Memiliki bulu mata yang lentik, hidung mancung, dan bibir tipis yang berwarna seperti buah persik. Tak lupa dengan kulit putihnya yang sering terluka.
Lamunan Henya membuyar, ketika mendengar dirinya dipanggil oleh Hanji yang memanggilnya untuk makan malam. Henya tersenyum kearah Hanji, lalu segera menghampiri perapian.
Ternyata, semua prajurit yang ikut serta dalam penelitian ini, sudah berkumpul.
Mereka menikmati kentang rebus dan roti dengan diiringi obrolan ringan.
×××
"Kapten. Kau mendengarnya?" Tanya Sasha ketika mendengar langkah kaki. Tentu saja ketika melihat Levi yang masih berjaga, ia segera memastikannya dengan cara bertanya pada Levi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain's Hatred
ФэнтезиON GOING Mikasa Ackerman, nama gadis yang menjadi prajurit tingkatan pertama angkatan 104. Wajahnya yang berparas cantik, membuatnya diidam-idami oleh kaum adam. Tak sedikit yang mencuri-curi pandang padanya. Namun, tak ada yang memiliki tekad untuk...