Chapter 7 : Pengalaman Pertama

1.4K 180 24
                                    


Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
©Hajime Isayama, WIT Studio

°°°

Captain's Hatred
©Assera Marvellyn, Feb 2021

7. PENGALAMAN PERTAMA
_________________________________________

Para Pasukan Pengintaiーyang ikut dalam operasi dikota bawah tanahーkini sudah siap dengan perlengkapan mereka masing-masing. Tak lupa, dengan jubah hitam mereka. Ya, mereka tak memakai jubah khusus Pasukan Pengintai, karena itu akan mengacaukan misi mereka disana.

Levi meneliti para prajurit satu persatu. Alisnya mengernyit, ketika melihat pasukan angkatan 107 yang ikut serta hanya berjumlah 4 orang. "Tch. Apa yang anak itu lakukan, hingga tidak muncul sampai sekarang." Gumam Levi. Hanji menoleh pada pria pendek yang berada disampingnya itu. "Siapa? Julio?" Tanya Hanji.

Levi berdeham. "Dia menolak untuk ikut. Katanya, dia ingin berlatih saja." Jelas Hanji, membuat Levi lagi-lagi berdecih. Para prajurit 107 yang mendengar itu, sudah yakin sekali, bahwa mulai sekarang, rekan mereka satu itu sekarang sudah di cap sebagai 'pecundang' oleh Levi Ackerman.

Tak lama, Hanji pun menaik kudanya dan diikuti oleh yang lain. "Ingat rencana kita. Jangan sampai ada yang mengacaukan rencana yang sudah disusun kemarin." Cetus Hanji. Para prajurit mengangguk siap.

Mereka pun memulai perjalanan menuju kota bawah tanah. Mereka cukup bersyukur, karena adanya Levi. Yaa.. bagaimana pun, Levi pernah tinggal disana beberapa tahun. Sudah dipastikan, Levi masih mengingat apa saja yang ada disana. Sebenarnya, mengintai kota seperti ini, memang salah satu tugas Pasukan Pengintai.

Menyamar dan mengintai, Pasukan Pengintai lah ahlinya.

Kini, mereka sudah berada dikota bawah tanah. Mereka menaikkan tudung mereka masing-masing. "Berpencar. Ingat tempat kalian menginap." Ucap Hanji, lalu melenggang pergi.

Ketika Mikasa ingin melajukan kudanya, tiba-tiba Sasha menahan lengannya. Mikasa menoleh pada Sasha. "Jaga dirimu, Mikasa. Kudengar, dikota bawah tanah, memiliki rakyat yang liar." Kata Sasha. Mikasa mengangguk, "Hm. Begitupun juga dirimu, Sasha." Balasnya, lalu melajukan kudanya ke tempat tersembunyi yang sudah ditetapkan untuk menyembunyikan kuda mereka masing-masing. Karena, tak mungkin membawa kuda ke kota bawah tanah. Mengingat bahwa disana jarang ada orang yang memiliki kuda.

Mikasa, Hanji, dan Shitora pun memulai perjalanan mereka dengan berjalan kaki. Tak lama, mereka sampai ditempat yang kemarin sudah Hanji berikan tata letaknya. Mata indah milik Mikasa menelisik setiap bagian dari bangunanーdengan ukuran yang seharusnya hanya bisa ditempati empat orangーdidepannya itu. Ia menatap tembok dan juga atap yang terlihat tak terurus dan retak. Namun, siapa sangka, jika didalam bangunan rusak seperti ini, ada penghuninya.

Seorang nenek tua beserta dua remaja keluar bersamaan dari bangunan itu. "Kalian yang akan menumpang disini?" Tanya Nenek itu. Hanji mengangguk. "Ya. Bisa kau tunjukkan dimana kamarnya?" Ujar Hanji.

Nenek itu tampak mengernyitkan dahinya. "Kamar?"

"Ya, kamar."

"Siapa bilang disini ada kamar, nak?" Ucapan Nenek itu membuat Hanji dan Shitora menganga. "J-jadi, kita tidur dimana, Kom--"

"Hanji-san. Panggil aku dengan panggilan itu untuk sementara." Potong Hanji. Shitora mengangguk ragu. "Jadi, kita tidur dimana, Hanji-san?" Tanya ulang Shitora. Hanji menggidikkan bahunya. "Mau dimana lagi?" Ucap Hanji, lalu melenggang masuk.

Captain's HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang