Chapter 9 : Rencana di Kota Bawah Tanah

1.2K 154 29
                                    


Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
© Hajime Isayama, WIT Studio

°°°

Captain's Hatred
© Assera Marvellyn, Feb 2021

Captain's Hatred© Assera Marvellyn, Feb 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@pinterest photo

9. RENCANA DI KOTA BAWAH TANAH

_________________________________________

Dipagi hari, terlihat Shitora dan Hanji sedang bercanda ria. Mikasa dengan tampang kusutnya, melirik mereka berdua.

"Oh, Flora. Tidurmu nyenyak?" Tanya Hanji.

Mikasa mengangguk lemah. "Ya, lumayan." Jawabnya.

Hanji berdiri dari duduknya, lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Mikasa. "Kau tadi malam kemana?"

Mikasa tersentak. "H-hah? Apa maksudmu?"

Hanji tertawa terbahak-bahak sembari berkacak pinggang. "Ah.. Berarti tadi malam aku salah lihat, ya?" Katanya lalu melenggang pergi. Shitora yang melihat Hanji pergi, langsung mengikutinya.

Mikasa masih memikirkan dari mana taunya Hanji tentang dirinya yang pergi keluar tadi malam. Apakah Hanji melihat dirinya bersama Levi juga?

"Tidak ada kegiatan?"

Mikasa menoleh kebelakang. Ia mendapatkan Lite dengan kedua tangan masuk kesaku celananya. "Hm." Jawab Mikasa.

"Seingatku, kita ada kegiatan untuk bertarung. Apa itu benar?" Tanya Lite, mengetes apakah Mikasa ingat atau tidak. Mikasa mengangguk pelan. "Ah, iya. Ingin bertarung sekarang?"

Lite menaikkan sudut bibirnya. Ia terkekeh pelan. "Baiklah."

Kujamin, akan sangat seru pertarungan kali ini.

×××

"Kau sangat ahli dalam bertarung. Apakah kau pernah diajarkan oleh seseorang?" Tanya Lite sembari mengelap keringat dipelipisnya.

Mikasa sedikit kikuk. "Ah, iya."

Lite hanya terdiam. Tiba-tiba, ia menoleh pada Mikasa. "Oh ya, nanti malam aku akan berjalan-jalan. Kau ingin ikut?" Tawar Lite. Dalam hati, ia merutuki dirinya yang tiba-tiba mengajak orang lain untuk berjalan bersamanya.

"Ya, boleh."

"Baiklah. Maafkan aku jika aku lupa." Ucap Lite, lalu pergi meninggalkan Mikasa yang masih terdiam berdiri didepan rumah yang tampak reot itu.

Mikasa merenggangkan otot tangannya juga kakinya, mencegah kram otot yang bisa muncul kapan saja. Tak bisa dibayangkan, ketika ia melakukan misi, kram menyerang tubuhnya.

Captain's HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang