Happy reading all :)
*****
"Somi!"
Gadis yang dipanggil namanya itu langsung masuk ke ruangan direkturnya itu. Sekaligus ia membawa berkas yang tadi sempat terjatuh.
Somi bisa melihat enam pria itu masih nyaman pada posisi mereka di sofa ruangan itu.
"Jadi, kenapa kamu masuk ke ruangan saya tadi?"
Somi meletakkan map berisi banyak kertas tersebut di depan Haechan. Tak lupa meletakkan pena di samping map tersebut.
"Ada beberapa berkas yang perlu bapak tanda tangani segera."
Haechan mengangguk.
Tangan pria itu bergerak di atas kertas yang sedang ia tanda tangani saat ini.
"Lo gak laper, Chan?" tanya Jaemin. Jujur, perutnya merasa lapar saat ini.
Haechan menaikkan pandangannya. Terlihat wajah pria itu berpikir sejenak.
"Laper, sih. Cuma nggak tau mau makan apa," Pria itu menoleh menatap Somi yang masih berdiri di sampingnya. "Kamu bisa tolong carikan makanan untuk kami?"
Somi yang memang tidak memiliki kegiatan lain, mengangguk. Setelah Haechan menyelesaikan urusannya dengan berkas tadi, Somi merapikan dan membawa map berisi kertas dan pena yang tadi ia bawa.
"Sebelumnya, bapak ingin makanan yang berat atau yang ringan saja?" tanya gadis itu sopan.
Haechan menoleh menatap satu per satu sahabatnya. "Lo pada mau makan nasi? Atau makan roti aja?"
"Gue roti aja," ucap Jeno yang diangguki Chenle dan Jisung.
"Yaudah samain aja," balas Jaemin.
Haechan mengangguk. "Pesen roti, terserah dimana yang penting enak."
Somi mengangguk, setelahnya ia pamit undur diri. Enam pria yang ada di ruangan itu mengangguk membiarkan gadis yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi Haechan itu keluar.
"Lo kalo suka sama dia, langsung ajak nikah aja, Chan," celetuk Renjun setelah Somi keluar.
"Gak semudah itu, goblok! Lo nggak tau aja apa yang udah gue usahain," balas Haechan jengkel.
"Emang apa aja?"
Haechan menegakkan tubuhnya. "Waktu itu gue pernah ngundur rapat cuma karena mau berduaan sama dia, reaksi dianya kaget, sih, cuma rada gak suka gitu."
Ucapan Haechan mengundang kekehan kecil dari lima pria dihadapannya.
"Sumpah, Bang, lo kok kaku banget soal asmara? Pantes gak laku-laku sampe sekarang," ejek Jisung.
"Chan, kalo gue jadi dia, gue juga bakal gak suka. Ya lo pikir aja, apa pikiran satu kantor pas tau kalo lo ngundurin rapat cuma untuk berduaan sama dia?" tambah Jeno.
"Harga diri lo udah turun dimata dia Chan," sambung Renjun menakut-nakuti.
"Mampus!" cibir Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Time ✔
Fanfiction|Follow dulu sebelum baca| (Kalo bisa baca sampai habis) Terdengar seperti lelucon. Tapi itulah yang terjadi pada lima pasang bocah yang masih berumur belasan tahun ini. Sebuah perasaan yang sudah tumbuh sejak awal pertemuan mereka, membuat dua kubu...