"Mi... a-acara pertunangan a-aku gi-gimana?" Yeji ngos-ngosan setelah mengatakan kalimat itu
Seulgi tercekat mendengar pertanyaan putrinya. Ia melirik suaminya yang kini sedang berusaha fokus pada jalanan didepannya
"Sekarang kamu istirahat aja ya, sayang..." Ucap papinya, Bervan Kyufino Callisto, dengan nada lembut
Yeji yang mendengar itu hanya mengangguk lemah. Tak lama kemudian, suara handphone Yeji terdengar membuat sang pemilik segera melihat oknum yang menelponnya. Tampak kilat kebahagiaan di matanya setelah mengetahui orang yang menelponnya.
"H-halo?"
"....."
"Jen? Ka-kamu kok gak j-jawab?"
"I-iya. Halo Ji, kamu lagi dimana?"
Sambil tersenyum "A-aku lagi d-dijalan. Jen, acara pe-pertunangan kita gi-gimana?"
Hening.
"H-halo? Jen, k-kamu masih dengar a-aku kan?"
"Maafin aku Ji..."
Suara Jeno terdengar lirih di telinga Yeji. Ia yakin saat ini Jeno sedang merasa bersalah, tapi ia tak mengerti mengapa Jeno meminta maaf pada dirinya
"K-kamu minta maaf u-untuk apa Jen?"
"Untuk semuanya..."
tut.
Yeji terkejut. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Jeno. Ia bingung. Setelah dirinya keluar dari rumah sakit, semua orang bertingkah aneh.
"Sayang.... Kamu tiduran aja ya sayang?" Ucap Seulgi lembut namun terkesan tegas
Yeji memilih menyetujui perintah sang mami walau itu terpaksa. Sebenarnya masih banyak yang ingin dia tanyakan pada sang mami, tapi ia tak ingin melawan perintah sang mami.
Beberapa detik kemudian, Seulgi mendengar dengkuran halus dari belakang kursi penumpang dan melihat anaknya sudah tertidur
Seulgi menatap anaknya dengan tatapan sendu sambil bergumam "Maafin mami ya sayang.... Mami gak bisa bantu kamu banyak sampai kamu harus ngalamin kejadian yang seharusnya gak kamu alami..."
Bervan yang mendengar itu pun melirik sekilas wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya. Jauh dilubuk hatinya, ia juga merasa gagal untuk menjadi ayah yang baik untuk putri semata wayangnya
'Maafin papi Yeji...' batin Bervan lirih
○○○○○○
Di kediaman Siwon
"Bunda kan udah bilang sama kamu Na, pilihan bunda itu gak pernah salah! Kamu sih batu banget, udah bunda pilihin malah mau modelan yang berpenyakitan kayak gitu!"
"Lia gak pernah punya penyakit bunda!! Aku tau dan aku kenal dia!!" Seru Jaemin dengan nada yang mulai tak bersahabat
"Sudah berapa kali ayah bilang sama kamu!! Jangan pernah menaikkan suara kamu kalau sedang bicara sama bunda kamu!!" Bentak Siwon sehingga menimbulkan urat-urat dilehernya
Jaemin menghela nafas kasar. Jika ia berdebat dengan ayahnya, maka dapat dipastikan jika dirinya akan kalah karena ancaman dari sang ayah.
"Terserah apa yang mau ayah sama bunda bilang. Aku juga gak bakalan terima kalo itu menyangkut tentang cewek gak tau diri itu!!" Sarkas Jaemin.
Setelah mengatakan itu, ia segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai 2. Ia juga menghiraukan panggilan-panggilan ayah dan bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Time ✔
Fanfiction|Follow dulu sebelum baca| (Kalo bisa baca sampai habis) Terdengar seperti lelucon. Tapi itulah yang terjadi pada lima pasang bocah yang masih berumur belasan tahun ini. Sebuah perasaan yang sudah tumbuh sejak awal pertemuan mereka, membuat dua kubu...