Happy reading all :)
*****
Lia dan Yuna mengenal suara itu, suara yang sangat mereka rindukan. Mata mereka yang awalnya terpejam kembali dipaksa terbuka oleh sang pemilik. Mere ingin memastikan jika suara itu bukan hanya halusinasi mereka.
"J-aem-in,"
"Ji-sung,"
Jaemin dan Jisung tidak bisa menahan air mata juga senyuman mereka. Di satu sisi, mereka merasa sakit ketika melihat keadaan kekasih mereka seperti ini, tapi di sisi lain, mereka merasa senang karena masih bisa melihat sang pujaan walau dengan cara seperti ini.
Kedua remaja sesama gender itu segera melangkah mendekat ke sisi Lia dan Yuna. Mereka langsung menggenggam tangan kedua gadis itu menyalurkan kekuatan untuk bisa bertahan.
"Kamu apa kabar?" Tanya Jaemin masih dengan air matanya.
Lia tidak menjawab pertanyaan Jaemin. Tangannya yang digenggam oleh Jaemin beralih menghapus air mata pemuda itu dengan tangan bergetar. Jaemin memejamkan matanya menikmati sentuhan dari Lia.
Sementara itu, Jisung tidak memulai obrolan diantara keduanya. Pemuda itu memilih bungkam sembari menatap wajah cantik pucat Yuna. Kecantikan gadis itu bahkan tidak berkurang disaat ia sedang sakit seperti ini.
"S-sung, k-kamu a-pa ka-bar?" Tanya Yuna. Gadis itu tidak berubah dari dulu, selalu tidak nyaman dengan keheningan.
Jisung tersenyum. "Aku baik, Yun, tapi hati sama pikiran aku nggak baik," balas Jisung.
Yuna paham maksud dari perkataan Jisung tadi. Yuna tidak ingin terlihat semenyedihkan ini di depan semua orang. Ia adalah anak yang hiperaktif apapun keadaannya. Sakit adalah suatu beban yang harus ia hindari dalam kehidupannya.
"S-sung,"
"Hm?"
"A-aku bo-leh nyam-pein s-sesuatu bu-at kamu?" Tanya Yuna.
Jisung menggeleng. "Kamu nggak usah banyak bicara, ya? Udah kamu istirahat aja," timpal Jisung.
Yuna tersenyum kecil. "Ng-nggak pa-pa, de-ngerin, ya?" Paksa Yuna dengan keras kepalanya.
"A-aku s-seneng bang-et bis-a ketemu sa-ma ka-mu. Ba-nyak bang-et ya-ng beru-bah di hi-dup a-aku setelah kete-mu s-sama k-kamu," Yuna mengambil nafasnya panjang. "Aku sayang sama kamu."
Jisung tersenyum menanggapi ucapan gadis itu. Sudah lama ia tidak mendengar suara Yuna setelah gadis itu keluar dari rumah sakit.
"Aku punya sesuatu buat kamu," ucap Jisung. Pemuda itu merogoh kantong celananya mengambil sesuatu. "Ini untuk kamu."
Itu adalah sebuah mainan bola salju yang di dalamnya ada nama Yuna dan Jisung. Ukuran bola salju itu keil, tapi itu bukan masalah besar bagi Yuna. Jika itu dari Jisung, maka akan ia terima dengan senang hati.
Jisung mengambil sebelah tangan Yuna, lalu meletakkan mainan itu di tangan Yuna. "Ini kamu jaga baik-baik, ya? Kamu mau tau kenapa aku ngasih ini sama kamu?"
Yuna menganggukkan kepalanya pelan. "Aku kasih ini dan aku tulis nama kita di dalamnya, itu karena aku pengen kamu sama aku selamanya. Kita akan selalu ada dalam satu kesatuan dan gak ada yang bisa misahin kita. Bola salju itu tanda kalau kita akan menjadi kata kita untuk selamanya."
Yuna benar-benar terharu dengan apa yang Jisung ucapkan. Banyak sekali makna tersirat yang Jisung ucapkan pada tiap kalimat yang cowok itu katakan. Air mata Yuna kembali keluar setelah ia berhasil mengehentikannya tadi.
Tanpa Yuna dan Jisung sadari, Lia dan Jaemin sudah memperhatikan mereka sejak Jisung memberikan bola salju itu pada Yuna. Lia bisa merasakan makna tersirat dalam tiap ucapan Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Time ✔
Fanfiction|Follow dulu sebelum baca| (Kalo bisa baca sampai habis) Terdengar seperti lelucon. Tapi itulah yang terjadi pada lima pasang bocah yang masih berumur belasan tahun ini. Sebuah perasaan yang sudah tumbuh sejak awal pertemuan mereka, membuat dua kubu...