BACK IN TIME [ 20 ]

163 22 7
                                    

Happy reading all :)

*****

Sekitar satu jam Ratu keluar, akhirnya gadis itu kembali dengan membawa beberapa paper bag di tangannya. Wajahnya dihiasi senyuman menawan.

Ia membuka pintu toko. Tidak biasanya toko ini terlihat sepi daripada biasanya. Keadaan saat ia masuk begitu mencekam.

"Kok sepi, sih?" gumamnya.

Dengan langkah cepat ia berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Setelahnya, ia masih mendapati keadaan toko yang sepi.

"Ih, kok serem banget?"

Dengan perasaan kalut, gadis itu meneriakkan nama penghuni rumah itu satu per satu. Dari Mina sampai Caca telah ia panggil, namun tak seorangpun menyahut panggilannya.

Hingga sebuah ketukan kuat pada pintu utama membuatnya takut. Dengan langkah pelan, ia berjalan hendak berjalan menuruni tangga.

Saat akan menginjak tangga terakhir, tanggannya ditarik paksa oleh seseorang dari lantai atas. Ia ingin berteriak, namun mulutnya dibekap. Ratu mendapati Feli dan Jia yang tengah menatapnya khwatir.

"Ka-"

Ratu yang akan berteriak kembali dibekap oleh Feli. Jia mengisyaratkan untuk Ratu diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Ratu mengangguk. Feli yang melihat Ratu mulai tenang melepaskan tangannya dari mulut Ratu.

Keadaan seakan tenang, sebelum suara dobrakan pintu membuat tiga gadis itu terlonjak kaget. Mereka yang tengah bersembunyi di dalam ruangan dekat tangga yang berada di lantai atas jelas berusaha menahan nafas mengingat kapasitas ruangan yang kecil.

Ratu berbisik, "Ini kenapa, Kak?"

Feli yang didekatnya menatap Ratu cemas. "Ada orang yang gak dikenal dari tadi ketuk pintu toko gak sabaran, Tu."

"Tapi, tadi gue masuk gak ada apa-apa, Kak."

Feli menggeleng tanda ia juga tak paham.

Teringat sesuatu, Ratu menatap Feli dan Jia bergantian. "Kak Lili sama kak Caca mana?" tanya gadis itu cemas.

"Kita kepisah pas dengar suara ketukan yang pertama. Buna tadi pamit keluar, kalo Somi lagi kerja. Kita gak mungkin bilang ke Somi, gue takut ganggu dia kerja," jelas Jia.

"Tapi, kak-"

Ucapan Ratu terpotong kala telinganya mendengar suara langkah kaki menaiki tangga. Nafas ketiganya tercekat.

Suara langkah kaki itu seakan mendekat ke arah ruangan dimana mereka bersembunyi. Jia, Feli dan Ratu menutup mulut mereka masing-masing.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu seakan dicoba untuk dibuka. Ratu rasanya ingin menangis berada di keadaan seperti ini.

Setelah beberapa menit mencoba, orang yang tadi mencoba untuk membuka pintu itu terdengar menjauh. Tiga orang gadis yang bersembunyi dibelakang pintu itu bernapas lega.

BRAK!

Pintu tempat persembunyian mereka terbuka dengan sangat keras.

Back In Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang