Bab 08 - "Jadi? Kita Pacaran?"

1.6K 317 85
                                    

Me
ra|
19.12

ini gue, jeongwoo|
19.12

gue cm mo minta lo lupain pertanyaan gjls gue pas di kantin|
19.13

bisa kan?|
19.13

gue gaada mksd apa²|
19.14

plis ra, jgn marah|
19.15


"Gimana? Dibales?"

Kepala Jeongwoo menggeleng lemah. Wajah cemberut cowok itu terus terarah pada layar ponselnya. "Jangankan dibales, dibaca aja enggak. Padahal udah centang dua, tinggal warnain doang pake warna biru."

"Elo sih ... goblok!" Jaehyuk menonyor kepala adiknya. "Makanya dikasih otak sama Tuhan itu digunain. Jangan buat pajangan doang!"

Jeongwoo hanya bisa sabar setiap hari digoblok-goblokin melulu sama orang yang juga sebenarnya tidak kalah goblok dari dia.

"Lagian yah Woo, gue masih nggak nyangka lo suka cewek modelan Sora," kata Jaehyuk. "Bukan maksud ngejelekin atau gimana ... tapi gue kenal lo. Taunya gue, elo tuh pengin cewek yang lebih-lebih gitu dari Sora. Lebih cantik, lebih anggun, lebih sopan, lebih mandiri, lebih-"

"Seksi."

Wajah Jaehyuk seketika sepet, "Tau banget apa kekurangan Sora lo, codot!"

"Sora nggak tepos-tepos amat lah, Kak," sambar Jeongwoo. Membuat Jaehyuk seketika berpikir dua kali.

"Bener sih," angguk Jaehyuk menyetujui pernyataan Jeongwoo. "Tapi, dia kan nggak seseksi siapa tuh? Cewek seangkatan lo yang dikata Doyoung bohaynya melebihi Mbak DePe?"

"Luna?"

"Nah, itu," jemari Jaehyuk menjetik di udara.

Jeongwoo berdecak, moodnya mendadak down gara-gara mendengar nama Luna disebut. "Dia mah montoknya kagak alami. Bantuan."

"Pake pil? Atau suntik?" tanya Jaehyuk penasaran.

Kedua bahu lebar Jeongwoo mengendik tak acuh. "Nggak tau. Gue sih malah nebaknya bantuan tangan cowok."

"Emang iya yah, Woo? Keenakan Si Cowoknya atuh!"

"Ya nggak tau sih! Gue 'kan cuma nebak. Soalnya dandanan Luna 11 12 sama lonet lampu merah."

"Duh siapa sih cowoknya? Tukeran tempat hayuk!"

"Najis! Mesom kau, Kak!"

***

Soraralafyu
|jeongwoo
11.15

|temuin aku di taman blkng sekolah
11.15

|nanti pas jam istrht ke-2
11.16

"Doy! Doy! Doy! Sora ngechat gue!" Heboh, Jeongwoo mengorog-orog tubuh kurus Doyoung.

Doyoung yang merasa kegiatannya mengerjakan tugas matematika terganggu pun lantas tanpa basa-basi menendang kursi Jeongwoo. Mengakibatkan benda berbahan dasar kayu itu terjatuh, terjungkal, terguling-guling. Mending hanya kursinya, lah ini? Jeongwoo ikutan ngedongsok, bro.

Tubuh Doyoung bangkit berdiri. Cowok berbandana hitam itu tampak memberesi buku di mejanya, lalu menjatuhkan pandang ke arah bawah. "Loh? Ngapain lo duduk di lantai gitu, Tem? Mau cosplay Suster ngesot?"

Kesal, Jeongwoo akhirnya berdiri. Bibir cowok itu monyong-monyong mendumali sifat kurang ajar Doyoung. "Nggak ada akhlak lo, Idoy! Dasar, dora!"

Doyoung yang masih dalam keadaan lola pun hanya bisa diam ketika Jeongwoo meninggalkannya sendirian keluar kelas. Padahal, Doyoung tadi sudah ada niat baik ingin memberikan contekan tugasnya kepada Jeongwoo. Tapi, ya sudahlah. Jeongwoonya saja tidak mau.

"Oy Youngtae! Nih tugas gue!"

"Taruh aja di meja guru, Doy!"

"Siyaaapp, bossq!"

***

"Ada apa, Ra?" Adalah kalimat pertama yang diluncurkan oleh bibir Jeongwoo kala cowok itu mendudukkan diri di bangku taman panjang samping Sora.

Sora sedikit tersentak, karena memang dari tadi ia belum menyadari kedatangan Jeongwoo. "Kamu? Dateng kok nggak bilang-bilang?"

Tawa kecil Jeongwoo mengudara, menyatu bersama angin dingin kota Seoul. "Lonya aja yang ngelamun terus."

"Langit mendung," Sora mendongakan kepalanya. Menatap langit mendung yang benar-benar petang serta berkabut. "Kayaknya bakal hujan lagi."

"Heum," Jeongwoo mengangguk. "Omong-omong Ra, lo mau ngapain ngajak gue ketemuan di sini? Penting banget kayaknya."

Sora menyelipkan poni panjangnya ke sela telinga. Membuat Jeongwoo seketika tersadar. Hari ini, rambut panjang Sora terurai tanpa kepang. Cantik sekali. "Aku mau ngomongin tentang pertanyaan kamu kemarin."

Hawa panas merayap dari pipi hingga pelipis Jeongwoo. "Gue kan udah bilang, jangan bahas hal itu lagi. Lo lupain aja, okay? Anggap gue nggak pernah ngomong gitu."

"Aku mau omongin hal ini satu kali aja, Woo. Setelah itu bakal bener-bener lupain," manik cokelat terang Sora jelas menunjukkan binar permohonan.

Helaan napas Jeongwoo berembus lirih, "Oke."

"Kamu bilang kamu suka sama aku, kan?"

Bola mata Jeongwoo berlarian menatap segala arah. "Enggak. Kemar-"

"Jawab jujur, please."

Jeongwoo kembali mengela napas, kali ini terdengar lebih berat. "Kalo gue jawab 'iya' kenapa?"

"Nggak kenapa-napa," Sora menggeleng seraya tersenyum kecil. "Aku juga sebenernya suka sama kamu dari awal kita ketemu."

Bagaimana kabar jantung saudara Jeongwoo? Aman?

"Hah?"

Sora mendongak, membidik dalam wajah Jeongwoo yang kebetulan posisinya lebih tinggi. "Aku. Suka. Sama. Kamu."

"Beneran?" Jeongwoo mengedip-kedipkan matanya sebanyak mungkin.

Sora mengangguk tegas, "Iya."

"Jadi? Kita pacaran?"

Kepala Sora bergerak ke kanan dan ke kiri bergantian. Senyum manis di bibir pink alaminya pun secara perlahan meluntur. "Aku emang suka sama kamu. Tapi, kita nggak bisa pacaran."

"Loh? Kenapa? Ini gue udah rela turunin gengsi loh, Ra," Jeongwoo memandang Sora sangsi.

"Diliat dari teropong manapun. Semuanya bakal terlihat sama. Kita ... berbeda, Jeongwoo."

***

"Diliat dari teropong manapun. Semuanya bakal terlihat sama. Kita ... berbeda, Jeongwoo."

Lagi-lagi tiga kalimat itu terputar di kepala Jeongwoo. Membayang bagai kaset rusak. Membuat frustasi layaknya bisikan yang didapat seorang penderita depresi.

"Arggghhhh! Sial! Napa gue jadi kepikiran terus sih?!" Jeongwoo menenggelamkan kepalanya ke dalam baju tidur. Kelewat pusing memikirkan kata-kata penolakan Sora.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Jeongwoo memukuli kepalanya sendiri tanpa ampun. "Harusnya dari awal gue nggak usah bilang suka sama dia! Malu-maluin kan!"

"Lagian Si Cupu sok jual mahal banget sih! Cuma gara-gara beda kasta doang langsung nolak! Tau ah! Mulai sekarang gue benci Sora pokoknya! VALID! NO DEBAT!"

"Peduli setan sama suka! Toh, baru suka! Belum cinta!"

Pada dasarnya, Jeongwoo itu memang kekanakkan.

TBC

true beauty, park jeongwoo (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang