prolog.

7.2K 655 40
                                    

Samudra Pasifik, 1942

Tenang, adalah kata yang tepat untuk mendefinisikan suasana pagi hari ini. Suara kicau burung perandai menandakan lokasi saat ini berada tepat ditengah hamparan laut luas. Angin laut kencang mengakibatkan terbentuknya ombak, mengarahkan pada kapal baja yang sedang melaju dengan cepat hingga pecah dan bergabung dengan air yang lain. 

Kapal yang kuat, besar, dan kokoh. Kapal tersebut telah didesign secantik mungkin dengan ornamen khas negeri sakura sampai tak nampak bahwa fungsi sesungguhnya adalah kapal perang. Kapal cantik berumur puluhan tahun itu telah mengarungi samudra pasifik hampir 7 bulan lamanya, berpindah dari satu negara ke negara lainnya hingga pimpinan mengumumkan bahwa Belanda, sang musuh berhasil dilucuti senjatanya serta dipukul mundur meninggalkan negeri yang telah dijajah 350 tahun lamanya. 

Kembali membahas kapal, jika ditelaah lebih dekat ditengah awak kapal yang sedang berlalu lalang kita bisa memperhatikan bagaimana anggunnya seorang pria muda yang berdiri di bagian lantai dua sedang asik memantau birunya air dan langit, membiarkan paras putih sehat khas pria Nippon diterpa kencangnya angin laut. Ombak besar membuat kapal megah itu bergerak naik turun tak membuat pria itu terusik sedikitpun tanda sudah terbiasa. 

Mata cantik yang terpaku dengan lautan dihadapannya seketika menjadi berbinar, mimik mukanya tetap datar. Setitik cairan bening jatuh mengenai pakaian mahalnya, tepatnya meluncur melewati jajaran pin perunggu di dadanya. 

"OKAASAN! YAMETEO..."

"HANASHITE KUDASAI!"

Trauma, jeritannya sendiri menjadi traumanya. Bagaimana kedua tangannya dicekal kuat sembari matanya dipaksa terbuka hanya untuk menonton ibunya dibakar hidup-hidup oleh sekelompok prajurit penjajah desanya. Desa terpencil ditengah hutan belantara yang indah tempat pack Hamada tinggal. Pack Hamada terkenal dengan keramahan dan kelembutan hatinya. Seluruh warewolf disana hidup sebagai peternak ayam hutan, rusa, hingga lembu. Ekosistem disana terjaga sebab hampir tidak ada perburuan liar. Sampai cerita indah ini buyar akibat sebuah ramalan, ramalan akurat datang dari wanita cantik mate ketua pack sang pemilik kekuatan seer. 

Ramalan tersebut mengatakan bahwa Nihon akan kekurangan prajurit perang skala luas. Ledakan serta dentuman hebat akan terjadi di dua kota besar. Rakyatnya hangus begitupun para pelindungnya. Sang seer juga melihat bahwa banyak pimpinan pack warewolf menawarkan bantuan pada pimpinan perang. Mereka sanggup diperbudak, dijadikan senjata untuk mengatasi peperangan selanjutnya dengan imbalan diberikan kebebasan untuk hidup berbaur dengan manusia. Maka dari itu pimpinan prajurit memerintahkan anak buahnya untuk memburu lelaki warewolf dan dijadikan senjata serang. 

Sampailah para pemburu itu di desa pack Hamada. Jeritan wanita dan tangisan bayi kecil tak terhindarkan. Banyak penduduk yang menolak dijadikan budak, bagaimana tidak bayangkan saja dipisahkan oleh mate dan anak laki-laki tersayang. Rumah-rumah dirusak, dirobohkan, dan dibakar hingga hangus akibat penolakan. Di tanah, darah dan kepala serigala berserakan meninggalkan bekas bau anyir pada penjuru desa. 

"Bagaimana? Apa anda akan terus diam sembari menikmati pertunjukan diluar sana?" Seorang lelaki tegap lengkap dengan seragam dan samurai panjang tersampir di pinggangnya terus menuntut kepala pack disertai ancaman-ancaman sadis. 

"Istriku mendapat ramalan bahwa sekeras apapun kalian berusaha, ada dimana satu negara tujuan kalian yang akan memukul kalian mundur dengan tidak hormat. Prajurit kalian akan malu dan melakukan bunuh diri masal.." 

BUGH! 

Sebuah bogem mentah dilayangkan lelaki tersebut, "Jaga mulutmu. Aku tidak butuh ramalan yang entah benar atau tidak. Putuskan pilihanmu sebagai ketua pack yang dihormati pengikutnya. Perintahkan wargamu untuk menyerahkan laki-lakinya dan kau akan diangkat sebagai letnan. Hidup dengan harta, jabatan, kapal perang kokoh dan canggih bahkan berapapun wanita yang kau inginkan menjadi semudah menjentikan jari." Ujar Pria tersebut.

"HIIIATT!!!" 

"ASAHI!" 

Sosok remaja keluar dari persembunyiannya, tangan kecil dipesenjatai gagang sapu ia layangkan guna memukul pria yang sejak tadi mengancam ayahnya, memberi pria angkuh itu sedikit pelajaran. 

Bukannya erangan kesakitan tetapi pria tegap itu malah tertawa terbahak. Jelas, pukulan gagang sapu tidak ada apa-apanya jika mengenai tubuh berotot dibalut baju kenegaraan yang terbuat dari kain tebal dan mahal bahkan anak panah runcing saja sulit menembus. 

"Kau ternyata memiliki sosok pria pemberani disini. Asahi? Apa itu namamu?" Lelaki tersebut berjongkok menyamakan tingginya dengan lelaki 17 tahun itu. Pemberontak itu mulai mengamati setiap inci tubuh kurus Asahi, tangannya menegakkan dagu Asahi hingga matanya bersitatap dengan miliknya. 

"Tolong jangan sentuh putraku, dia hanya omega yang lemah. Dia tidak bisa bertarung, ambil aku sebagai gantinya." Seorang wanita cantik mendekat seraya berlutut. Wajah cantik yang ternyata menurun pada anak lelakinya sudah dibasahi air mata. 

Pria itu tersenyum miring, terlihat mengerikan. 

"Ahh jadi ini wanita penyihir itu. Katakan ramalan apa lagi yang kau dapat?" Sang seer memekik hebat, rambut panjangnya ditarik paksa. 

"Kalian semua...Kalian semua akan mati, tiada yang tersisa." Ucapnya pelan. 

"BAKAR PENYIHIR INI!" Lelaki bejad pun melempar wanita cantik, memerintahkan anak buahnya untuk dieksekusi.

"TIDAK! OKAASAN!!

"OKAASAN...!!!" 

"ASAHI!"

"Hamada-Kun?!"

"...."

"HAMADA-KUN!" 

Lelaki pemilik netra cantik itu akhirnya tersadar dari mimpi buruk. Beruntung, lelaki berperawakan lebih pendek cepat menyadarkan sebelum seluruh cerita kelam terputar kembali dengan setiap detailnya. Lelaki pemilik nama Hamada Asahi dengan cepat menghapus jejak air matanya sebelum menghadap pada lawan bicaranya. 

"Ada apa?" Tanyanya saat tubuhnya berbalik memperhatikan lelaki mungil dihadapannya. Lelaki yang menjadi temannya sejak bayi, Mashiho. 

"Mari ke ruang belajar, Kanemoto Sensei sudah menunggu." Ajaknya tidak lupa membungkuk hormat. Meskipun Asahi adalah temannya tetapi Asahi adalah anak ketua pack, saat ini ditambah menjadi Letnan. 

"Pelajaran apa hari ini?" Asahi berjalan mendahului Mashiho yang masih membungkuk. 

"Sama seperti kemarin, Bahasa Indonesia." 

Mendengar jawaban Mashiho, dirinya menghela napas. Asahi sampai sekarang belum mengerti kenapa mereka harus menuju negara itu sampai bersusah payah menghafal bahasanya. Bahkan ayahnya mengubah jadwal belajarnya menjadi lebih banyak Bahasa Indonesia. 

Entahlah bagaimana rupa negara yang sangat di damba banyak penjajah seperti negaranya, Nihon. 

"Semoga Indonesia dapat berdamai denganku." ㅡ Hamada Asahi

Next or Delete?

Author note :

Pack : sebuah kumpulan beberapa/banyak werewolf dengan Alpha terkuat sebagai pemimpinnya.

Mate : Pasangan hidup yang telah ditakdirkan untuk setiap warewolf.

Seer : Seseorang yang mampu melihat masa depan, meramal. Bukan penyihir tapi seringkali disangka penyihir.

Nihon : Sebutan lain bagi Negara Jepang.

Okaasan : Ibu

Sensei : Guru

Yameteo : Tidak, Jangan

Hanshite Kudasai : Tolong, Lepaskan

Halo, sanrise is back dengan cerita historical ft ABO Verse seperti janji dicerita sebelumnya bahwa vote terbanyak akan dibikinin cerita dulu, dan yang menang adalah kapal Jaesahi.

Karena cerita ini agak sensitif karena mengandung sejarah maka sebelum cerita ini dimulai aku mau menegaskan bahwa cerita ini hanya fiksi belaka, nggak ada sangkut pautnya dengan kejadian di masa lalu serta kehidupan para castnya. Aku cuma mengambil latar belakangnya aja, misalnya ada melencengnya dari cerita di masa lalu itu hanya kebutuhan alur cerita. Terima kasih atas pengertiannya. 

Sanrise

1942 / jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang