Bab 1. Never Coming Out

6.3K 305 65
                                    

Pagi itu, Jungkook duduk sendirian menghadap cendela kaca yang masih ditinggali oleh bekas titik-titik embun. Tidak biasanya ia begini, di waktu pagi biasanya Jungkook pergi olahraga dengan pasangannya. Namun kali ini berbeda, suasana hatinya sedang murung. Malam tadi ia menghabiskan malam dengan menonton siaran rohani ditemani Taehyung, ia tidak tahu jika efeknya masih membekas sampai sekarang.

Malam tadi keduanya mendengar khotbah lewat televisi yang ada di kamar mereka. Saling menggenggam tangan, padahal yang mereka nonton adalah acara keagamaan. Meskipun mereka menyusuri garis yang salah tetapi mereka tetap berusaha menjadi manusia yang baik di hadapan Tuhan.

Jungkook hanya diam setelah membaca artikel di ponselnya. Kembali merenung memperhatikan embun rintik-rintik di jendela kamarnya. Sekarang masih pukul tujuh, terlalu awal bagi seorang Jeon Jungkook untuk bangun di hari libur. Sementara Taehyung, pria itu masih tidur nyaman di balik selimut.

Pikirannya kembali terkunci dengan deretan kalimat tajam namun sakitnya yang dipaparkan artikel barusan memang benar, ia malah setuju. Tentang pernikahan sejenis, entahlah tiba-tiba Jungkook kepikiran dan iseng mencari lebih jauh.

"Di zaman sekarang, manusia merasa 'tidak peduli' dengan hidup orang lain. Selagi mereka tidak dirugikan maka orang itu bebas melakukan apa saja. Padahal dalam hidup sudah menjadi tugas bersama untuk menjaga norma kehidupan."

"Hewan saja tidak menyukai sesama jenis, lalu manusia yang diberi akal pikiran menyukai sesama jenis?"

"Manusia semakin kehilangan akal, berpakaian seksi seperti orang tak beragama. Pamer video mesum dengan pasangan sejenis."

"Dunia sekarat, banyak sekali perbuatan menjijikkan di mana-mana."

Ponselnya dibiarkan tergeletak begitu saja, nampaknya rentetan kalimat tajam itu memang berhasil membuat suasana hati Jungkook terlampau buruk. Melirik ke arah nakas untuk melihat jam weker tetapi tatapannya justru terkunci oleh satu kotak pengaman yang dibiarkan begitu saja. Jungkook menggeleng ketika teringat kelakuannya bersama Taehyung; meletakkan benda seperti itu sembarangan, kata Taehyung agar lebih mudah kalau sedang ingin.

Jungkook berjalan lalu duduk di pinggir kasur, tangannya meraih kotak berisi beberapa pengaman yang masih tersisa. Pernikahan mereka sudah berjalan satu tahun, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak mereka bercinta di rumah ini. Mengingatnya membuat Jungkook bersemu, malu tapi ada rasa bersalah juga.

Mereka mulai memperhatikan kesehatan satu sama lain. Termasuk dalam hal seks, Jungkook tidak terima kalau Taehyung menyentuhnya tanpa menggunakan pengaman, meskipun sama-sama tau gaya hidup masing-masing tetapi Jungkook wanti-wanti dengan bahaya akibat seks mereka.

Kotak itu disimpannya di dalam laci, aneh saja benda seperti ini terpampang di atas nakas. Pemuda manis itu kembali lagi pada tempat duduknya yang menghadap jendela, kembali merenung agaknya sampai Taehyung bangun nanti.

"Hei, sedang apa?"

"Eh?"

Suara berat yang selalu didengarnya itu tiba-tiba saja membuyarkan lamunannya. Jungkook terkesiap dengan atensi Taehyung yang langsung meletakkan kepala di atas pahanya. Taehyung memeluk perut rampingnya, menyibak baju tidur untuk melihat bekas luka yang sekarang sudah hilang.

"Selamat pagi, cintaku."

Sebuah kecupan didapatkan Jungkook

Taehyung tidak berubah, masih suka mencium perut Jungkook. Membuat hangat suasana hati si manis. Tetapi dalam waktu lebih dari satu tahun ini Jungkook justru berfikir lain, Taehyung menciumi perutnya lebih dari tiga kali dalam sehari. Pria itu tidak mengharapkan hal yang mustahil bukan? Entahlah, Jungkook tiba-tiba memikirkan keinginan masa lampau Taehyung.

ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang