Bab 11. Never Leave You Alone

2K 205 50
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya dengan sedikit kepayahan memasuki ruang istirahat Jimin. Mereka baru saja selesai latihan membaca skrip iklan, oleh sebab itu Taehyung berani meminta seks karena pemuda itu tahu bahwa mereka tidak memiliki agenda yang menguras tenaga.

Bagi Taehyung memang tidak masalah namun bagi Jungkook, selaku penerima, ia tetap merasakan keram pinggang dan sedikit sulit berjalan.

"Sumpah, kau seperti anak perawan yang baru menikah." Jimin langsung mengejek begitu melihat dengan jelas cara jalan Jungkook yang sedikit aneh.

Jungkook mendengus, lalu merebahkan tubuhnya di atas matras. "Kau belum pernah ditiduri kan hyung? Apalagi orangnya seperti Taehyung."

Sebuah benda jatuh tepat di sebelah Jungkook, anak itu melirik seketika, lantas tersenyum dan mengambil benda itu. Rupanya Jimin melemparkan vape milik Taehyung yang tertinggal di ruang istirahat ini.

"Kau mau Taehyung tidur denganku?"

"Ck, jangan mimpi," jawabnya sewot, kemudian memperbaiki posisi menjadi duduk sambil berusaha menggunakan vape milik Taehyung.

"Kau menggunakannya? Apa Taehyung tidak marah?"

Senyum Jungkook mengembang, lebih mirip seperti seringain. "Bahkan kami pernah merokok bersama, mabuk bersama, Taehyungie tidak marah kalau melakukan itu bersama, kecuali aku mabuk sendirian___ dia akan marah."

"Wah sahabatku itu lumayan posesif ya," ujar Jimin.

"Bukan, Dia justru memberi banyak kebebasan asalkan aku tau batasan. Kalau mabuk sendiri dia takut aku melakukan hal gila___ padahal dia tidak kuat minum."

"Dia memang payah kalau diajak minum."

"Benar, dia suka membuang alkohol kalau aku membeli terlalu banyak. Katanya tidak baik untuk ginjalku____ tapi aku suka Taehyungie yang perhatian seperti itu." Jelas Jungkook dengan senyum kengemang, ada rasa bangga di hatinya ketika mengatakan hal itu.

Jimin tidak akan lupa bagaimana seorang Kim Taehyung datang dari desa hingga tumbuh seperti saat ini. Mereka berjuang bersama, bahkan Taehyung lebih terbuka kepada Jimin ketimbang yang lain. Itulah mengapa Jimin sempat tidak suka dengan Jungkook, sebab dia tahu bagaimana keluarga Taehyung, cita-cita Taehyung, juga harapan orangtuanya.

Tetapi begitu Jimin melihat bagaimana hancurnya Taehyung ketika Jungkook sakit beberapa tahun lalu, rasanya ia seperti menutup mata akan ketulusan cinta Taehyung dan Jungkook.

Jimin yang sedari duduk lantas beranjak menghampiri Jungkook, keduanya kini duduk bersebelahan di atas matras. "Taehyung___ dia memang suka berbuat seenaknya. Tapi dia tahu bagaimana melindungi orang-orang kesayangannya. Aku kenal dia seperti apa___ dan kurasa sekarang kau juga sudah tahu bagaimana sifat Taehyung. Aku senang melihat dia yang sekarang, dia___ dia banyak tersenyum setelah kalian menikah."

Jungkook mengangguk, pandangannya menerawang ke atas. "Taehyungie banyak memberikan hidup untukku. Kadang aku merasa tidak pantas untuknya___ aku selalu mengira kalau cinta saja tak cukup membalas kehidupan yang sudah Taehyung berikan untukku."

"Jangan banyak memikirkan hal seperti itu, Taehyung bilang dia bahagia dengan pernikahan kalian."

Helaan nafas diiringi hembusan asap vape keluar dari mulut dan hidung Jungkook. "Ntahlah___ kadang aku takut dia pergi. Banyak gadis mencoba menarik perhatian Taehyungku, bahkan Bibinya berusaha melakukan itu juga. Aku takut jika kebahagiaan ini pergi, aku takut jika keluarga Taehyung berubah pikiran."

"Ayah dan Ibu Taehyung bukannya sayang sekali denganmu ya? Bahkan Taehyung bilang kalau Ibunya banyak memberi masukan untuk pernikahan kalian. Sedikit lucu__ bahkan Ibunya melarang Taehyung menyentuhmu terlalu sering, mertuamu itu sangat menjagamu. Jadi kenapa takut?"

ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang