"Hyungie, jam berapa kita berangkat nanti?" gumam Jungkook dengan suara serak dari balik selimut.
Taehyung lantas menyandarkan tubuhnya pada kepala kasur. Bagian depannya polos tanpa pakaian, sementara di bawah sana hanya memakai celana pendek. Wajahnya masih terlihat kacau dan mengantuk, tetapi di lain sisi masih ada kewajiban yang harus segera dilakukan.
Taehyung menyentuh permukaan kening pasangannya dengan ibu jari, mengusap beberapa kali sambil memainkan anak rambutnya. "Kita bisa berangkat pukul sepuluh, kalau masih ngantuk tidur saja."
Lantas Taehyung mulai beranjak dari kasur, berjalan pelan kemudian menunduk untuk memunguti pakaian mereka yang berserak di lantai. Pria itu dengan santai masuk ke ruang laundry, memasukkan pakaian kemudian ditanggal mandi.
Dari tempatnya terpejam, Jungkook melihat kesibukan pasangannya, berjalan dari ruang laundry ke kamar mandi, lalu ke ruang laundry lagi untuk membawa handuknya yang habis dipakai tadi. Jungkook tersenyum, begitu bahagia menjalin hubungan dengan pria seperti Taehyung.
Meskipun akhir-akhir ini Jungkook merasa tidak begitu nyaman dengan komentar negatif yang diujarkan oleh hatters. Entahlah, mereka senang sekali menjatuhkan mentalnya, mengatainya sumber ujaran kebencian terhadap Taehyung, terlalu intim dengan Taehyung, dan masih banyak lagi.
Jungkook merasa tertekan, dia menghadapi sendiri karena saat itu Taehyung tidak dekat di sisinya. Hampir gila menahan semuanya sendiri. Oleh sebab itu, ketika Taehyung pulang, Jungkook langsung menunjukkan kuasnya terhadap pria itu, ada kepuasan di hatinya setelah berhasil memonopoli Taehyung di ranjang, sekaligus mendoktrin bahwa Taehyung hanya miliknya.
"Sayang.... Kau melamun?"
Jungkook tersentak, tiba-tiba Taehyung masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan untuk sarapan mereka berdua. Pakaiannya sudah rapih, memakai kaos putih dengan celana pendek hitam. Rambutnya masih basah, bahkan masih acak-acakan.
"Astaga, kenapa harus dibawa ke sini? A-ku bisa jalan ke bawah."
Taehyung hanya tersenyum, di sana Jungkook sudah memperbaiki posisinya dengan menyandar pada kepala ranjang. Taehyung duduk di depannya sambil menyerahkan segelas susu.
"Aku bahkan bisa melakukannya sendiri."
Jungkook tak terima jika dirawat seperti bayi begini, mereka sudah sering tidur bersama, bangun dengan badan remuk redam juga sudah pernah Jungkook rasakan. Jadi, sedikit aneh saja Taehyung merawatnya seperti bayi begini.
"Jungkookie, I love you."
Jungkook yang sedang mengunyah sarapannya lantas menatap wajah Taehyung, tampan dan tulus. Senyumnya mendamaikan jiwa, seketika ada semburat merah muda di pipi Jungkook.
"Hei kenapa malu? Pipimu merah."
"Memangnya pria dewasa tidak boleh malu?"
Baiklah Taehyung mengalah, ia hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatannya untuk menyuapi pasangannya. Hari ini mereka mempunyai jadwal syuting iklan, sepertinya akan melelahkan, akibatnya Taehyung tak enak hati karena membuat Jungkook kepayahan di pagi hari.
.
.
."Jungkook, Noona harap kau bisa lebih profesional lagi. Ada banyak tanda merah di bahumu sampai perut juga. Apapun yang kau lakukan dengan kekasihmu, itu hakkmu, dan aku mengerti. Tetapi, tolong ingat pekerjaanmu, ini berbahaya."
Untuk sekian kalinya stylish Noona memperingatinya akan hal yang sama. Wanita itu selalu protes jika melihat tanda bekas percintaan di tubuh Jungkook, meskipun pada akhirnya tanda itu tidak akan terlihat karena tertutup pakaian.
![](https://img.wattpad.com/cover/258601362-288-k686450.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETED
Hayran KurguMereka sudah melewati perjalanan panjang dan akan mereka menutup kisah ini dengan kenangan manis. Kini mereka dapat menggenggam erat satu sama lain, Jungkook adalah kehidupan terbaik dari Tuhan bagi seorang Kim Taehyung. Dan Kim Taehyung adalah pers...