“Hei sayang…” ujar Taehyung yang masih dalam keadaan mengantuk, dipeluknya pinggang Jungkook erat sambil mengendusi leher sang terkasih. Jungkook sempat terkejut, lantas mengelus surai Taehyung dengan salah satu tangannya yang menganggur, sementara tangan satunya masih sibuk mengaduk masakan.
“Apa terasa pusing?” tanya Jungkook sedikit khawatir pasalnya Taehyung baru pergi tidur di waktu subuh karena malamnya pria itu berpesta dengan Jimin, sudah jelas minum beberapa gelas alkohol.
Jungkook baru selesai membersihkan kekacauan di ruang tengah, sementara Taehyung dan Jimin masih berada di antara sadar dan tidak sadar.
Setelah selesai menyiapkan tiga mangkuk sup rumput laut, Jungkook langsung bergegas untuk membangunkan Jimin yang sampai detik ini masih enggan beranjak dari tempat tidur.Dibukanya pintu kamar tamu beberapa senti, mencoba mengintip Jimin yang masih bergumul dengan selimut, bahkan AC masih menyala lumayan kencang padahal matahari di luar sana sudah meninggi.
“Jimin… jimin ssi?”
Tak ada jawaban
“Oh, kau masih tidur? Tidak ingin makan?”
“Jimin ssi… ah sialan mereka berdua memang menyusahkan. Baiklah terserah saja.”
Setelahnya Jungkook kembali menutup pintu, tak mencoba membangunkan Jimin lagi, tubuhnya sudah lelah karena harus membereskan rumah sendirian sejak pagi, belum lagi pakaian mereka yang dua hari belum dicuci. Jungkook menghela nafas kasar, berjalan sambil mengomel hingga sampai ke meja makan.
“Taehyungie harus mencari asisten rumah kalau begini, dahulu dia melakukan semua pekerjaanku, tapi sekarang dia membuatku seperti pembantu.”
Jungkook masih menggerutu, pun ketika duduk di meja makan wajahnya masih suram begitu melihat Taehyung yang masih menempel di meja makan.
Dihelanya nafas mencoba untuk mengontrol emosi, jujur saja rasanya ingin melempar sendok hingga berdentang ribut. “Sumpah aku cepat tua kalau begini, mencuci, memasak, menyapu, membuka tirai, semuanya aku.”
Taehyung jelas terganggu dengan suara Jungkook belum lagi pemuda itu makan sambil membanting sumpitnya dengan kasar pada mangkuk keramik, wajahnya mengembung, khas sekali seperti orang menahan kesal.
“Eh sayang? Sudah selesai?”
Jungkook tak menjawab, dia fokus menyuapkan makanannya masih dengan sumpit yang dibanting. Taehyung langsung menegakkan tubuhnya, mengambil makanan Jungkook dan mencoba menyuapi anak itu meskipun pasangannya itu sempat melotot tak terima.
“Kau pasti lelah, ayo buka mulutmu.”
Padahal Taehyung masih sedikit mengantuk, juga kepalanya masih pusing, tetapi semuanya haru ditahan karena merasa bersalah dengan Jungkook. Siang itu Taehyung menyuapi Jungkook makan sambil menyuap untuk dirinya sendiri.
“Jimin itu memang pemalas, jadi biarkan saja dia.” Tak lupa dia juga menghina sahabatnya sendiri demi menghibur suasana hati Jungkook.
Padahal beberapa jam kemudian Taehyung datang kembali kepada Jimin dan mengadu perihal kemarahan Jungkook.
“Jimin aku harus bagaimana?”
“Aku tidak tahu, aku belum menikah.”
“Ayo berfikir, Jim. Kami tidak seks sudah setengah bulan, aku rindu dan Jungkook sedang marah, kau tega denganku?”
“Tentu saja aku tega, selesaikan masalahmu sendiri.”
Taehyung langsung berdiri sambil memicingkan matanya menatap Jimin, “aku kadang ragu, kau ini sahabatku bukan sih?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETED
Fiksi PenggemarMereka sudah melewati perjalanan panjang dan akan mereka menutup kisah ini dengan kenangan manis. Kini mereka dapat menggenggam erat satu sama lain, Jungkook adalah kehidupan terbaik dari Tuhan bagi seorang Kim Taehyung. Dan Kim Taehyung adalah pers...