Bab 8. Apologize

1.7K 203 45
                                    

Jungkook terbangun pukul sepuluh pagi, kepalanya masih terasa berat, seketika ia teringat bahwa paginya memang selalu begini sejak dua Minggu terakhir. Mabuk sampai larut malam menjadi kebiasaan barunya, tanpa sadar kini ia merasa jauh dengan orang-orang di sekitarnya, terlebih Taehyung.

Tanpa pikir panjang dibawanya langkah kaki untuk turun dari kasur, seingatnya malam tadi Taehyung ada di sini, tetapi sekarang tinggal kekosongan di sebelahnya. Jungkook tak banyak berpikir, mungkin Taehyung memiliki aktivitas lain karena akan sangat membuang waktu menemaninya hingga pukul 10 pagi.

Dirinya melihat pantulan bayangan di cermin, pakainnya sudah berganti. Sudah pasti Taehyung yang mengambil andil untuk semua ini, hatinya menghangat, hidupnya sudah sempurna dengan kehadiran sosok pria penyayang seperti Taehyung, lantas mengapa mencari kebahagiaan lain di luar sana?

"Aku kurang bersyukur akhir-akhir ini, ya Tuhan."

Memang penyakit manusia seperti itu, setelah berbuat baru menyesal. Harusnya ini bukanlah sebuah alibi untuk memaklumi suatu kesalahan. Jungkook merasa kecewa dengan sikap kekanakannya, terlalu terlena dengan kebaikan Taehyung.

Anak itu hanya menggeleng pelan sambil berjalan keluar kamar, ingin mencari sang tuan rumah untuk bercerita kembali. Sebab, malam kemarin dirinya tidak dalam kondisi yang baik untuk bercerita. Ingat betul, malam itu ia hanya menangis sambil meminta maaf berulang kali.

Jungkook terduduk di meja makan, di hadapannya ada menu sarapan yang sudah disiapkan oleh kakak tertua mereka.

"Makanlah, kalau kau menolak Taehyung akan marah padaku."

Jungkook terkekeh lantas menarik supnya mendekat, "dia itu lebih mudah, jangan mau dimarahi."

"Kau ini masih saja bisa membuat lelucon, padahal malam tadi menangis seperti anak kecil."

Jungkook hendak menimpali lagi, tapi sang kakak justru menjulurkan tangan ke atas seolah menyuruhnya untuk diam.

"Jangan banyak bicara, makan yang benar. Setelah itu baru bicara lagi."

Ingatan Jungkook dibawa pada kenangan ketika dirinya makan malam bersama mertuanya. Taehyung bilang orang tuanya sangat menjunjung sopan santun, jadi ketika di meja makan tidak diperbolehkan bercerita. Rasa hangat itu sangat dirindukannya, setelah ini Jungkook janji akan memperbaiki semuanya.

Sarapan itu akhirnya tandas, hampir sepuluh menit sang kakak memerhatikan adik kecilnya makan. Sejujurnya Seokjin terbawa suasana, melihat Jungkook kecil mereka yang sudah tumbuh dewasa dan bahkan sudah menikah ini membuatnya terharu. Ingat betul bahwa dia pernah membenci hubungan kedua adiknya, tetapi lihatlah sekarang, dia menjadi sosok terdepan yang siap mendampingi kedua adiknya.

Menikah di usia muda memang bukan sebuah fenomena biasa, terlebih keduanya adalah idol, hampir seluruh penjuru Korea Selatan mengenal keduanya. Jelas tantangan mereka lebih besar, apalagi pernikahan mereka juga bukan pernikahan biasa. Keduanya sama-sama lelaki, cara keduanya bertindak juga sama; lebih menggunakan logika bukan hati.

Menjadi sosok termuda dan tercepat menikah kadang kala membuat sang kakak tak tega dengan adiknya. Pasti keduanya sering mendapat kesulitan, untung saja Taehyung adalah sosok yang dewasa dan bijak, namun kadang kala pemuda itu juga bisa kalah dengan pertahanannya. Di saat seperti itu, kehadiran kakak tertua dan rekan-rekan lain sangat diperlukan untuk menjadi penengah. Seperti malam kemarin, dimana Taehyung langsung menghubungi kedua kakaknya karena pemuda itu takut emosinya memperburuk suasana.

"Hyung, kau melamun?"

Seokjin terkesiap, kemudian tersenyum lembut menatap wajah adik kecilnya. "Aku hanya teringat perjalanan kalian. Melihatmu makan tadi seperti melihat Jungkook usia 16 tahun yang selalu semangat menunggu sarapan paginya. Dan sekarang, kau sudah besar, lebih besar dariku, ototmu ada di mana-mana, tetapi kau tetap adik kecilku."

ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang