Bab 2. Honey, I Miss You

2.9K 236 33
                                    

Dahulu ketika ditanya tentang tipe ideal, maka Taehyung secara gamblang menjabarkan bagaimana tipe pendamping idamannya. Tetapi itu dulu, nyatanya saat takdir membawanya pada sosok manis dari keluarga Jeon itu, lantas rentetan tipe idealnya ia abaikan semua. Baginya, Jungkook dengan segala kelebihan dan kekurangannya sudah cukup. Taehyung tidak pernah meminta Jungkook untuk memenuhi ekspektasinya.

Taehyung memang menyebutkan jika ia suka wanita yang dapat merawatnya. Tetapi saat ini ketika Jungkook berusaha untuk merawatnya, pria itu justru merasa tak senang. Dia merasa Jungkook tidak perlu repot-repot melakukan itu untuknya.

Ketika membuka mata pada pukul delapan, lagi-lagi Taehyung kehilangan sosok pasangan manisnya. Jujur Taehyung tidak suka melihat Jungkook bangun lebih awal hanya untuk menyiapkan sarapan, ia tahu sendiri jadwal mereka dan rasanya tidak etis jika membiarkan Jungkook bangun pagi hanya untuk mengurusnya.

Taehyung berjalan menuju dapur masih dengan pajama malamnya. Helaan nafas terdengar menghambur pada udara kala ia melihat sosok Jungkook yang tampak repot menghidangkan makanan di atas meja.

"Hai, selamat pagi tampanku. Ada menu sarapan sepesial untukmu."

Wajah Jungkook justru terlihat ceria, tidak lelah sama sekali. Anak itu melempar senyum pada pasangannya kemudian melanjutkan pekerjaan untuk menyiapkan dua gelas susu. Taehyung itu tidak suka kopi, dan Jungkook tidak begitu suka meminum teh di pagi hari, jadi keduanya sepakat untuk mengganti dengan susu.

Setelah selesai Jungkook langsung melepaskan celemeknya. Membawa dua gelas susu hangat untuk ia letakkan di atas meja bergabung dengan menu sarapan mereka. Hari ini ia memasak sup jamur yang dibuat seperti pasta lalu sebagai karbohidrat ia menambahkan potongan roti tawar, hanya bagian tengah karena Taehyung tidak menyukai bagian pinggirnya.

Jungkook langsung duduk di hadapan Taehyung, tersenyum manis meskipun sang dominan tampak tak senang. Sebenarnya Jungkook mengerti apa yang Taehyung pikirkan tetapi ia juga sudah memikirkannya lebih jauh dari Taehyung. Karena cepat atau lambat ia harus bisa mengurus pasangannya dengan tangan sendiri.

"Hyungie, aku minta maaf jika membuatmu khawatir. Tapi.... Aku baik-baik saja, jangan menatapku begitu."

Taehyung menggeleng, "dengar, apapun yang kau lakukan hyung akan dukung, tetapi jika harus mempertaruhkan waktu istirahatmu, maaf aku tidak bisa menerima itu."

"Aku mengerti, janji setelah ini hanya memasak makanan yang sederhana. Waktu 30 menit untuk menyiapkan sarapan apakah diperbolehkan?"

"Sebenarnya tidak masalah kalau kita sarapan di kafetaria perusahaan. Tidak perlu repot-repot lagi di pagi hari," imbuh Taehyung yang masih tidak setuju dengan penawaran Jungkook.

"Rasanya menyenangkan melihat hyungie memuji masakanku, tolong jangan larangan aku ya?"

Taehyung akhirnya sadar dengan sikapnya yang terlalu protektif. Biar bagaimanapun Jungkook sudah berusaha menyengakan hatinya, meskipun ia tak tega melihat anak itu berkutat di dapur. Ditambah Jungkook sangat menyukai dapur dan memasak, hatinya mulai luluh.

"Janji tidak lebih dari 30 menit? Apakah sanggup?" Jungkook mengangguk girang.

Pada akhirnya Taehyung memang tidak pernah tega melihat wajah sedih pasangannya. Pagi itu mereka sarapan dengan damai, pagi mereka selalu menyengakan, sarapan yang enak dan saling berbicara dengan manisnya.

Setelah sarapan Taehyung ikut membantu Jungkook membersihkan meja makan, tak sampai di situ ia juga ikut membantu mencuci piring. Berdiri bersebelahan membantu satu sama lain menyelesaikan pekerjaan pagi. Keran air sudah dimatikan disusul dengan pelukan hangat yang Jungkook berikan untuk Taehyungnya.

"Hyungie, terimakasih sudah menerima masakanku."

Taehyung terkekeh pelan, ia lantas melepaskan pelukan mereka agar dapat melihat wajah manisnya. Tatapan matanya tidak pernah bosan untuk memuja keindahan pasangannya, si manis berwajah putih dengan bibir merah muda, pipinya berisi, lucu sekali ketika banyak berbicara. Belum lagi rambutnya yang sengaja dipanjangkan, Taehyung sampai bingung kenapa Jungkook bisa seindah ini.

"Sup tadi sangat enak, terima kasih untukmu juga, pretty?"

Jungkook tersipu, dengan posisi saling berhadapan begini membuatnya gugup. Tatapan Taehyung seolah menerbangkannya begitu tinggi. Seiring dengan senyum manisnya Jungkook lebih mendekat untuk meraih dagu Taehyung. Tersenyum jahil karena Taehyung langsung menarik pinggangnya.

"Aku mencintaimu, selamat pagi tampanku."

Setelah itu tidak ada pembicaraan apapun kerena bibir keduanya sudah menyatu. Ciuman itu berhasil membuat Jungkook kepayahan, kedua tangannya langsung menyampir pada leher Taehyung seiring dengan lututnya yang melemas.

Ketika di pagi hari Taehyung tidak berani untuk bermain di area leher Jungkook, sangat riskan karena kulit Jungkook sangat sensitif. Maka yang menjadi sasaran adalah bibir merah muda Jungkook. Taehyung sangat suka tahi lalat di bawah bibir itu, titik hitam yang selalu menariknya untuk mencumbui bibir sang tuan.


To be continued....

ENDED UP | AFTER MARRIAGE [TAEKOOK] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang