Part 1

16.5K 1.2K 47
                                    

Di sekolah menengah atas Harapan Bangsa seorang siswa pria dengan wajah tampan dan badan yang tinggi menjulang berjalan ke ruang guru sebelum pelajaran dimulai. Memakai baju putih abu-abu yang membuat siswa tersebut terlihat semakin tampan di usia remajanya.

"Selamat pagi Ibu Rafaila," salam Sahityo Adiwilga melihat kedua guru wanita yang sedang mengobrol di meja kerjanya.

"Selamat pagi Tyo." Rafaila tersenyum melihat muridnya yang tidak datang terlambat akhir-akhir ini.

"Wah, tumben neh Tyo, biasanya terlambat terus?ada angin apa, neh?" tanya Kania yang meledeki Sahityo.

"Yah Ibu, aku telat salah, enggak telat juga salah," rajuk Sahityo yang berdiri di depan meja Rafaila.

"Pasti cari Ibu Reni ya? Tuh Bu Reni," tujuk Rafaila yang melihat wanita yang sedang hamil besar masuk ke dalam ruang guru.

Sahityo mendekati meja Reni saat wanita hamil itu sudah duduk. Reni mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan kotak bekal yang diterima Sahityo. Reni mengucapkan sesuatu dengan suara yang kecil dan menepuk lembut tangan sahityo. Sahityo hanya menganggukan kepalanya dan pamit untuk kembali ke dalam kelas. Sahityo menganggukan kepalanya ke arah Rafaila dan Kania.

"Ibu Reni sekarang Sahityo enggak pernah telat lagi ya?" tanya Kania.

"Iya, Bu. Aku rajin teleponin tuh anak di jam lima pagi biar enggak telat," ujar Reni sambil mengusap perutnya.

"Emangnya di rumah enggak ada yang bangunin?" sahut Rafaila.

"Udah di bangunin sama Bibi yang kerja di rumah tapi anaknya aja yang susah bangun," keluh Reni.

"Ibunya ke mana?" tanya Rafaila.

"Loh, Bu Afa enggak tahu?" tanya Kania kaget.

Rafaila hanya menggelengkan kepalanya dengan kebingungan melihat bergantian antara Kania dan Reni.

"Ibunya Sahityo sudah bercerai dari ayahnya sejak Sahityo kecil Bu," terang Kania sambil tangannya membereskan buku-buku yang berserakkan di meja.

"Bercerai kenapa Bu Kan?"

"Nah, itu yang enggak aku tahu, Bu. Bercerai kenapa Bu Ren?"

"Biasalah, demi karir Bu, 'kan Ibunya model."

"Model yang mana Bu Ren? Terkenal ya?" tanya Kania yang penasaran.

"Iya terkenal Bu, Masa enggak tahu Rianti Adiwilga Bu?"

"Enggak tahu," jawab Rafaila dan Kania berbarengan.

Reni tertawa mendengar kekompakan Kania dan Rafaila menjawab.

"Dulu Rianti Adiwilga memulai karirnya dari ajang lomba antar daerah terus menang. Setelah menang Rianti dapat tawaran menjadi model-model Brand terkenal yang ada di indonesia," jelas Reni.

"Mungkin kalau aku lihat fotonya, aku akan ingat," ringis Rafaila yang tidak terlalu mengikuti perkembangan artis ataupun model di indonesia.

"Sama aku juga enggak tahu, Bu," sahut Kania yang tertawa.

"Coba nanti buka Google, bisa di lihat siapa yang namanya Rianti Adiwilga, Bu," jelas Reni.

"Iya nanti deh, Bu," jawab Rafaila yang di angguki Kania.

Terdengar suara bel yang menandakan jam pelajaran akan dimulai.

Kania dan Rafaila bersiap-siap untuk masuk ke kelas masing-masing. Rafaila dan Kania berjalan berdampingan dan mereka berpisah di lorong kelas karena Rafaila harus naik ke lantai atas.

*********

Di kelas 10 IPS 1 Rafaila baru saja selesai memberikan materi dan tugas untuk dikerjakan karena Rafaila tidak bisa menahan ingin buang air kecil.

"Ibu mau ke kamar mandi dulu ya Nak, kerjain yang bener!" perintah Rafaila dengan tegas sambil berjalan ke pintu.

"Iyaa, Ibu!" jawab mereka serempak.

"Yang lama, Bu!" celetuk salah satu murid.

Rafaila berdecak dan membesarkan matanya yang kecil ke arah anak-anak muridnya. Sehingga menimbulkan tawa serempak.

Setelah menutup pintu kelas, Rafaila berjalan ke arah kamar mandi khusus guru. Mendekati arah meja piket,  langkah Rafaila melambat melihat anak kelas 11 IPS sedang berkumpul dan terdengar mereka sedang tertawa. Rasa penasaran membuat Rafaila semakin mendekat dan matanya terbelalak kaget.

"Siapa yang menumpuk kursi dan meja di meja piket?" teriak Rafaila marah dengan kedua tangan ada di pingang rampingnya.

Mereka semua langsung terdiam dan menunduk takut. Sekali lagi wanita yang sedang memakai kemeja pink dan mengikat rambut panjangnya bertanya, "Siapa?"

Salah satu anak perempuan yang berdiri di depan menjawab, "Tyo, Bu." jari telunjuk anak perempuan itu menunjuk Sahityo yang berdiri di paling belakang Rafaila bersama kedua teman sekelasnya.

Rafaila langsung membalikkan badannya dan melihat Sahityo yang meringgis kecil dan menggaruk rambutnya yang tidak merasa gatal.

Ya tuhan, kenapa ini anak senang banget bikin ulah sih?

Rafaila merasakan kepalanya yang berdenyut sakit akan tingkah ajaib Sahityo.

"Sini kamu, Nak," panggil  Rafaila melambaikan tangannya meminta Sahityo mendekat.

"Iya, Bu."

"Ini ulah kamu, Nak?"

"Bukan Bu, kata siapa?"

"Itu kata teman-teman kamu?"

"Bukan Bu, fitnah itu."

"Terus emangnya itu bangku sama meja bisa jalan sendiri?"

"Bisa aja sih, Bu," ringgis Sahityo yang tiba-tiba merasa merinding membayangkannya.

"Kamu ditanya ngeles mulu kaya bajai," cibir Rafaila yang merasa kesal "Kamu Bintang, coba panggil Ibu Tanti kasih tahu anaknya mau bikin surat cinta lagi," lanjut Rafaila yang menujuk anak laki-laki yang ada di belakang Sahityo dan dijawab anggukkan kepala.

"Yah, jangan dong Bu, kasian nanti Nenek saya datang ke sekolah terus," rajuk Sahityo memelas.

"Makanya jangan bikin ulah terus kamu."

Tidak lama terdengar suara Tanti yang berjalan ke arah mereka. Rafaila menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan membubarkan anak-anak yang dari tadi berkumpul.

"Ya allah, anak Ibu yang ganteng, kok, bikin ulah terus sih Nak?" tanya Tanti.

"Enggak, kok. Bukan saya Bu," kilah Sahityo.

Tanti membawa Sahityo dan kedua temannya ke ruang BK karena yakin mereka juga terlibat. Rafaila kembali berjalan ke tujuan awalnya dan masih terdengar omelan Tanti kepada Sahityo dan teman-temannya.

Rafaila tidak habis pikir dengan Sahityo yang mempunyai kelakuan sungguh ajaib.

Kok, mirip sama dia sih? Gimana ya, kabarnya itu orang?

Tanpa sadar Rafaila mengingat seseorang yang dulu pernah menjadi pacar pertamanya. Rafaila mengeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan masa lalu yang tidak mau diingat lagi.

🌷🌷🌷

🌷🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jgn lupa tingalkan 👣👣 kalian dengan klik  ⭐ sbg bntuk dukungan buat aku..

Maksih...

Republis, Jakarta, 19 Januari 2023

~Cindy Arfandani~

Kesandung Cinta Duda ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang