Part 6

11.2K 958 45
                                    

Hai...
Jadwal aku update 1 mnggu 2x yaa...
Jd tungguin aja...🙈🤭

Happy reading...

.

.

🌷🌷🌷

Tangan Rafaila sudah terangkat ingin mengetuk pintu yang ada di depannya. Namun, tiba-tiba saja pintu itu terlebih dahulu terbuka lebar. Mata kecil Rafaila membesar melihat siapa yang sedang berdiri di depannya.

"Ila?" bisik Satria terkejut melihat wanita yang selalu dalam pikirannya ada di depan rumahnya sepagi ini.

"Selamat pagi, Pak. Saya ke sini atas permintaan Sahityo agar menjemputnya ke sekolah," jawab Rafaila formal, bibirnya melengkungkan senyum terpaksa. Ia juga menundukan wajahnya agar tidak menghitung ada berapa roti sobek milik Satria karena pria itu tidak mengunakan baju hanya celana panjang yang mengantung indah di pinggul seksihnya.

"Oh, selamat pagi, ada apa Ila?"

"Saya mau menjemput Tyo, Pak."

"Masuk-lah saya akan panggilan Tyo dan sekalian saya pakai baju dulu, tadi saya habis berolah raga," terang Satria tanpa ditanya. Ia tahu kalau rafaila tidak mau melihatnya karena malu. Sudah bisa di tebak dari rona wajahnya yang memerah.

Satria melebarkan pintu rumahnya dan mempersilahkan Rafaila untuk masuk. Ia bingung kenapa Sahityo meminta Rafaila untuk menjemputnya. Karena biasanya Sahityo tidak pernah datang terlambat ke sekolah.

"Silakan duduk, Ila, buat senyaman kamu aja." Satria mempersilakan Rafaila duduk dan memberikannya senyum manis. Ia masuk ke arah dapur untuk meminta tolong asisten rumah tangganya untuk memberitahukan Sahityo akan ke datangan Rafaila. Ia kembali masuk ke kamar mengambil kaus dan mencuci wajahnya.

"Terima kasih, Pak," jawab Rafaila formal setelah Satria kembali menemaninya dan meletakkan segelas teh hangat. Ia duduk di ruang tamu dengan mata yang melihat sekeliling ruang tamu yang sangat mewah. Dengan adanya lampu kristal besar yang tergantung di atas ruang tamu dan guci-guci besar yang indah terlihat sangat mahal. Terdapat beberapa foto Satria dengan keluarganya. Ia juga melihat foto pernikahan Satria dengan mantan istrinya. Masih terpanjang di dinding dekat foto Sahityo yang terlihat masih bayi.

Melihat foto pernikahan Satria. Ia bisa menebak kalau Satria menikah tidak lama putus darinya. Rafaila tanpa sadar tersenyum tipis.

Satria yang melihat Rafailah mengamati sekeliling ruang tamunya hanya diam memperhatikan Rafaila lekat. Ia tahu sejak Rafaila melihat foto pernikahannya dulu dengan sangat lama. Ia pasti menebak-nebak kapan kira-kira Satria menikah. Terlihat dari dahi Rafaila yang mengkerut dan tersenyum tipis.

"Ila, ada yang mau a---," ucapan Satrio terputus dengan kedatangan asisten rumah tangganya.

"Pak, sarapannya sudah siap."

Rafaila menoleh melihat asisten rumah tangga wanita paruh baya yang baru saja datang. Ia melirik Satria yang tadi mau berbicara sesuatu.

"Kita sarapan dulu, sambil menunggu Sahityo turun dari kamarnya," ajak Satria yang sudah berdiri menunggu Rafaila mengikutinya.

Mulut Rafaila baru terbuka ingin menolak ajakan Satria terhenti mendengar suara gaduh dari Sahityo yang turun dari tangga terburu-buru.

"Maaf, Bu, aku enggak telat kan?" tanya Sahityo dengan nafas yang memburu karena berlari turun.

"Enggak, Nak, ini bekal yang kamu minta," tunjuk Rafaila ke tas bekal berwarna biru sama dengan tempat makannya.

"Rasanya dijamin enak enggak, Bu?" tanya Sahityo tidak yakin dengan masakan Rafaila. Menurutnya wanita yang belum menikah masakannya harus di curigai karena belum tentu rasanya enak.

Kesandung Cinta Duda ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang